16

816 71 2
                                    

Hari yang sepi di istana, membuat Seiya ingin berjalan keluar istana.

Wajah sedihnya, sembari melepaskan pakaiannya, ia mandi di danau yang ada air terjun dingin di awal musim dingin, sangat cocok mendinginkan kepalanya.

Sudah cukup lama, ia tak berjalan ke bagian hutan terlarang. Namun tidak berarti ia melupakannya.

.
.
.
Kulit putih pucat seperti sang ayah, namun rambut dan matanya mirip sang Oto-san,  walau kedua matanya berwarna delima, tidak seperti kakak dan Oto-sannya yang heterokrom.

Hari semakin sore, dan udarapun mulai terasa dingin, Seiya pun berniat pulang.

"Kau sudah selesai? Aka" ucap seseorang yang sangat Seiya kenal.

"Eh?" Seiya yang mencoba menutupi tubuhnya cukup terkejut siapa yang datang.

"Eh, kenapa buru buru AKA?" ucap Shuu dengan penuh penekanan, ia melangkah mendekat, namun setiap selangkah ia mendekat, Seiya selangkah mundur.

"Kenapa?" ucap Seiya.

"Aka? Kau bisa bicara? Bukannya kau BISU!?" ucap Shuu seperti mengejek.

"Tolong jangan mendekat" ucap Seiya semakin menjauh.

Namun secepat Ware Tiger, Shuu menarik Seiya dari dalam air, dan menariknya keluar dengan kasar hingga berada dalam pelukannya, dengan baju Seiya yang setengah terpakai sebagai pembatas.

"Kenapa Aka!? Kenapa kau MENJAUH!?" ucap Shuu memeluk erat Seiya agar tidak menjauh.

". . ." Seiya gemetaran, tubuhnya sangat dingin dan tak tahu, apa yang harus ia lakukan.

"Aku memaksa mereka mengatakan, siapa yang merawat ku selama ini!

Dan kau tahu apa yang mereka katakan, AKASHI SEIYA!! Bukankah itu lucu?"

"Ma-"ucap Seiya dengan gemetaran, dan mata mulai berkaca kaca karena ketakutan.

"BUKAN MAAF YANG INGIN KU DENGAR!!!

YANG INGIN AKU TAHU, KENAPA KAU MENOLONGKU!?

APA KAU KASIHAN PADAKU?

PENYEBAB MATAKU BUTA ADALAH KAU!!" bentak Shuu.

"Aku yang membuatmu tak bisa melihat, jadi setidaknya aku harus meminta maaf-"

"Seiya? Apa yang-" ucap pria dewasa berambut Violet, yang muncul entah dari mana.

"Murasakibara no oji-san" ucap Seiya menatap dengan air mata.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA SEIYA!!!?" ucap Murasakibara tampak marah, memandang ke arah Shuu.

Murasakibara langsung menyerang Shuu dengan pukulannya yang keras, namun Shuu langsung menghindarinya.

"Kau baik baik saja Seiya-kun?" ucap Murasakibara menolong Seiya berpakaian, sedang Shuu di acuhkan.

"Gomennasai, jii-san" lalu belum selesai ia berpakaian, Seiya sudah tak sadarkan diri.

"AKA? SEIYA!?" ucap Murasakibara dan Shuu secara bersamaan.

"Selangkah kau mendekat lagi, maka berharaplah tulangmu masih pada tempatnya, anak muda!?" ucap Murasakibari menatap tajam Shuu.

.
.
.
Hari tlah menjadi malam dan Seiyapun mulai membuka matanya, mendapati dirinya sudah berada di kamar miliknya.

"Kau sudah bangun, Seiya?" Shuu lah yang menyapanya.

"K-!!!?"Seiya hendak berteriak namun secepat kilat, Shuu membekam mulut Seiya dengan tangan.

"Diam lah, jangan berteriak! Aku kesini hanya ingin berbicara denganmu!"

'????' Shuupun membuka tangannya.

"Berbicara?" Seiya terjerat heran, dia datang berteriak, menstalking sampai ke kamarnya dan dia bilang hanya ingin berbicara?

"Kenapa kau menolongku?
Kenapa kau tidak marah padaku?
Kenapa kau berbuat baik padaku?
Aku terus memikirkannya, sampai kepalaku sakit!
Dan aku masih tak tahu mengapa!?" ucap Shuu memegang kepalanya.

"Kau memikirkan ku????" Seiya tiba tiba blush.

"KE-KENAPA KAU JADI BLUSHING!??"ucap Shuu ikutan malu.

"Ah, iie. Hanya saja ini kali pertama, ada orang lain mengatakan hal itu padaku"ucap Seiya menunduk sedang Shuu masih berada di sisi kasur dengan jarak yang cukup dekat dengannya.

"Sudahlah, aku kesini hanya untuk memberikan ini padamu" ucap Shuu mengeluarkan kantuk kain bermotif naga dengan benang perak.

"Ini? (Seiya membuka kantung itu perlahan dan-)

Castela?

Kau membuatnya?" ucap Seiya terkejut.

"Tentu saja tidak. Aku ke dunia manusia untuk membelinya"ucap Shuu.

"Ke dunia manusia?"

"Sudah cukup lama aku tak ke dunia manusia, tak ku sangka dunia mereka sudah sangat berbeda dari yang terakhir ku ingat" ucap Shuu tersenyum.

"Eh?" Seiya kembali blush.

"Ke-kenapa kau kembali blushing!?" Shuu jadi ikut malu.

"Ah, iie. Terimakasih sudah repot repot ke dunia manusia, hanya untuk membelikan ku castela" ucap Seiya.

"Ya, aku tak bisa membuatnya, seperti mu. Ja-"

"Arigatou" ucap Seiya tersenyum sangat manis, namun entah apa yang terjadi melihat senyuman Seiya tiba tiba tubuh Shuu bergerak sendiri dan-

"Empph!!?" bibir Shuu menyentuh cepat, Seiya sangat terkejut hingga tak dapat merespon apapun.

Shuu sendiripun sama terkejut nya, dengan apa yang ia lakukan.

"Cukup sampai di situ, nodayo" ucap Midorima tampak datang, dengan santai.

"Eh!?" Shuu mulai tampak panik, begitu juga Seiya.

"Midorima no Oji-san?" Seiya terkejut, dengan wajah merah padam.

"Seiya harus minum obat, jadi tolong hentikan dulu, nodayo" ucap Midorima membenarkan kacamatanya, dan kedua sejoli di depan menjadi sangat amat malu.

TBC


Reinkarnasi [Vampir]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang