PERUBAHAN PART II

174 11 1
                                    

INDIRA (DEWASA)

Baru beberapa hari aku kembali ke dunia masa lalu, tapi aku sudah bisa menorehkan prestasi. Aku bisa merubah diriku, lalu aku bisa membuat Galang si pentolan kelas mengajak kencan. Hemp dasar kalian! Giliran ada cover bagus aja langsung pepet!. Egois!.

Aku sedang duduk di kamar perawatan, baju pun sudah ku ganti dengan piyama. Enaknya jadi hantu magang itu: Bisa ganti - ganti baju tanpa bikin bengkak kartu kerdit.

"kok lu mesem - mesem gitu", tanya pojir.

Sekarang Pojir sudah jadi temen dekat gue. Kita ini Geng hantu magang. Dia selalu ada menemani gue dan ikut gue. Biar pocong dia itu seru banget orangnya.

"pentolan kelas ngajak gue jalan"

"anak ingusan jalan sama tante - tante!"

"bukan sama gue dong!. Sama gue yang ABG"

"lah kenapa lu yang mesem - mesem?"

"bentaran, otak lagi panas ini memikirkan rencana jahat"

"anak orang mau lu apain?"

"ck ah udeh enggak usah ikut mikir lu. Biar gue aja ya"

Sampai saat ini aku belum mengerti kenapa Pojir selalu ada di dekatku dan bisa ikut denganku ke masa lalu. Apakah sebebas itu hantu? Sampai bisa datang ke masa yang bukan urusannya.

Ceklek...

Ku dengar suara pintu, aku pun menoleh melihat engsel yang mulai bergerak. Siapa itu yang datang?. Kemudian masuk lah seorang pria paruh baya yang rapi dengan setelan jasnya, dia masuk dengan membawa bunga segar.

"what?"

Ya kali!, ternyata "om - om" yang selama ini jenguk aku? Bukan pangeran tampan gitu?. Ekspektasiku adalah Elza atau sejenis laki - laki muda penggemar rahasia. Masa kakek - kakek?. Benar saja, dia mengganti mawar dengan yang di bawaannya. Aku terperangah melihat kenyataan ini.

"Ra!", Pojir sebut namaku tapi aku masih bengong.

"Ra!", panggil Pojir sekali lagi.

"ya kali yang naksir sama gue om - om hiks hika huaaaaa aaaaa huaaaa"

Aku menjerit menagis, gelesotan di lantai kamar perawatan. Si Pojir sampai keharanan dan hanya bisa menontoniku.

"Ra! Lu enggak kesurupan kan? Masalahnya lu kan setan?"

"huaaaaaaa kenyataan apa ini!"

***

Om itu hanya di kamarku sebentar, tapi butuh waktu lama untukku menerima kenyataannya. Pojir pun mengajakku keluar menghirup udara segar.

"jadi lu berekspektasi tinggi?"

"hiks hiks iya. Tapi malah Om Om, pasti dia udah punya istri deh. Duh berasa kotor deh gue"

"memangnya dia bukan bokap atau om lu?"

"mana ada!. Bokap gue meninggal, terus saudara gue enggak ada yang peduli. Yaudah gue hidup mandiri sampai saat ini"

"oh gitu"

"kalau lu?", tanyaku balik.

Dia hanya mengangkat kedua bahunya tanpa menjawab. Dih ini cowok sok mistis banget sih, lah dia kan memang hantu ya?.

"lu enggak inget?"

"enggak"

"selama itu lu magang jadi hantu?, jangan - jangan lu udah mati tapi enggak sadar!"

"mana ada hantu sadar kalau udah mati. Lu juga tuh"

"yee jangan dong! Gue kan lagi berusaha menyelesaikan misi! Jahat lu mah!"

DIMENSI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang