Badanku lelah seperti orang yang baru selesai lari 100 putaran di Gelora Bung Karno. Huh, aku bangun dan mengulet.
"hoam"
Ku buka mataku lalu aku terkejur melihat sekeliling. Aku terkejut dan berdiri,
"ini kamar lama!"
Aku begitu takjub dan berlarin kesana kemari, aku buka laci yang penuh kertas tidak jelas, lalu ku buka lemari bajuku yang masih tergantung seragam SMP.
Apa artinya aku sudah....?. Aku pun berbalik dan melihat ke ranjang.
"Aaaaaa Indira Remaja!"
Aku naik pelan - pelan lalu aku pandangi wajahnya dari dekat. Ya ampun, ini aku yang dulu. Ck, benar ya buluk.
"tenang Indira! Aku akan buat kamu jadi Primadona! Dan aku akan jauhkan kamu dari Pria yang bernama Jaeson itu!"
Aku berbaring lagi lalu ku peluk diriku. Diriku saat masih berusia 13 tahun.
***
INDIRA (Remaja)
Hai,
Namaku Indira Shanti Dewi, usiaku 13 tahun. Aku duduk di bangku kelas 8 saat ini. Aku di lahirkan sebagai anak dari keluarga biasa. Ayahku seorang buruh pabrik lalu Ibu sebagai Ibu Rumah tangga. Aku anak pertama dan anak satu - satunya."Dira, sarapan dulu nak"
"iya Bu"
Setiap pagi sebelum berangkat meninggalkan rumah kami selalu membiasakan sarapan bersama. Biarpun makanan kami sederhana tapi kalau di makan bersama rasanya enak.
Aku pun ke bawah dengan membawa tasku, lalu diriku sudah berpakain lengkap dengan sepatunya. Aku pun segera menyusul ke meja makan bersama ibu dan Bapak.
"Elza jemput kamu hari ini?", tanya ibu sambil memberiku sepiring nasi goreng.
"iya bu"
"Belajar yang giat ya, dengarkan guru baik - baik", pesan ayah padaku.
"iya yah"
Selesai sarapan, Suara pun terdengar jelas di telingaku.
"Dira, ayok sekolah"
"iya sebentar"
Aku pun meneguk susuku, lalu bersiap dengan tasku. Aku bangkit dan menyalimi ayah dan Ibu.
"Dira berangkat ya bu, yah"
"hati - hati"
Aku keluar bersama sepedaku, lalu aku gowes beiringan dengan Elza.
"Dir, lu udah belajar IPS?"
"udah dong"
"ada ulangan! Eh pelajaran pertama pula"
"semangat ya"
"ck enak ya jadi kamu punya mood belajar"
Setiap hari kami selalu berangkat bersama ke sekolah, entah dengan sepeda, angkot atau jalan kaki karena memang jarak sekolah tidak terlalu jauh dengan rumah kami.
Kami pun sampai di sekolah, kami parkirkan sepeda lalu berjalan bersama menelusuri koridor.
"Pagi Elza", sapa salah satu murid laki - laki pada Elza.
Elza adalah anak yang cantik. Banyak yang menyukainya di sekolah, dia itu termasuk populer tapi dia tidak sombong. Berbeda dengan anak cantik lainnya yang sukanya bergaul dengan anak cantik, dia malah jadi temanku sejak kelas 1.
Bukkk
Aku tidak sengaja menabrak salah satu murid di sana.
"jalan yang benar dong! Buluk dasar! Item! Dekil!", ejeknya lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMENSI (SELESAI)
Romance"Bodoh Indira! ngapain kamu nunggu laki - laki itu sampai tidak kawin!" iya itu lah aku, aku jatuh cinta pada seorang pria hingga buta. sampai aku menunggunya tanpa tahu kapan dia akan datang. iya dia datang, tapi malah memberikan undangan pernikaha...