Selamat membaca.
Xavier merasa kalau sesuatu yang tidak mereka inginkan akan terjadi. Itu sebabnya, ia membuat rencana bersama Brian untuk mendapatkan kembali Liliana yang benar-benar menghilang tanpa jejak.
"Matipun, jasatnya harusnya dikembalikan! Tetapi Liliana tidak demikian!"
***
Di tempat lain, seorang gadis dengan warna rambut baru. Berwarna coklat, berombak dengan topi bermerek nike. Tampak sedang membeli buah-buahan di pasar.
"Harganya?"
"Biasa."
"Oke."
Nampaknya. Dia—Liliana sudah terbiasa membeli buah di tempat itu. Pasar, yang begitu ramai. Di kota kelahirannya, ternyata Liliana tak pernah beranjak dari kotanya. Tetapi ia menggunakan kemampuan yang barikan seorang dewi yang selalu muncul dalam mimpinya. Sebagai ganti, karena ia telah menemaninya sampai…akhirnya sang dewi itu, menghilang. Karena tugasnya sudah selesai.
Tap!
Tap!
Tap!Melangkah, Liliana tak sengaja singahi sebuah potongan koran. Dimana nama Grizella menjadi sangat terkenal, selebgram paling sukai. Dan mereka sedang ingin melakukan pertemuan bersama teman-teman lama mereka.
Mata Liliana tiba-tiba saja menyipit. "Di sebuah mention, yang belakangan ini poluler…" Melihat lebih jelas gambar Mention baru itu. "Simbol immortal, kerajaan Xavier!" yang dilihatnya sebagai kerajaan Xavier.
"Tidak!"
Setelahnya, Liliana berlari dengan sangat cepatnya. Ke arah sekolah, karena mereka akan berkumpul di sekolah.
Hosh!
Hosh!
Hosh!Debu, asap, bahkan genangan air kotor di jalanan. Tak menyurutkan langkah Liliana agar segera sampai ke sekolah lamanya.
Di depan pagar, Liliana teregah-engah. Namun seorang satpam hanya menatap Liliana dengan tatapan bingungnya.
"Mencari siapa nona?" dia tak mengenali Liliana lagi. Dan mereka juga tak akan mengenalinya, sampai menginjak dunia immortal.
"Grizella…."
Satu nama itu membuat pria dengan wajah ramah itu mengerti. "Oh pengemarnya ya?" tebaknya. "Maaf, Nona. Dia sudah pergi!"
"Berapa lama?"
"Kemarin!"
"KEMARIN?!" Liliana terlihat Frustasi. Yang membuat satpam itu terkejut dengan reaksi yang baru saja di tunjukan oleh Liliana barusan—tapi tak heran sih, ia menggagap Liliana sebagai pengemar berat Grizella. "Kenapa tidak bilang!"
"Mereka mempercepat perjalanan mereka!" ujarnya. "Katanya…"
Belum sempat melanjutkan, Liliana buru-buru berlari kembali pulang ke kos-kosan sederhananya. Untuk mengambil motornya, sebab ia akan menyusul mereka.
"Semoga belum terlambat!"
Menyalakan mesin kendaraannya, Liliana dengan cepat melaju di jalanan. Meski kakinya hampir mau patah karena berlari kesana-kesini sedari tadi.
1 jam
2 jam
5 jam….
Liliana akhirnya sampai di mention yang ramai dengan turis, meski bilang tempat ini ada di tempat yang sedikit terpencil. Dan beberapa turis dan penjaga atau penuntun jalan. Menggunakan pakaian serba jitam, bahkan. Ada yang menggunakan jubah.
Yang harus Liliana pastikan, adalah Grizella tak masuk ke dunia itu. Dan dia disini, untuk menutup gerbang menuju dunia lain.
Liliana tak peduli pada orang lain. Tapi mereka, Zefa. Grizella dan yang lainnya adalah prioritas utamanya.
"Tapi bagaimana caraku agar bisa masuk?" pikirku, saat melihat semua orang masuk begitu saja dengan gelang khusus di tangannya. "Sial!" kesalnya.
Tanpa ia sadari, beberapa pria dan wanita berpakaian serba hitam itu saling memberikan kode.
Pemuda berkacama menghampiri. Tampan, tapi terlihat menakutkan. Apa karena make up, atau karena kulit mereka memang sangat pucat seperti itu? Liliana tak mengerti.
"Sepertinya Anda mencari sesuatu!"
Liliana malah memutar bola matanya, menatap pria itu dingin. "Bukan urusanmu!" Liliana lalu mengeluarkan gelang akses masuk!
Yang membuat mereka kebingungan dibuatnya. Tapi takjub!
"Anda seorang tamu? Kelompok mana?"
"Sendiri!"
"Saya akan menuntun Anda!"
Awalnya, mereka akan mambarikan akses masuk secara cuma-cuma, tapi ternyata. Liliana punya akses masuk. Tapi menggunakan nama orang lain, yang pastinya sedang pusing mencari gelang miliknya.
"Pak, saya tadi…disana, jatuh! Masa tidak boleh masuk sih!"
"Maaf ini adalah ketentuan kami!"
"Biarkan putri saya masuk!"
Mereka berdebat saat tantang gelang mereka yang hilang, tapi Liliana yang mendengarnya. Tak menghiraukan mereka, dan berjalan mendahului mereka dengan nama baru. "Mawar!"
TBC.
![](https://img.wattpad.com/cover/207706851-288-k635666.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadilah Milikku
Fantasy"Aku akan merelakan mu demi impiannya," batinku Tapi takdir adalah takdir bagaimana jadinya bila takdir itu di tentang keras?! langsung baca aja!!! ©2019