PENGANCAMAN

125 13 0
                                    

INDIRA (DEWASA)

"Ra, ayo ikut", ajak Jaeson yang sudah bersiap dan terlihat begitu rapih

"mau kemana sih?"

Dia menenteng sebuah amplop coklat lalu berjalan mendahuluiku ke mobil. Aku pun mengikutinya dan masuk dengan menembus pintu.

Dia menjalankan mobilnya entah ingin kemana, aku tidak tahu.
Sampailah kami di sebuah rumah yang megah. Ini rumah siapa?. Jaeson mematikan mesin mobilnya lalu keluar dari mobil, aku pun mengikutinya yang masuk kedalam dengan leluasa tanpa izin.

"sayang kok kesini enggak bilang", sapa salah satu perempuan cantik.

Tapi aku kok kayak kenal ya?, siapa ya?. Jaeson nampak cuek dan tak terlalu menghiraukan.

"Papa mu ada di dalam kan?", tanya Jaeson.

"tentu"

Jaeson melangkah memasuki rumah itu dan nampak seorang laki - laki dengan korannya. Jaeson duduk di hadapannya lalu menyapanya dengan sopan.

"selamat pagi om"

"pagi"

Laki - laki itu melipat korannya, lalu melepas kacamatanya.

"ada apa?", tanyanya.

Jaeson menyodorkan amplop itu padanya. laki - laki itu nampak keheranan lalu pelan - pelan menggapai amplop itu. Sedang aku hanya berdiri menonton mereka dengan beberapa pertanyaan, gadis itu siapa?.

"apa ini?", tanyanya yang tampak shock melihat selembar foto.

"itu transaksi bajingan, yang memanipulasi sebuah prestasi. Sama seperti Sandra di masa SMA dulu, iya kan?", ujarnya sambil melihat ke arah gadis itu.

Oh ternyata dia Sandra?, makin cantik sih. Tapi..., Sandra pun seolah tak terima.

"apa - apaan sih!"

Sandra menarik Jaeson dan membawanya menjauh dari laki - laki itu yang sepertinya Papanya.

"kamu apa - apaan!"

"kamu selalu bekerja sama dengan mamaku untuk mendesakku. Sekarang kita satu sama, bukan satu sama tapi tiga satu"

"Jae!"

"berulang kali lu gagalin gue buat batalin perjodohan ini, sampai lu kerja sama dengan mama dan pakai Indira!. Sekarang kita lihat, apa jadinya lu dan mama lu yang jadi istri kedua itu"

Jaeson berpaling dan pergi dari Sandra, Sandra nampak kebingungan dan tak teratur. Dia begitu nampak ketakutan.

Jaeson kembali ke hadapan laki - laki itu, yang sudah nampak marah.

"permisi Pak, tapi saya tidak bisa meneruskan perjodohan ini. Saya sudah lama berniat untuk membatalkannya tapi? tanya saja pada Sandra"

"SANDRA!", laki - laki itu pun berteriak.

Jaeson pun pamit undur diri, dia memberi kode padaku untuk mengikuti langkahnya keluar dari rumah itu.

***

Kami berdua berada di dalam mobil yang terparkir di sebuah taman yang kosong. Jaeson tampak lega dengan raut wajahnya.

"itu Sandra"

"Sandra itu anak dari istri kedua yang rakus harta. Mama nya Sandra berusaha membuat Sandra menjadi anak kesayangan dengan tipuan prestasinya itu. Karena papanya Sandra suka sekali dengan anak yang pintar dan berprestasi"

"oh jadi itu alasannya"

"tahu siapa kakaknya?"

"siapa?"

DIMENSI (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang