PERUBAHAN

231 14 7
                                    

INDIRA (REMAJA)

Tante Indira, yang katanya diriku di masa depan. Dia datang dengan membawa banyak perubahan. Dia memberikan semua perlangkapan yang ada di dalam kotak ajaibnya padaku.

"hei"

Kedatangannya itu selalu saja tiba - tiba, iyalah dia kan gaib.

"tante itu bikin kaget, kalau ada orang lain dia pasti ngira aku gila"

Dia duduk di sampingku. Ya seperti biasa, setiap dia ikut ke sekolah dia akan pakai Style seragam sekolah yang sama denganku, dengan bandana yang terus berganti, anggun dan wajah yang bersinar dan cantik. Oya sekarang kami ada di perpus. Aku sedang melanjutkan membaca buku yang belum selesai aku baca kemarin. Sengaja aku ambil meja paling belakang, pojok, yang sepi orang agar aku bisa berbicara dengan Tante ini.

"enggak ada si Jae kan disini?", tanya Tante Indira.

Jaeson maksudnya? Kok dia tahu? Oh iya lupa dia ini kan aku. Aku jadi penasaran apa Jae ada di saat aku dewasa.

"Tante, aku boleh tanya sesuatu?"

"apa?"

"Apa Jae ada di sana?"

"sana mana?"

"di saat aku dewasa nanti"

Tante itu pun terdiam, melirik kanan - kiri seperti sedang memikirkan sesuatu.

"ehm masih ada", jawabnya meragu.

"lalu?"

"lalu apa?"

"lalu aku dan dia?"

Dia diam lagi, lalu mengetukkan jemarinya di atas meja.

"ah sudahlah tidak usah pikirkan dia!. Kamu tahu gak, saat kamu dewasa nanti akan ada CEO yang kaya dan tampan yang akan jadi suami kamu. Pokoknya Jaeson itu lewat! Bahkan ya pacar kamu itu atasannya Jaeson!, jadi misi aku kesini juga untuk membuat Jaeson jatuh cinta ke kamu, tapi kamu tidak"

"tapi kan Tante, aku suka sama Jaeson"

"jangan! Ingat! Jangan! Itu hanya akan buang waktu!. Kamu harus memikirkan sesuatu untuk membuat kamu semakin gemilang. Ingat ya akan ada laki - laki yang jauh lebih hebat dari Jaeson nanti"

Aku diam sambil takjub dengan gaya bicaranya yang begitu berwibawa, tertata bahkan saat kesal pun dia masih terlihat cantik. Aku masih tidak percaya kalau nanti aku akan seperti dia.

"udah ah aku mau keluar dulu"

"tante enggak baca buku?"

"haduh Indira, otak aku udah penuh dengan buku"

"bukannya aku itu suka baca buku"

"setiap orang akan berubah Indira. Tapi tenang, kamu akan tetap cerdas meski kebiasaan mu membaca buku berkurang. Okey"

Lagi - lagi dia menghilang secara gaib hanya dengan menjentikkan jari. Lalu aku kembali fokus ke buku ku.

****

INDIRA (DEWASA)

"Kamu tahu gak, saat kamu dewasa nanti akan ada CEO yang kaya dan tampan yang akan jadi suami kamu"

Mana ada Indira? Mana ada!. Bodoh! Bohongku terlalu berlebihan!. Yang ada kenyataannya aku tetap menjomblo sampai umur kepala 3 karena Jaeson itu. Apa aku remaja akan percaya begitu saja. Ahhh Indira bodoh, betapa bodohnya aku sampai memberikan harapan kosong untuk diriku sendiri!, konyol Indira! Konyol!.

Aku duduk di bangku di dekat taman sekolah, tak henti aku terus memukul pelan pelipisku. Duh aku tadi keterlaluan sekali sih.

"woy!"

DIMENSI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang