PERMINTAAN ANEH

107 10 0
                                    

Aku duduk berlutut di hadapan Pojir dengan tampang memelas.

"tolong dong bantuin gue", ujarku.

"gue ogah!"

"Jir, ganteng deh"

"takdir!"

"Jir, (ting ting)", aku mengedipkan mata.

"kegatelan lu!"

"bantuin dong"

"lu kayak enggak ada urusan lain aja selain ikut campur urusan pernikahan orang!. Jujur aja lu belum move on kan dari cowok itu!"

"ih apaan sih Jir! Beda perkara kali"

"jangan kebanyakkan perkara!"

"Jir, ini kan jalan kita untuk menyelesaikan masalah"

"hey Nona, itu masalah lu bukan masalah gue!"

"Jir, sebagai laki - laki yang jantan lu enggak boleh membiarkan perempuan secantik gue berlutut kayak gini"

"tangan gue ke iket gue itu pocong! Paham!"

"ck, aku pun bangkit dan berdiri.
Gue kasih hadiah deh!"

"lu punya apa di alam ini?"

"wah songong, belagu lu jir!. Ya apa aja gue kasih"

"beneran?"

"iya!"

"oke"

"eh emang lu minta apa?"

"nanti aja, selesai dulu misi baru gue minta bayaran"

Aku berdiskusi dengan Pojir di cafe alam ghaib. Sumpah baru tahu aku kalau alam gaib punya cafe. Mereka buka kalau di dunia nyata sudah jam 1 pagi, kalau udah shubuh cafenya akan tutup.

"ada juga yang kayak gini disini jir?", ujarku sambil memperhatikan sekitar.

Ada banyak hal yang enggak masuk akal, genk sosialita kuntilanak, sekumpulan pocong main mobile legend, tuyul - tuyul lagi pamer snekears mahal.

"macam apa sih ini?", protesku tentang keadaan yang aku lihat.

"berisik!. Udah buruan, kita omongin rencana kita"

Aku mencondongkan tubuhku ke arah Pojir dengan tatapan yang serius. Kita akan membahas bagaimana caranya agar pernikahan Jaeson batal. Jaeson meminta bantuanku, karena dia sudah buntu dan tertekan karena ancaman mamanya.

"apa kita bakar tendanya?"

"eh udah jadi setan, jangan nambah setan!", tegurnya.

"ya gimana?"

Dia berpikir sejenak sambil bersandar pada kursinya.

Tik tok tik tok tik tok,

Lalu dia mencondongkan tubuhnya kearahku, sepertinya dia sudah dapat ide.

"bilang aja, maaf kamu terlalu baik buat aku"

Jeng

Mataku melirik ke atas, kirain idenya sebagus apa, eh ternyata se basi itu. Dia pikir ini pacaran anak SMA. Secara perjanjian ini melibatkan banyak nyawa, masa cuma kata maaf doang bisa selesai. Kayaknya ini efek tali pocongnya yang diiket terlalu erat.

"ide lu kok sampah sih"

"wuuu di kasih ide bukannya terima kasih"

"enggak bisa se simple itu ya Jir. Ini berurusan sama penjahat kelas kakap yang psikopat, bukan film anak ABG"

"udah di coba belum? Belum kan?", ujarnya ngotot membela diri.

"itu tali pocong gue lepas ya! Biar lu masuk aja ke inti bumi, tidur dengan tenang di kuburan!", ancamku kesal.

"ya jangan! Nanti lu enggak punya temen"

"ada temen tapi bodoh mah, sama aja lingkaran setan"

"ya emang!"

"udah - udah, kita ini belum ketemu jalan keluar"

Heran deh, persoalan lagi genting kita malah menghabiskan waktu untuk percakapan absurd yang tidak jelas. Salah siapa?. Salah aku!, mau aja mengikuti alurnya.

Sesaat kami berpikir lagi, gimana caranya makhluk gaib kayak kita ikut campur untuk merusak pernikahan orang. Aku masuk ke alam ini untuk menambah dosa. Bagus!.

"kita harus cari sesuatu yang bisa bikin keduanya saling ragu Ra", ujar Pojir dengan tampang serius.

"Ragu?, ya apa?"

"lu kan pernah mergokin aibnya Sandra kan?"

"ya masalah nyogok sekolah itu?"

"iya"

"yakin itu bisa?"

"Sandra itu kan orang besar, Jaeson bisa pakai itu untuk ancam Sandra"

Aku mencerna sejenak ide itu, apa benar bisa di pakai?. Tapi kalau bisa, itu sama saja dengan memuaskan kekesalanku. Jadi hal yang baik kalau kejahatan pendidikan itu terbongkar. Keuputusan!, aku akan pakai ide itu.
Aku pun berdiri dengan kegirangan, rasanya ingin segera aku menjalankan misi ku. Aku hendak melangkah tapi

"eits tunggu dulu", Pojir menghentikan langkahku.

"ih gue mau ke Jaeson"

"bilang terimakasih kek!"

"eh iya lupa.
Terimakasih", ucapku dengan menyunggingkan senyum manis, memiringkan kepala ke sebelah kanan, lalu mengedip - ngedip.

"jijik", balasnya

Eh ini setan!, tadi nyelonong di tegur, giliran di kasih manis di hina.

"mau lu apa sih!"

"kencan"

Uhuk...

Aku tersedak, dia mimpi ya? Serius setan bisa halu?.

"ngomong apa sih lu jir?" elakku.

Dia mendekatkan wajahnya padaku.
"kita kencan. Itu bayarannya", ujarnya lalu menjauh lagi.

Aku shock, berdiri mematung dengan mata yang berkedip - kedip. kencan sama pocong?. Aku memandanginya dari atas ke bawah, di iket - iket, kayak lepet, tampang sih boleh, tapi tetap saja dia sejenis pocong. Aku menggeleng - gelengkan kepala, mencoba terbangun dari mimpi, meski aku tidak bisa bermimpi karena di antara mati.

"lu kan bilang mau kasih apa aja?"

Aku terdiam tidak bisa menjawab. Tapi tidak kencan juga. Apa rasanya kencan dengan Pocong? Sulit di bayangkan.

"udah sana. Lu berhasil kita kencan!", tandasnya.

Dengan tatapan kosong aku berbalik dan berjalan meninggalkannya. Indira!, dimana kualitas dirimu? sampai kencan sama pocong!. Disana Single, disini kencan sama pocong!

Aaaaaaa!.

Tring...

***

DIMENSI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang