Selamat membaca.
Mereka merasakan sesuatu yang aneh. Dan keanehan itu, tersampaikan pada Arkan dan yang lainnya.
Tiba-tiba saja.
"Xavier!"
Pecah, tubuh Liliana pecah menjadi keping-kepingan jiwa yang terbakar. Yang kemudian jatuh ke tanah.
DEG!
Mereka menunjukan keterkejutan mereka akan apa yang baru saja terjadi—mata Arkan bahkan membelakak dengan lebarnya, ia tak mengerti. Mengapa ini bisa terjadi.
Di lihatnya, tangan Xavier yang mengepal sempurna. Mereka tahu, kalau ia sedang marah pada Liliana.
"Cari dia, dapatkan dia meski hanya menjadi mayat!" titahnya.
Semua mengerti, dan langsung melaksanakan apa yang perintahkan oleh Xavier. Begitu juga dengan Arkan.
Sedang Xavier yang sendirian dengan harapan yang pupus. Malah berujar. Katanya, "kau bahkan tak suka menjadi bagian dari negeri ini. Kenapa?" Padahal, keabadian begitu di dambakan oleh manusia. "Mengapa tidak dengan kamu, Liliana!"
***
Di tempat lain, Liliana tampak kelelahan. Ia di bantu oleh pelayan wanita yang membantunya. Lilit—Dia, adalah satu-satunya Vampir yang memilih untuk mengkhianati kerajaannya. Demi menyelamatkan Liliana yang menderita.
Di tempat yang cukup jauh, Liliana dan Lilit beristirahat. Lalu di saat itulah, Liliana menatap Lilit dalam. "Mengapa kau membantuku?"
Lilit tampak kikuk akan pertanyaan itu. Lalu Lilit tersenyum. "Aku memanglah seorang Vampir yang memiliki darah abadi, tapi aku juga punya perasaan."
"Jadi kau tak tega melihatku menderita? Hah! Akan lebih baik jika kau menjadi pendamping Raja pemaksa itu!" kata Liliana sembari menyeringai.
Lilit mengeleng-ngelengkan kepalanya, atas apa yang baru saja di katakan oleh Liliana barusan. "Jangan bilang begitu, Bagi saya Ratu terkuat. Tetaplah Anda!"
Tapi dengan sinis Liliana menjawab. "Aku bukan Ratumu. Dan berikutnya juga akan tetap demikian,"
"Tapi…."
"Aku punya nama, panggil dengan namaku!"
Tiba-tiba saja, mereka mendengar suara terompet. Yang bunyikan, tanda kalau seluruh wilayah sedang dalam mode bahaya.
"Liliana?"
"Jangan takut, aku tahu apa yang akan aku lakukan. Sebelum itu," Liliana menatap ke arah Lilit dengan smirknya. "Apakah kau punya saudara yang bisa di percaya disini?"
"Tapi, Liliana. Mereka akan mencari ku karena berkhianat di rumahku."
"Tentu saja tidak lagi begitu!"
DEG! Jantung Lilit seakan berhenti, seakan takut pada senyuman devil yang baru saja Liliana ucapkan lemparkan padanya.
"Saya mengerti."
***
Lama berjalan. Kembali! Liliana tak mencoba untuk kembali ke dunia manusia karena itu hanya akan membuat ia kembali tertangkap, tapi dengan otaknya. Liliana justru pergi ke rumah bibi Lilit.
"Emmm, saya bisa jelaskan!" kata Liliana.
"Tidak. Ratu, Anda sedang di cari. Dan Lilit kau berkhianat?!"
Bibinya tampak terkejut dengan kehadiran Lilit dan Liliana. Tapi Liliana, terlihat begitu santai. "Terimalah aku, sampai situasi benar-benar terkendali. Agar aku bisa menjadi hidupku dengan normal!"
"Tapi Ratu!"
"Liliana, namaku Liliana. Bukan Ratumu, dan kau tahu. Dari semua mahkluk yang ada di sini," Menjeda. Liliana menatap ke arah Lilit dengan senyuman tulus. Sebelum melanjutkan kata-katanya. "Hanya Lilit yang memiliki pendiriannya sendiri."
DEG! Lagi-lagi bibinya itu terkejut. Tapi selanjutnya, ia tersenyum saat mendengarnya. "Aku senang, sangatlah senang mendengarnya. Tapi jika kalian tertangkap…."
"Itu tidak akan terjadi."
"Mengapa kau begitu yakin?"
"Karena raja kalian, tidak pernah berpikir dari sudut pandang orang lain. Itu sebabnya, ada pengkhianat pintar di istananya."
Bahkan Liliana tak memiliki rasa takut. Dan mereka cukup senang, karena kelak. Ratu mereka, adalah orang yang pintar dan tak kenal takut seperti Liliana. Sesuatu yang akan mereka bangakan di kerajaan tetangga nantinya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadilah Milikku
Fantasy"Aku akan merelakan mu demi impiannya," batinku Tapi takdir adalah takdir bagaimana jadinya bila takdir itu di tentang keras?! langsung baca aja!!! ©2019