Bab 17

68 22 0
                                    

Selamat membaca.

Malam telah tiba, dan semua orang telah terlelap dalam kekaguman mereka akan tempat ini.

Namun disisi lain, seseorang sedang meringkuk dengan kaki yang terkilir. Luka lecet, kotor karena debu. Juga keringat yang tak henti-henti mengalir dari kepalanya. Tetap terjaga, meski rasanya tubuhnya akan remuk.

Liliana, diantara kegelapan. Menghindari mahkluk-mahkluk yang melesat mencari keberadaan dirinya.

"Sial!" batinnya.

Drap!
Drap!
Drap!

Suara langkah kaki mendekat, Liliana sontak menahan nafasnya. Agar tak ketahuan, sebab ia bersembunyi di tempat yang terlihat seperti gorong-gorong.

Seseorang tiba-tiba saja membekap mulutnya.

"Syuttt, ini aku. Eza!" Liliana menoleh dengan matanya yang membelakak dengan lebarnya. Tak menyangka, kalau ia akan bertemu dengan Eza yang penuh dengan luka dan dalam kondisi yang sama dengan dirinya. "Liliana…kami tahu, kau tidak mungkin menghilang begitu saja!"

"Apa maksudmu?" tanya Liliana tanpa suara.

"Kami mencarimu dan Gianna, dan menyembunyikan kebenaran kalau orang-orang melupakan kalian!" Liliana terkejut—sebab Eza tak terpengaruh. "Zefa dan yang lainnya juga tidak terpegaruh, Dion juga!"

"The Villain?" tanya Liliana fengan nada dan tatapan sedikit sendu.

Eza menanggukan kepalanya. "Anehnya, mereka yang pernah berhubungan denganmu. Tidak pernah melukapan kalian!"

"Ayah, ibuku juga?"

"Ya. Mereka juga tak melupakanmu Liliana, kami hanya bersandiwara saja!" Jelasnya—yang berarti, pak satpam itu juga mengenalnya. Sebab Liliana menganggap satpam itu temannya, karena keserigan bertemu di gerbang.

"Begitu ya." Lalu tatapan Liliana berubah menajam. "Lalu sedang apa kalian disini?" Geramnya, ia marah pada mereka.

"Liliana kami menemukan simbol aneh dikamarmu!" terangnya lagi. "Simbol aneh, yang juga di miliki Gianna pada lehernya. Kami mencari, dan akhirnya mendapat tapi…."

"Apa?"

"Kami ketahuan. Me-mereka bukan manusia!" Exa tampak terkejut.

Tetapi tidak dengan Liliana yang hanya menyandarkan pandangannya ke arah lain. "Dan kau tahu, siapa mereka. Kan?"

Liliana tak menjawab, ia juga tak menyangkal hal itu karena semua yang katakan Eza benar.

"Liliana! Tolong, bisakah kita menyelamatkan mereka!"

"Aku, tidak kamu!"

"Aku juga. Aku teman mereka, dan aku lebih berhak!" tekannya—itu, membuat Liliana takjub pada tekad Eza. Yang dalam keadaan seperti ini pun, masih memikirkan teman-temannya. "Liliana!"

"Tentu, jika kita selamat malam ini!" ucap Liliana sinis, yang membuat Eza sedikit terkejut dengan apa yang baru saja Liliana ungkapkan. Seakan, mereka sedang berada dalam ambang hidup dan mati!

Tiba-tiba saja, Liliana menarik obeng yang berunah menjadi belati.

SREKKK!

Dia—Liliana menyayat tangannya, yang membuat Eza membulatkan matanya lebar. "Apa yang kau lakukan?"

"Minumlah!"

"Liliana, kau sudah gila!"

"Memang."

"Ini akan membuat kita tak terlacak!" Tapi Eza manusia, dan tak mungkin ia meminum darah manusia lain tanpa penjelasan yang pasti. "Kau tidak mau?"

"Tentu saja tidak!"

"Kalau begitu aku pergi sendiri. Sebab orang sepertimu, hanya akan mati sebelum kita masuk ke dunia mereka."

"Baik, berikan tanganmu!"

Eza meraih tangan munggil dan mulus Liliana, lalu menelan salivanya kasar. Mencoba untuk tak jijik, meminum darah Liliana dengan menghisapnya—anehnya, Eza tidak merasakan rasa amis. Tapi rasa manis seperti buah strawberry dan mint!

Terkejut. Liliana membelalak saat Eza tak mau berhenti—ia tahu, Eza juga kelaparan karena belum makan.

Bugh!

"Awww!" Eza meringis saat Liliana menghantam kepalanya dengan gagang pisau. "Mengapa kau memukulku!"

"Kau mau membuatku kehabisan darah?" tanya Liliana sinis.

Eza pun sadar, lalu menatap Liliana singkat. Sebelum merobek kemejanya, menarik tangan Liliana. Sebelum mengikat kain itu pada lengan Liliana, mengingat baju Liliana sangatlah kotor. "Nanti infeksi!"

Eza tak menyangka, kalau Liliana merupakan seorang manusia yang berbeda. Ia special, tapi kemampuannya itu menjadikannya seorang penjahat.

Krakkk!

TBC.

Jadilah MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang