Selamat membaca.
Di dalam, Liliana merasakan aura mewah dan juga gemilang saat melihat setiap bangunan yang bangun begitu indah.
Akan tetapi, semua itu tertutupi. Saat mata Liliana sesekali melihat beberapa simbol yang mirip, di beberapa ruangan.
Banyak yang sedang berkeliling dipandu oleh beberapa kelompok orang, dan perasaan hanya dia yang di pandu sendirian.
"Tempat ini di bangun oleh tuan kami, dia memdedikasikannya untuk seekor rubah. Yang menghilang dari sisinya!"
Liliana tak peduli. Matanya, hanya terus mencari di mana keberadaan dari Gianna. Sebab sedari tadi, ia tak menemukan keberadaan mereka.
Pria itu tersenyum kecil. "Sepertinya, Anda kelelahan. Bagaimana kalau segelas jus!" Ia berhenti di sebuah meja yang penuh dengan manusia-manusia yang sedang mengambil minuman.
Lalu mengambilkannya satu untuk Liliana. "Minumlah!" katanya, lalu melanjutkan perjalanannya. Menjelaskan sembari membelakangi Liliana.
Dan tanpa sadar, Liliana dengan cepat membuang minuman itu pada vas besar. Tetapi beberapa pemandu dan penjaga yang berpakaian hitam melihat apa yang Liliana lakukan.
Bukannya marah, mereka malah tersenyum sinis. Tahu, seberapa besar tingkat waspada yang dimiliki wanita itu.
"Jadi seperti itulah alasan mengapa tempat ini didirikan!"
"Oh, jadi karena seekor rubah! Bodoh, juga konyol sekali dia!" hina Liliana dengan tatapan mengejek, yang arahkan pada setiap bangunan yang puji-puji orang-orang di sekitarnya saat ini. "Seperti tidak punya pekerjaan lain."
"Ini legenda!"
"Terdengar seperti kebohongan!" balas Liliana berkomentar pedas, tanpa peduli pada reaksi dan ekspresi yang berikan oleh beberapa orang yang lewat di sampingnya.
Tapi tatapan tajam Liliana, membuat mereka semua tak berani untuk menyahutnya.
Sedang pria itu, ia tersenyum sinis. Dengan tatapan jahat milik Liliana itu—yang sepertinya, tak ada bedanya dengan tatapan milik Xavier. Tuan mereka!
"Nona mawar," pria berkacamata yang jaub lebih tinggi dari Liliana itu. Membuka dokumen di tangannya. "Disini di katakan Anda akan menginap selama 1 minggu!"
"Seminggu?"
"Ya," Pria itu tak melanjutkan bacaan yang tujukan untuk satu keluarga selama seminggu. Karena itu akan membuat Liliana curiga! "Mari, saya antar ke kamar Anda!"
Dia—Liliana justru diam, menatap pria itu singkat. Yang berlangsung cukup lama, seperti ada ketegangan di antara keduanya. "Toilet!" ucap Liliana tiba-tiba.
Mengerti, Pria itu membawa Liliana ke arah toilet umum. Dan menunggunya di luar.
***
Di dalam, Liliana tiba-tiba saja memgeluarkan sesuatu dari sepatunya. Sebuah obeng yang lapisi kekuataannya—ia keluarkan, yang membuat beberapa wanita terlihat terkejut di buatnya.
Seorang anak justru sangat terpukau. "Hebat!"
Menyeringai, Liliana menaruh satu jari telunjuknya pada bibirnya sendiri. "Syuttt!" setelah jendela permanen, berhasil ia copot.
Sementara, pria yang sedang menunggu Liliana tampak sedang menyapa beberapa tamu yang sedang lewat dan masuk dengan ramah, tak sadar kalau Liliana sudah pergi.
***
Karena sebenarnya, Liliana sadar. Kalau namanya ada dalam berkas, maka data dirinya juga demikian. Yang jelas, saat pria itu membacakannya, bacaan itu sengaja di gantung.
***
"Mahkluk immortal!" ujar Liliana sadar, kalau tempat ini di penuhi oleh mahkluk abadi. Yang sepertinya mencium aroma berbeda, dan itu membuktikan. Kalau mereka sedang menargetkannya.
Liliana mulai curiga, saat beberapa orang berpakaian hitam itu terlihat sedang mencuri pandang. Bahkan meliriknya sesekali, Liliana tak mengerti. Tapi semua terbukti saat namanya di bacakan mengantung.
"Dimana kalian!" ucap Liliana sinis. Juga kewalahan!
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jadilah Milikku
Fantasy"Aku akan merelakan mu demi impiannya," batinku Tapi takdir adalah takdir bagaimana jadinya bila takdir itu di tentang keras?! langsung baca aja!!! ©2019