BERURUSAN DENGAN MASA KINI

125 12 0
                                    

Aku duduk termenung di kamar rumah sakit, masih menimbang niatku untuk menemui Jaeson. Ah aku lupa pula kapan hari pernikahannya, eh kapan ya?. Malah aku sudah berjanji pada Jaeson ABG agar datang sebelum hari pernikahannya. Ini Pojir mana sih?, saat - saat di butuhkan dia malah hilang! Dia setan atau gebetan sih!.

"nyariin gue ya!"

Nah itu dia, aku pun segera menghampirinya yang baru saja muncul secara ghaib.

"lu harus bantuin gue"

"ngapain lagi?"

"temui Jaeson di masa ini"

"hah?"

"iya. Ayo!"

"tunggu, mau ngapain sih?"

"pokoknya ayo!"

Aku pun memegang lengan Pojir lalu berkonsentrasi.

"lu tahu rumahnya?"

Tetot

Iya juga ya!, aku tidak tahu!. Aku memandangi wajah Pojir dengan raut kebingungan.

"mau sampai kemana? Kuburan?", sambungnya.

Aku melepaskan tanganku, lalu kembali duduk. Aku berpikir keras, oh iya ya! Aku tidak tahu Jaeson ada dimana di masa kini.

***

Aku terus mondar - mandir di depan Pojir, dia pun sudah berkali - kali merubah posisinya, dari duduk, rebahan, tengkurap, berdiri, lompat - lompat dan kembali duduk. Tapi aku masih belum menemukan caranya agar aku tahu dimana Jaeson di masa ku.

"mungkin enggak kalau Jaeson masih di apart yang sama?", tanyaku sambil berlalu dan masih mondar - mandir.

"entah lah. Mana gue tahu itu apart udah rubuh atau belum"

Aku berhenti dan langsung menarik Pojir untuk berdiri.

"kita coba!"

Tring...

***

Kami membuka mata dan sudah berada di apartemen yang sudah berubah dekorasinya. Ini kayaknya bukan deh. Aku dan Pojir melihat ke arah yang berlawanan, melihat atas dan bawah.

"yakin?", tanya Pojir

"enggak yakin juga sih, kok pink ya?"

Lalu tak lama terlihat sepasang
kekasih sedang bergendongan, sambil bercumbu, tanpa pakaian. Aku menelan ludahku menahan kejijikan melihat adegan tidak senonoh itu.

"asik, ini baru namanya kenikmatan. Live!", celetuk Pojir.

Plak,
Dengan refleks aku memukul kepalanya, lalu dia mengaduh. Aku pegang kainnya lalu menjentikkan jari.

Tring...

"Apa sih Ra! Lagi seru juga!"

"dasar mesum! Udah gaib, mesum lagi!"

"ya mumpung kan, bisa belajar juga"

"sama siapa? Kuntilanak?"

"hehehe lu dong hi hi"

Plak, ku pukul dia sekali lagi.

"kasar banget sih!"

"sekali lagi lu kurang ajar! Gue bukan tali pocong lu!"

"jangan nanti gue gak bisa gentayangan lagi"

"pocong mesum kayak lu harus di kubur, biar enggak jadi predator! Kasihan populasi kuntilanak di Indonesia ini, bakal ternodai dengan adanya lu! Lagian lu juga harus sadar! Tengok ke bawah! Penis lu bakal keluar darimana! Badan aja rapet kayak lepet!. Begok boleh tapi kudu tahu diri!"

DIMENSI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang