KESEMPATAN KEDUA

171 11 0
                                    

Perhatian!
Cerita ini mengandung 21+


INDIRA (DEWASA)

Malam sudah tiba tapi aku masih belum tahu harus kemana. Aku masih mondar - mandir di depan pintu kamarku.

"jadi harus kemana?, di bawah langit malam itu dimana?"

Aku terus saja berpikir sambil mondar - mandir.

"tante"

"hah"

Aku terkejut tiba - tiba ada Moleo di hadapanku. Aku pun mengatur nafas sambil mengelus - elus dadaku.

"duh bikin kaget aja"

"tantenya aja yang enggak fokus"

Tapi anak ini kenapa ada di sini?, kan tidak aku panggil. Apa sudah ada keputusan untukku?.

"eh anak kecil ada apa?"

"moleo cuma mau beritahu kalau ini malam terakhir kakak"

Aku terkejut dan cemas mendengarnya,.

"maksudnya aku mati?"

"tidak, tante akan bangun. Karena sudah ada yang menukar hidup untuk tante"

"menukar hidup?"

Aku terkejut lalu berlutut untuk menyamakan tinggi. Aku meraih kedua pundaknya dan mencari tahu lebih.

"siapa maksud kamu?"

"seseorang yang urusannya sudah selesai"

"ya tapi siapa?"

Tiba - tiba moleo menghilang. Aku jadi ketakutan, siapa yang sudah gadaikan kesempatan hidupnya untukku?. Eh tapi aku ada janji dengan pojir. Nah aku akan bicarakan ini dengan pojir.

"bawa aku ke bawah langit malam"

Tringgg....

***

Aku sampai di atas bukit, disini langit yang penuh terlihat begitu dekat. Aku berjalan ke arah cahaya yang terlihat di ujung sana. Itu seperti lampu. Aku berjalan mengikuti arahan itu.
Semakin ku mendekat, semakin ku lihat sosok laki - laki di sana. Sedang berbalik ke belakang di bawah sinar bulan.

"siapa dia?"

Ketika aku berada tak jauh di dekatnya, dia berbalik.

"Bryan"

Betapa terkejutnya aku, melihat sosok Bryan ada di hadapanku.

"kok ada?"

"ini aku, Pojir mu"

Sesaat aku terdiam, aku mengingat semua kejadian yang aku alami bersama Pojir. Aku mengingat Pojir, canda tawanya, bantuannya dan segala macamnya.

"kamu?", tanyaku yang masih tak percaya.

Dia menyentuh lembut pipiku.

"aku pojirmu, yang selalu ada di dekatmu"

Aku tidak percaya ini, Bryan ada di hadapanku dan sedang menyentuh pipiku.

Aku tidak bisa percaya apa yang sedang aku alami. Ternyata dia selama ini ada di dekatku.

"kamu?"

"iya aku"

Kami duduk berdua di bawah sinar bulan di atas bukit. Di antara udara yang begitu sejuk dan kunang - kunang yang ada di sekitar kami.

"jadi nyesel kencan sama aku?", tanyanya sambil bertopang dagu.

DIMENSI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang