Selamat membaca.
Liliana dan Xavier saling adu tatapan tak suka, seakan ada aris listrik yang saling melawan di antara mereka. Itu membuat Gianna takut.
"Emmm, Liliana. Jadi begini, aku memanggilmu. Karena ingin mengatakan sesuatu padamu!"
Liliana menghentikan tatapannya dari Xavier, sebelum menatap ke arah Gianna. Dengan satu alis yang terangkat ke atas. "Apa?"
Ragu. Gianna akhirnya berkata, "bisakah kau ikut denganku ke dunia lain?"
DEG!
Itu membuat Liliana sedikit terkejut. Sebelum akhirnya, tatapan Liliana berubah marah. "Apa kau mengajakku untuk bunuh diri?" tanya Liliana. Lantas dengan cepat, Gianna mengelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Tidak. Tapi ini, sesuatu yang rumit…"
"Bangunlah! Sadarlah! Dan Tterima kenyataan, otakmu itu semakin aneh saja!"
"Liliana…"
"Kalau kau bertanya seperti itu lagi, aku akan membakar semua buku fantasi yang ada di kamarmu!" tegas Liliana, sebelum berbalik. Meninggalkan tempat tersebut.
Merasa bersalah karena membuat Liliana marah, Gianna hendak mengejarnya. Tapi Xavier langsung menahan tangan Gianna, dan memeluk gadis yang sebentar lagi akan menangis karena sikap Liliana.
Di gerbang. Brian menunggu, sembari menyandarkan sebelah bahunya pada pilar pagar. "Kami akan membawa Liliana, dan menyiapkan semuanya di dunia immortal. Kau tak masalah!"
"Aku akan mengurus yang disini!"
"Tidak perlu! Karena semua yang masuk ke dunia immortal, akan menghilang dari ingatan dunia."
Liliana tersenyum sinis. "Memangnya bisa seperti itu?" Liliana meragukannya, sebab saat ia menghilang dulu. Gianna masih tetap mengingatnya.
"Xavier sanggup melakukannya."
Tiba-tiba, wajah Liliana berubah sedikit senduh. "Jadi, aku juga akan melupakannya?"
"Tidak."
"Kenapa?" Haruskah Liliana senang.
"Sebab ada sesuatu dalam dirimu, yang melindungimu dari kekuataan seperti itu. Tidak jahat, tapi dunia kami, cukup tak menyukai kekuataan itu!" Ya—itu karena kamu milik immortal sisi gelap, dan kekuataan yang tersegel itu. Sangatlah berbahaya di dunia kekuasaan Xavier yang adalah dirinya.
Jujur, bertukar nama seperti ini menyulitkannya.
"Omong kosong, kau akan pergi berapa lama?"
"Setelah penobatan dan pernikahan Gianna dan Xavier, kau yakin tak ingin ikut?"
Liliana mengelengkan kepalanya singkat. "Tidak, aku punya urusan di dunia ini. Jadi aku tak akan ikut!"
Brian mendekat, tapi Liliana menjauh. Sebab ia harus menjaga jarak, agar tak ketahuan oleh Xavier. Takutnya, mereka menganggap kalau Brian dan dirinya sudah lama saling kenal.
Namun pria itu malah memeluk Liliana dengan eratnya. "Sampai bertemu nanti, Liliana!" ujarnya—kini Liliana tersenyum, sebab ia tak perlu berbohong lagi pada Brian kalau ia adalah Liliana dan bukannya Gianna.
"Ya, sampai bertemu lagi!"
'Tapi maaf, aku akan mengakhiri segalanya. Dan aku akan menghilang, maaf Brian. Tapi aku lebih menyukai dunia ini dari kehidupan abadi, yang tak ada akhirnya.' Ucap Liliana membatin, memantapkan hatinya untuk tak terlibat lebih jauh lagi.
***
Esok harinya dan esok harinya lagi, semua berjalan normal. Gianna menghilang dan tak ada satupun yang mencarinya, begitu juga dengan Liliana yang tiba-tiba saja juga ikut menghilang dari pikiran mereka.Sementara di dunia Immortal, semua sudah hampir selesai. Xavier dan Gianna akhirnya menyandang raja dan ratu. Tapi penentangan terjadi saat mereka mengetahui kalau Gianna, ternyata memiliki sifat yang lemah.
"Kami menerimanya meski ia adalah manusia, dengan harapan ia akan berubah menjadi kuat. Tapi pisau saja ia sudah takut, pantaskah ia menjadi ratu negeri yang abadi ini?"
Pertanyaan itu terukir bersamaan dengan bulan merah yang terbit dari perbatasaan immortal, sisi tergelap. Dimana Brian, kembali namun tanpa matenya.
"Liliana…."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadilah Milikku
Fantasy"Aku akan merelakan mu demi impiannya," batinku Tapi takdir adalah takdir bagaimana jadinya bila takdir itu di tentang keras?! langsung baca aja!!! ©2019