Bab 23

68 21 2
                                    

Selamat membaca.

5 bulan kemudian, pencarian tetap di lakukan. Tapi Liliana tak kunjung di temukan, bahkan Liliana berbaur dengan para Vampir dengan bantuan Zera dan Lilit.

Mereka sampai mengeleng-gelengkan kepala mereka saat melihat Liliana yang sedang mencuci kalian, dan bercanda bersama para Vampir lainnya seakan mereka bagian dari negeri ini.

"Bagaimana kalau kita culik saja manusia, mungkin darah mereka akan melepas dahaga kita semua!"

Tersenyum, Liliana menjawab. "Ya. Ide bagus, tapi sebelum itu. Kita harus melawan keputusan raja. Bagaimana!"

"Tidak buruk!"

Para Vampir dan segala pemikiran buruk mereka, yang malah di setujui oleh Liliana dan itu membuat Zera sampai tersenyum sinis. Karena sebagai manusia, Liliana tak cocok di sebut manusia yang memiliki perasaan sampai.

"Oh iya, kenapa ratu baru kita tak mau di temukan padahal ia tahu akan sulit berada keluar dari tanggung jawabnya sebagai Mate?"

"Mungkin iya bodoh!"

Mendengar itu, membuat Liliana tersenyum sinis.

"Mungkin juga ia pintar!"

Lilit dan Zera tak ikut campur. Sebab Liliana juga tak terlihat tersinggung, malah Liliana menjawab mereka. "Benar, mungkin ia tak punya otak lagi. Bahkan sudah tidak waras, karena takdir yang membuat ia bahkan tak bisa memikirkan hal lain selain kematian."

"Memangnya ia berpikir begitu?"

"Mungkin saja, tidak ada yang tahu!"

Mereka semua terdiam, lantas mereka membantu Liliana dengan kekuatan mereka. Agar pekerjaan mereka dapat di selesaikan tanpa hambatan sedikit pun.

"Selesai, mari kita pulang. Dan bertemu di pasar. Aku kehabisan stok darah!"

Tersenyum sinis. Liliana menjawab, "ide bagus!"

***

Di rumah Lilit dan Zera, memberitahukan pada Liliana kalau di pasar. Sedang ada pemeriksaan, dan berpikir kalau Liliana dan Lilit tak boleh pergi.

Tapi Liliana malah tersenyum sinis dan berkata. "justru kalau kita tidak pergi, maka Zera akan terbunuh!"

"Apa maksudmu Liliana?"

"Berpikirlah seperti Xavier berpikir!" Setelah mengatakan itu, Zera dan Lilit menetralkan identitas mereka dan berjalan keluar dari rumah dengan keranjang pasar mereka.

Dari belakang, Zera tak mengerti. Tapi ia hanya mencoba untuk percaya pada Liliana, dan berharap agar ratu liciknya itu. Segera kembali pulang dengan selamat, ke tempat dimana Zera berada.

***

Di pasar, Liliana dan Lilit yang tampak kaku malah berjalan tanpa hambatan bersama rombongan Vampir lainnya. Menuju tempat penjualan darah.

Di sana, penjagaan ternyata sangatlah ketat.

"Icip-icip dulu!"

Para pedagang dan pemburu, bersiap dengan dagangan mereka. "Ayo kita coba!"

Lilit terkejut, saat Liliana bahkan tak merasa jijik saat meneguk darah hewan dan bersikap layaknya Vampir yang haus akan darah.

"Sehebat itukah dirimu?" batin Lilit.

Sampai pada bagian buah-buahan, semua Vampir membeli buah hanya karena mereka suka saja. Begitu juga dengan Liliana yang terlihat memilih-milih buah dengan Lilit.

"Tidak bisa begini harganya!"

"Tidak nona-nona, saya hampir mati di dunia manusia!"

"Itukan urusan kalian."

"Apa?"

Bahkan berdebat dengan pedangang yang curang, karena harga perbuah. Seharga 5 keping emas.

Yang mana kalau di dunianya, mereka bahkan bisa membeli apa saja dengan satu keping emas mereka.

"Tapi aku mau manga di campur darah!" mereka merengek karena harga manga sangatlah mahal, apa karena ia hanya menjual tiga buah saja.

Di perjalanan pulang dengan penuh kekecewaan, Liliana melihat mereka tak suka karena sedih tak mendapatkan apa yang mereka mau. "Esok kita beli manga!"

Semua sontak menoleh ke arah Liliana. "Yang banyak? Kita bahkan tak bisa membeli setengah manga dari penjual karena harganya mahal."

Liliana tersenyum sinis. "Entahlah, mungkin menggunakan keberuntungan dan kepercayaan."

Mereka ragu sampai. "Oke, kalau Liliana bilang begitu. Kami akan ikut!" satu suara, yang membuat yang lainnya setuju untuk kembali ke pasar.

TBC.

Jadilah MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang