INDIRA (REMAJA)
Akhir - akhir ini Jaeson seperti sangat sibuk. Dia pulang sekolah lebih dulu tanpa menungguku. Dia juga sering tidak membalas pesanku. Bahkan dia lebih cuek. Dan tante itu juga tidak muncul dari sejak dia mengambek.
"Ra", tegur Elza
"eh kenapa?"
"kok lu bengong?"
"gapapa"
Aku dan Elza sedang duduk di kantin, mataku memang sedang berkeliaran mencari Jaeson. Akhir - akhir ini dia juga jarang datang ke kantin, kadang tak terlihat juga di perpus.
Lama mataku berkelana, aku menemukan Jaeson yang seperti tergesa - gesa berlari menuju taman belakang sekolah. Tidak ingin membuang waktu aku pun segera mengejarnya."Ra, lu mau kemana?", ujar Elza keheranan.
"sebentar"
Aku pun berlari mengikuti Jaeson dari belakang. Aku menjaga jarak darinya. Sepertinya ada yang akan dia temui.
Aku berdiri di balik sebuah pohon yang besar, dengan mata yang berkaca - kaca aku melihat Jaeson memeluk seorang perempuan.
"Tante Indira"
Aku pun merasa remuk dan berbalik
pergi.***
INDIRA (DEWASA)
Siang itu, Jaeson berlari mendatangiku di taman belakang. Dia berlari lalu memelukku dengan air mata. Katanya dia muak dengan kelakuan Mamanya yang begitu sadis dan jahat.
"Mama, mau bunuh Bryan!. Dia sewa pembunuh bayaran. Aku muak tante, aku muak dengan semua kejahatan Mama"
"apa? Kapan? Kita harus selamatkan Bryan!"
"sebentar Tante biar aku menuangkan emosiku dulu"
Aku tidak bisa berkata apapun, aku hanya pasrah dia berada di dalam pelukkan sambil aku mengusap - usap punggungnya. Haduh begini banget hidup di kelilingi oleh anak ABG.
Dia menangis lama sekali lalu kami duduk di bawah pohon dengan Dia yang masih membasuh sisa - sisa air matanya.
"kita harus buat rencana", ujarnya
"tentu lah. Bryan harus selamat"
Dia memandangiku dengan tatapan yang dalam, sangat mengamatiku, aku jadi salah tingkah. Jangan sampai aku terjerumus dalam perasaan rumit anak ABG nih! Harus fokus sama Bryan.
"ehem, gue mau nyamperin Indira"
Aku pun berbalik, berjalan meninggalkannya tanpa menoleh.
Aku pun pergi ke kelas untuk menengok Indira, begitu sampai di sampingnya."hai"
Dia malah memalingkan wajah menghindariku dengan wajah yang masam. Lah ini anak kenapa?. Aku pun terus mengejarnya, hingga saat pulang sekolah aku berlarian mengejarnya dengan langkah yang begitu cepat.
"Indira! Tunggu!"
Dia masih saja berjalan dengan langkah yang begitu cepat. Aku pun tak menyerah untuk terus mengejarnya.
"heh anak ABG! Kenapa sih lu?"
Dia tidak mempedulikan teguran ku, tetap berjalan tanpa menoleh ke belakang.
"eh tung...
Tiba - tiba saja aku ingin terjatuh tapi
Hap...Tangan Jaeson menangkapku, aku pun agak terkejut. Ku lirik Indira pun berhenti dan melihat kami dengan lirikkan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMENSI (SELESAI)
Romantik"Bodoh Indira! ngapain kamu nunggu laki - laki itu sampai tidak kawin!" iya itu lah aku, aku jatuh cinta pada seorang pria hingga buta. sampai aku menunggunya tanpa tahu kapan dia akan datang. iya dia datang, tapi malah memberikan undangan pernikaha...