PENGHALANG

110 13 1
                                    

INDIRA (DEWASA)

Aku dan Pojir mengamati Bryan yang seperti sedang bersiap untuk pergi. Tumben dia pergi di hari minggu, siapa yang akan dia temui?. Dia menyelesaikan tali jam tangannya lalu keluar dari kamar. Aku dan Pojir yang gaib pun berteleportasi dan sampai lebih dulu di garasi mobil.

"mau kemana ya dia?"

"nanya sama gue?"

"lu tuh setidaknya jawab apa kek, malah balik tanya lagi"

"halah serba salah kalau sama cewek"

Tapi kok dia lama sekali sih?, aku pun iseng keluar untuk mengintip ke depan. Hah di tungguin di garasi dia malah naik ojek online. aku pun segera berlari mengejarnya.

"eh gue di tinggal! Tungguin!", teriak pojir.

Akhirnya kami memakai ilmu gaib kami. Ternyata kami sampai di sebuah restoran. Pandanganku berkeliling mencarinya, lalu aku temukan dia yang baru saja masuk. Aku pun tidak sabar dan tidak ingin berada di jarak yang jauh darinya.

"woy! Agresif banget sih jadi cewek!", tegur Pojir.

Dia duduk di meja yang letaknya terpojok, seperti mau transaksi gelap saja. Dia hanya memesan minuman tapi untuk 2 orang, apa dia kencan?, sama siapa?.

"sst sst sst", suara Pojir mendesis

"apaan sih?"

"lihat ke belakang"

Aku pun menoleh, astaga! Kenapa Jaeson yang datang?. Aku pun tercengang melihatnya, dia melambaikan tangan ke arah Bryan lalu Bryan demikian pula. Jaeson pun datang lalu duduk bersama dengan Bryan, pertemuan apa ini?.

"udah di pesenin kok"

"thanks"

"gimana nyokap?"

"baik"

"jadi ada apa? Pasti lu mau cerita sesuatu kan ke gue?"

Jaeson terlihat tersenyum dengan pipi yang memerah.

"Bryan, gue jadian sama cewek yang gue ceritain waktu itu"

Bryan pun tersenyum dan nampak ikut berbahagia.

"wow, selamat kalau gitu"

"awalnya gue gak yakin karena gue sempat buat dia kecewa, tapi ternyata dia memaafkan gue"

"gue turut senang kok"

Siapa? Jaeson jadian sama siapa? Hah? Yang sempat dia buat kecewa?. Tunggu! Mendadak perasaanku jadi tidak enak.

"Ra, siapa yang di maksud Jaeson?", tanya Pojir.

Aku hanya diam, aku tidak yakin dengan firasatku. tapi?. Argghhh keterlaluan Indira!. Aku berbalik pergi, menjauh dari mereka.

"Ra, tunggu!"

"Jir, gue enggak yakin sama firasat gue! Tapi?"

"gue juga punya firasat kalau yang Jaeson maksud itu lu!"

"kan!. Amburadul! Ini malah membuat gue sama Bryan semakin jauh. Gue harus temui Indira!".

****

INDIRA (REMAJA)

Akhirnya beberapa hari aku bisa bebas berdua dengan Jaeson. Meski di sekolah aku harus tetap kucing - kucingan karena ada si Sandra yang rese. Masalah Elza, dia tidak tahu kalau aku jadian sama Jaeson, Elza juga tidak suka pada Jaeson karena kelakuakn Jaeson yang dulu.

Entah lah Tante itu kemana, yang pasti hari - hari ini begitu tenang. Aku harap tante menghilang lebih lama lagi agar aku dan Jaeson tak terhalang.

DIMENSI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang