Bab 5

152 27 1
                                    

Selamat membaca. 

Hanya sehari, sekali sejak hari itu. Liliana tak pernah datang ke sekolah. Mereka bertanya pada Gianna, tapi Gianna hanya mengelengkan kepalanya tak tahu dimana Liliana yang memang jarang pulang ke rumah. 

***
Beberapa hari yang lalu, saat pikiran Liliana kacau karena mendapat peringatan dan ancaman dari orang tuanya sendiri memilih untuk pergi ke bar! 

Dia minum-minum disana sampai mabuk berat. 

Dalam perjalanan pulang, Liliana hendak pulang dengan mobilnya. Tetapi seseorang tiba-tiba saja menahannya, memutup pintu mobil Liliana dengan cepatnya. 

"Kau tidak bisa menyetir dalam keadaan mabuk seperti itu!"

Meyandarakan pandangannya. Liliana mengerutkan keningnya, saat melihat pria asing yang tak ia kenali sedang menghadang jalannya. "Minggir!" seru Liliana. 

"Saya antar pulang!"

'Hahahaha' Liliana justru tertawa dengan sanggarnya pada pria di depannya saat ini. Sebelum ia tersenyum sinis. "Memangnya siapa Anda? Da-dan mengapa saya harus peduli, dan percaya pada orang asing!" Sinis Liliana, meraih gagang mobilnya. Tapi pintunya tiba-tiba tak bisa di buka. 

DEG! 

Matanya membelakak. Ia ingat, hal aneh juga pernah terjadi beberapa hari yang lalu. Sontak Liliana menjauh dari pria dengan mata tajam itu. 

"Akhirnya, kau sadar juga!"

Mencari kesadaraannya, Liliana kembali di buat kaget saat melihat mata pria di depannya yang tiba-tiba saja berganti menjadi semerah darah. 

"Dia…"

Ingatan Liliana berputar-putar pada memory lain, pada mimpinya. "Sama!" batin Liliana terkejut dengan apa yang baru saja ia pikirkan barusan. 

Sebelum pria itu menyambar dirinya, melesat—memeluk Liliana dengan eratnya. Mengirup dalam-dalam aroma menenangkan yang keluar dari tubuh Liliana. "Jadilah milikku!"

DEG! 

Sebelum sebuah taring menancap pada leher jenjang Liliana, yang membuat kesadaran Liliana yang menipis. Perlahan-lahan menghilang! 

Saat kaki Liliana tak mampu lagi menopang tubuh Liliana, pria yang tidak lain adalah Raja dunia Immortal itu sendiri. KING XAVIER EDRANOVA dengan cepat memapah Liliana, membawanya pergi dari tempat tersebut. 

***
Sementara Gianna, merasa kalau ada sesuatu yang terjadi pada Liliana. Yang telepon pun tak menjawab sama sekali! 

Mau bertanya pada teman Liliana, tapi ia bahkan tak tahu Liliana berteman dan dekat dengan siapa—pasalnya, Liliana begitu tertutup. Dan Gianna tak pernah memergoki Liliana bicara dengan seorang pun dan hanya duduk di cafe sendirian. 

"Aku menyerah, dia tak di temukan!"

"Hei cantik, kami kehilangan anggota kami. Tidak bisakah kau memanggilnya?" tanya teman-teman Liliana, geng kemarin sore yang baru saja di bentuk karena kedatangan Liliana—mereka bahkan sedang menggunakan jaket dengan tulisan THE VILLAIN dengan lambang bunga Melati.

 "Aneh!" pikir Gianna. Tak rela kalau Liliana dapat berteman dengan mereka. 

***

Flashback on

Sebenarnya saat Liliana pergi ke wc. ia bertemu dengan beberapa siswa brengsek yang sedang merokok, dan membuat ruangan penuh dengan asap. 

"Siapa?"

"Uh, aku baru pertama kali melihatnya!"

Tetapi mata mereka langsung tertuju pada lengan Liliana yang di perban, dan menyimpulkan kalau gadis yang dengan berani-beraninya masuk ke kawasan mereka. Merupakan gadis dalam gosip. 

"Liliana ya?"

Tetapi Liliana hanya menatap mereka dari atas sampai bawah, lalu membaca pesan singkat yang masuk pada ponselnya. 

Tak menghiraukan mereka. Liliana, segera berjalan ke arah kaca sebelum mendorong kaca itu pelan yang memperlihatkan berbagai jenis senjata api. 

Mereka mengangga. 

"Wow! Wow! Wow!" menatap Liliana terkejut. "Sabar, kami tahu kamu marah!"

Yang lainnya menyentuh senjata api itu, merasa sangat terpukau. Tapi salah satu dari mereka tahu risiko yang akan terjadi, jika penembakan terjadi di sekolah mereka—dan lagi, Liliana sangat misterius. 

Datang seperti boam. "Gila!" pikir mereka terjadi tentang Liliana. 

"Kami bantu!" tawar mereka. 

Tak menjawab, Liliana menerima bantuan mereka yang terkesan sedikit tidak manudiawi. Tapi semua di rencanakan agar tak ada bayi yang lahir nantinya. "Dosa di tanggung masing-masing!" ujar Liliana. 

Mereka tersenyum sinis. 

TBC. 

Jadilah MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang