⚠Budayakan Vote dan berikan komentar diakhir cerita terima kasih⚠
***
Selamat membaca.
Plakkk!
Suara tamparan membuat Liliana menghentikan aktivitas makannya, lantas. Ia berbalik. Menatap ke arah Gianna yang sedang terpaku seambil memegang pipi kirinya.
Para preman sekolah yang sedang merokok di kantin tersenyum sinis, lantas membuang rokok mereka ke sembarang arah. Sebelum, rombongan yang takuti karena siswanya pria semua dari kakak kelas hingga adik kelas yang cap gengseter di luar sekolah juga.
Semua terkejut, saat mereka bangkit. Lalu membawa Grizella dan menahan teman-teman Grizella.
Gianna berlari ke arah Liliana. "Udahlah, jangan begitu!"
"Hah?"
Beberapa pria menahan Gianna. "Cantik, diam saja saudaramu tidak akan melakukan apapun pada Grizella. Ia hanya ingin yang terbaik untukmu!"
Sebelum Liliana bangkit. Mengikuti Grizella yang di bawa duluan!
***
Di toilet umum, yang di jaga oleh anak-anak berandalan. Liliana masuk dengan santainya, tak terkejut saat melihat Grizella yang udah basah kuyup.
"Kau yakin kita akan aman?"
Mereka ingin memastikan kalau tindakan Liliana sesuai dengan kemauan mereka. "Guru yang tidak peduli pada penindasan sejak awal, tidak akan pernah peduli. Meski itu putri emas sekolah ini!"
"A-apa ma-maumu!"
Pria muda di samping Liliana menjawab "Tidak akan sakit, malahan nikmat!" pada Grizella yang tampak histeris.
DEG! Mata Grizella di buat membelalak dengan lebarnya, saat para pria menariknya ke dalam kamar toilet.
"Ahhhh!"
Memperkosanya secara bergilir, akan tetapi. Teriakan di sertai desahan pilu itu tak membuat Liliana terkejut, dan beberapa pria yang melihat sosok asli Liliana tersenyum sinis.
"Mau gabung ke dalam kelompok kita? Nanti kita buat nama yang sesuai!"
"Bagaimana kalau the Villain!"
Tetapi Liliana tak merespons mereka, malah memainkan hpnya. Sebelum menelon sebuah nomor.
Sycopat.
"My Dear Liliana!"Liliana.
"Bagaimana?"Sycopat.
"Semua aman."Liliana.
"Terima kasih!"Pesan itu membuat semuanya sadar kalau Liliana bukanlah gadis yang bisa dianggap remeh, jadi mereka memasukan nama Liliana ke dalam anggota mereka meski dia adalah seorang perempuan.
Lama, semua akhirnya berakhir. "Aku kecewa karena hanya tiga orang yang mau menyentuhmu!" ucap Liliana yang membuat yang lainnya memutar bola mata mereka.
"Aku mah jijik!"
Begitu kata mereka.
Di luar, Lilina di sambut oleh Gianna. Yang terlihat marah matanya juga berair karena sedih dengan apa yang lakukan oleh Liliana pada Grizella.
"Ini tidak sebanding. Mengapa kau melakukan hal itu!"
"INI SEBANDING!" bentak Liliana balik. "Jangan terlalu bodoh, dan cobalah untuk membalas mereka yang tidak menerima kasihmu."
"Tapi kita tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan?"
Liliana hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, sebelum meninggalkan sekolah tempat tersebut. Sementara Gianna membantu Gruzella yang tampak terluka.
Mereka melapor, tetapi respon para guru menunjukan kalau mereka tak bisa berbuat apa-apa. Itu membuat Grizella tersenyum getir, kecewa pada ayahnya.
Tapi disaat seperti ini. Giannalah yang mengurusnya, membantu. Bahkan menenangkannya setelah apa telah terjadi.
Bahkan teman-teman Gianna membelanya.
"Bagus dia datang, tapi dia itu lebih kepada monsters!"
"Iblis!" sambung teman Grizella.
"Benar," sahut kedua kelompok mereka secara bersama-sama.
Tanpa Grizella duga, ia merasa bersalah pada Gianna atas apa yang terjadi padanya. "Maaf!" kata Grizella.
Semua menatap ke arah Grizella, jujur. Mereka juga ikut senang karena Grizella akhirnya mau meminta maaf dan begitulah cara mereka semua menjadi saru kelompok.
Grizella membenci ayahnya, dan menganggap Liliana sebagai keluarga. Tak mengungkit kejadian mengerikan yang menimpanya—pemerkosaan itu, dilakukan dengan sangat baik. Agar tak ada yang rugikan.
"Aku tidak akan hamil, tapi aku akan membalas saudarimu itu!"
"Grizella!"
Semua memanggil Grizella, memperingatkan gadis itu untuk tak macam-macam lagi.
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jadilah Milikku
Fantasy"Aku akan merelakan mu demi impiannya," batinku Tapi takdir adalah takdir bagaimana jadinya bila takdir itu di tentang keras?! langsung baca aja!!! ©2019