Selamat membaca.
Lama saling tatap, keduanya akhirnya mengambil sikap waspada. Saat mendengar ranting yang Eza taruh di sekitaran jalan persembunyian mereka patah.
Sebelumnya, patah karena Liliana. Sekarang siapa?
Waspada!
***
Di atas, pria yang juga kebingungan. Tapi sangat pintar itu, menatap ke arah ranting sedang di sekitar sini tak ada pohon, lalu menoleh ke arah gorong-gorong di sampingnya. Lantas ia tersenyum sinis.
Mendekat perlahan. Ia berjalan masuk, dan itu membuat jantung Eza dan Liliana berdetak semakin capatnya, tapi…
"Ketemu!" kata pria berkacamata yang sempat memandu Liliana beberapa saat yang lalu. "Hah?"
Ia mengerutkan keningnya bingung, saat melihat siapapun di sana. Ternyata ia salah, jadi ia memutuskan untuk kembali lagi. Karena tempat ini sangatlah berbau busuk dan sangat menyengat.
***
Uhuk!
Uhuk!
Uhuk!
Di tempat lain, Liliana dan Eza keluar dari dalam air kotor. Setelah nekat menyebur, demi menyelamatkan diri.
Uwekkk!
Keduanya seakan ingin muntah, tapi syukurlah mereka berhasil salamat dari pria itu.
"Kita belum aman, Eza. Dimana mereka membawa Grizella?"
Eza yang sedang menetralkan detak jangungnya. Menatap ke arah Liliana, sebelum berkata. "Atap, ada sebuah pintu dan ruangan yang penuh dengan tanaman!" jelasnya.
Liliana memdonggak ke atas atap, yang begitu tinggi. Terlihat sekali wajah kesalnya, saat melihat betapa menderitanya ia saat ini.
Dengan alat serbagunanya, Liliana mencoba untuk naik ke atas bersama dengan Eza. Memanjat tangga, yang menempel pada dinding dengan kecepatan bench. Karena bisa gawat kalau sampai tertangkap.
Hosh!
Hosh!
Hosh!Liliana tak sanggp lagi, di atap. Liliana terbaring pada lantai bangunan yang terasa sangat dingin.
"Bangkitlah!"
"Brengsek!"
Tekad yang perlihatkan Eza, membuat Liliana tak bisa berhenti sekarang. Dengan uluran tangan Eza, Liliana meraihnya. Sebelum keduanya berlari ke arah pintu.
Membukanya.
Ceklek!
Tap!
Mereka langsung berpindah tempat. Akan tetapi. DEG! Liliana di buat membulatkan matanya, saat melihat ada banyak sekali orang berpakaian hitam disini.
Seperti sedang menunggu mereka.
"Selamat datang di dunia immortal!" ucap salah satu wanita berpakaian cukup seksi, sembari menatap ke arah pria berkacamata yang terlihat takut.
Dia tidak tahu, kalau tujuan Liliana adalah dunia immortal. Dan dirinya, Liliana sampai harus mengalami kejadian yang tak mengenakan.
Eza menatap sinis wanita itu. Begitu juga dengan Liliana—yang tiba-tiba saja, mengubah belatinya. Menjadi pedang yang terlihat sangat kuat.
"Dimana Grizella?" tanya Liliana to the point. Sedang Eza terlihat terkejut.
"Darimana asalnya senjata itu?" tanya Eza bingung, agak menjauh karena takut tergores.
Liliana tak menjawab, dan hanya menatap mereka semua dengan tatapan sinis.
Sampai mereka membela, memberikan jalan pada seseorang. Yang membuatku tampak sedikit terkejut.
"Xavier!"
Raja sialan itu, tetapi aura sedikit berbeda dari biasanya. 'Aku seperti merasakan aura keberadaan Brian!'
Dari belakangnya, sesosok lain mengikuti bersama dengan Gianna dan teman-teman Eza yang ternyata baik-baik saja.
"Eza!!!"
Mereka senang. Gianna berlari mendekat padaku, tapi pria yang mengandengnya itu menarik Gianna kembali. "Brian, Gianna?!" Liliana benar-benar kebingungan. Pasalnya, Brian dan Gianna….
"Liliana. Bisa kita bicara?!"
Tetapi Liliana hanya diam saja, lalu mengerutkan keningnya bingung. Berbalik ke arah Eza, lalu menarik kerah bajunya kesal.
"Kau berkerja sama dengan mereka?" tuduh Liliana.
"Maaf, aku hanya ingin melihatmu!"
Mendorong dengan kasar, Liliana tiba-tiba saja menjadi sangat marah. Dengan semua jebakan ini.
Bulan biru kembali muncul, Liliana menoleh. Dan tiba-tiba saja, Ia bersembunyi dari sinar bulan biru.
"Kembalikan aku!"
Brian mematapnya sinis. "Kau pikir itu akan terjadi, rubah sialan yang sudah membuatku bersusah payah!"
"Jadi tidak mau?"
Brian tersenyum sinis, tapi Xavier dan Gianna tidak demikian.
Detik berikutnya. Liliana tiba-tiba saja mengubah pedangnya menjadi belati, mengarahkannya pada perutnya sendiri….
TBC.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jadilah Milikku
Fantezie"Aku akan merelakan mu demi impiannya," batinku Tapi takdir adalah takdir bagaimana jadinya bila takdir itu di tentang keras?! langsung baca aja!!! ©2019