INDIRA (REMAJA)
Hari ini aku berangkat sekolah sendiri, lagi - lagi Elza berangkat dengan ayahnya. Aku berjalan ke depan untuk mencegat angkutan umum. Tapi kok jalanan sepi ya?. Aku berdiri di trotoar tapi tidak ada angkutan yang lalu lalang.
"neng nunggu apa?", tanya salah satu warga yang lewat.
"angkot pak"
"lagi pada demo neng, jadi pada enggak narik"
"oh begitu ya pak. Terimakasih ya pak"
Yah bagaimana ini? Apa aku harus jalan? Masa aku harus balik ke rumah mengambil sepeda. Yah sudah lah kalau begitu, aku pun berjalan menyebrang.
Ciiiittttttt
Aaaaaaa
Aku terjatuh, tersungkur, untung saja mobil itu tidak sampai menabrakku.
"hei, kamu baik - baik saja? Maaf ya"
Kepalaku mendongak ke atas lalu aku lihat sosok anak laki - laki berpakaian seragam dari sekolah mahal, dia mengulurkan tangan padaku lalu aku menyambutnya dan berdiri.
"iya gapapa"
"duh maaf ya. Supir saya kurang hati - hati"
"aku kok yang salah"
"oya mau kemana? Sebagai ganti biar aku antar"
Aku pun melihat mobilnya, wah bagus. Pasti dia anak orang kaya. Kalau aku nebeng bisa heboh satu sekolah.
"tidak usah"
"ayolah. Katanya angkot lagi demo"
Iya ya kalau aku balik ke rumah juga kelamaan.
"baiklah"
Akhirnya aku mengiyakan ajakannya.
Wah aku melongo bukan main. Anak SMA sudah naik mobil se mewah ini? Gimana kalau lulus nanti?. Duh si tante itu pasti nyesel nih enggak ikut aku naik ini.
***
INDIRA (DEWASA)
Sepertinya pagi ini aku akan terlambat menemani Indira, aku harus selesaikan rasa penasaranku. Aku masih berdiam di kamar, menunggui tubuhku yang sedang di bersihkan oleh perawat.
"Ra? Lu enggak ke sekolah?", tanya Pojir.
"sssttt gue lagi mikir?"
"emang lu bisa mikir?"
Untung lagi konsentrasi, kalau enggak! sudah aku tempeleng kepalanya!.
Selesai perawat membersihkanku, om - om itu datang membawa bunga segar. Sebenarnya om itu datang berapa kali sehari sih?.
"cie di tengok om - om?", ledek Pojir.
Aku pun bangkit dari sofa, enggak bisa kayak gini! Aku harus keluar mencari paranormal, suhu atau apapun!. Aku keluar lalu Pojir mengikutiku.
"lu mau kemana sih?"
"cari seseorang yang ahli"
"lu masih penasaran dengan sinar - sinar itu?"
"iya"
Aku terus berjalan menelusuri lorong, meski tidak tahu siapa yang harus aku temui.
"ya kita mau cari siapa?", tanya Pojir lagi.
"ya.... "
Lalu aku melihat kakek - kakek di lorong kosong, dia berjalan tegak, dengan rambut dan jenggot yang panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIMENSI (SELESAI)
Romance"Bodoh Indira! ngapain kamu nunggu laki - laki itu sampai tidak kawin!" iya itu lah aku, aku jatuh cinta pada seorang pria hingga buta. sampai aku menunggunya tanpa tahu kapan dia akan datang. iya dia datang, tapi malah memberikan undangan pernikaha...