Warning 18+
Selamat membaca.
Dia—Brian, sosok misterius yang mengenalkan segala kenyataan dan keajaiban dari dunia lain. Dia baik, dia juga tampan meski. Sang Raja jauh lebih mempesona, tapi Brian adalah sosok teman yang luar biasa.
Yang mengajarkan Liliana cara untuk melihat dunia dari sisi yang berbeda, sekaligus orang yang berhasil menyusun warna dalam hidup Liliana. Sejak pertama kali ia bertemu dengannya.
"Aku dihindari karena sifat burukku, tapi Brian tidak begitu!"
"Begitu kah?"
Liliana menganggukan kepalanya singkat sebagai jawaban—sekarang, mereka berdua sedang tidur bersama. Saling berpelukan satu sama lainnya seperti sepasang suami istri.
Tapi kira-kira, apa yang membuat Brian sangat berani mencintai Liliana yang merupakan milik orang lain! Milik rajanya sendiri.
"Kau tidak akan dibunuh kan?"
"Tidak, itu tidak akan terjadi." ucap Brian sembari mengelus puncak kepala Liliana dengan sayangnya. Sebelum mengecup dahi Liliana dengan sayangnya.
Lama saling bercerita dan mendengarkan, Liliana akhirnya tertidur dalam pelukan Brian. Yang dengan kekuataan pria itu, Brian menutup semua jendela dan pintu agar tak ada udara dingin yang masuk.
Sebelum melepas semua pakaian Liliana dengan kekuataannya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Liliana, ia tidak tidur hanya menutup mata saja. "BRIAN!"
"Hmmm?"
Jawaban Brian yang di sertai pelukan, membuat Liliana diam. Ia mengerutkan keningnya bingung, tak nyaman dengan situasi keduanya.
Tubuhnya memanas, dan pesona pria di depannya saat ini tak bisa di tolak. Liliana membenci dirinya sendiri, sebab ia seperti seorang penjahat.
"Kalau kau mati, aku tidak akan peduli lagi!" ujar Liliana saat matanya dan Brian saling menyatu. Tapi anehnya, Brian malah membalasnya dengan senyuman sinis lengkap dengan mata merah menyala.
Sebelum tangan pria itu melempar selimut ke sembarang arah, menyatukan dirinya dan Liliana. Mencium dan melumat bibir manis Liliana dengan penuh hasrat.
Untungnya, Liliana tak menolak dan menerima segala konsekuensi yang akan terjadi nantinya. "Semua untuk Gianna!" batin Liliana.
"Ahhh!" Liliana mendesah, saat tangan kekar Brian mengakat satu kakinya. Memasukan ereksinya, sementara tangan lainnya meremas payudara Liliana.
Membuat melodi indah, terdengar. Dan membuat Brian tersenyum penuh arti, sampai Liliana hanya bisa dibuat membelak. Saat ciuman Brian semakin turun ke bawah sana—'akhhh' Liliana hanya bisa meremas kain berwarna hitam di sampingnya saat lidah Brian bermain dibawah sana.
Dia menelan salivanya kasar. Sedang Brian, bahkan tak mengubah tatapan tajamnya. Malahan tersenyum sinis, karena berhasil mendapatkan Liliana.
Menarik Liliana untuk mengambil posisi duduk. Sehingga kedua kaki Liliana melingkar pada pinggang Brian. Mencium, Liliana melingkari kedua lengannya pada leher Brian sembari menutup matanya. Membalas Brian seperti seorang professional.
Memberikan akses bagi tangan Brian untuk bermain.
"Sa-sakit brengsek!" ucap Liliana saat Brian mulai bermain kasar padanya, tetapi Brian sekali lagi hanya tersenyum sinis. Menganggap ekspresi Liliana sangatlah lucu.
"Aku tidak mau lagi!" putus Liliana. Sembari mendorong dada Brian, menjauh dari pria itu. Tapi Brian malah menarik Liliana kembali.
"Hei, sudah seperti ini. Mau berhenti hmmm!"
Tidak terkontrol—pikir Liliana menelan salivanya kasar, saat melihat senyuman mengerikan yang ditunjukan Brian padanya. 'Habislah sudah aku hari ini' pikir Liliana membatin.
***
Di tempat lain, Gianna semakin cemas sebab tak bisa menemukan keberadaan Liliana. Bahkan di Cafe pun tak ada
"Gianna, udah malam. Pulang ya?"
Tapi mata Gianna hanya menatap ke arah Cafe, dimana Liliana duduk dan ia akan datang menganggunya. Sebelum, mengikuti ibu dan ayahnya pulang.
"Liliana? Aku rindu, kamu…dimana?"
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jadilah Milikku
Fantasy"Aku akan merelakan mu demi impiannya," batinku Tapi takdir adalah takdir bagaimana jadinya bila takdir itu di tentang keras?! langsung baca aja!!! ©2019