Selamat membaca.
Dunia Immortal. Seorang pria memasuki istana dengan ekspresi juga aura yang sang kelam.
"Kau mendapatkannya, menggunakan wajahku!"
Brian dan Xavier kemudian saling bertukar raga, karena sejujurnya Brian adalah raja Immortal putih, sedang Xavier adalah raja dunia immortal sisi gelap—mereka berdua bekerja saja, untuk menaklukan Liliana.
Sebuah kesalahan, Liliana malah menyukai Brian. Tapi disisi lain, nama Giannalah yang Brian kenal—mereka tahu Liliana berbohong, dan mereka mengambil kesempatan dari kebohongan identitas Liliana. Sebab Gianna adalah milik Brian, dan Liliana adalah milik Xavier.
"Harusnya aku membunuhmu!"
"Aku mendapatkan nama Gianna dengan sikapku!" balas Xavier sinis. "Jadi kita impas! Karena harusnya, kau tidak menyakitinya."
Brian tersenyum tak kalah sinis. "Memangnya kau peduli, matemu itu. Liliana! Bahkan tak bisa menanggis, buruk, dan kasar."
"Benarkah?"
"Kalian bahkan melakukan hubungan tanpa ikatan! Sesuatu yang tak akan ku lakukan pada Gianna!"
Xavier tersenyum sinis, mengingat betapa hebatnya ia dan Liliana di atas ranjang. Bahkan luka tak membuat Liliana meringis kesakitan. Itu sebabnya ia cocok dengan Liliana.
Sedang Brian hanya bisa mengelengkan kepalanya, saat melihat Xavier malah tersenyum seperti itu.
"Sadar dua mahkluk tidak punya hati!"
Brian pusing sendiri. "Gunakanlah wajahku untuk mendapatkan ratumu, Gianna!"
"Gilaaa!"
***
Satu minggu kemudian, Liliana kembali ke kotanya. Tapi ia tak pulang ke rumah, karena tahu kalau ia akan kena marah karena tak kemberitahukan apapun pada Gianna yang mungkin saja sudah terlewat cemas padanya.
Jadi ia menggunakan seragam sekolahnya, untuk menemui Liliana di sekolahnya saja.
Di sekolah, semua siswa dan siswi tampak senang karena sebentar lagi mereka akan merayakan hari ulang tahun sekolah yang artinya selama masa itu. Tak ada kegiataan belajar mengajar yang berlangsung.
"Gila, gila, gila. Coba setiap hari kayak gini terus. Tidak ada pelajaran. Pasti seru!" ujar Eza pada teman-temannya.
"Kita ikut semua lomba!"
"Pasti dong!"
Lomba antar kelas akan di mulai, semua sangat antusias. Kelas Gianna juga demikian, mereka bahkan membuat daftar semua siswa kelas yang harus berpartisipasi.
"Kita pasti bisa!"
Kelas Grizella juga demikian. Tapi mereka terkejut saat mendengar suara motor, memasuki halaman sekolah. Tak terkecuali Gianna.
Di koridor.
Tap!
Tap!
Tap!Liliana, memasuki sekolah dengan tas di belakangnya. Berjalan santai, ke arah kelasnya. Sampai seorang guru memanggilnya.
"Liliana Lenaw, kau dikeluarkan dari sekolah!" serunya. Tapi Liliana hanya tersenyum sinis. "Kenapa tersenyum?"
"Berapa juta? 70 atau seratus?!"
"Kau menyogok saja? Bisa kita bicarakan, pulang sekolah. Datanglah ke kantor guru!"
"Siap pak!" ejek Liliana.
Saat guru itu pergi dengan raut wajah bahagia, Liliana kembali melangkah. Tapi di depannya sudah ada Gianna yang menatap Liliana dengan tatapan rindu.
'Hah' menghembuskan nafasnya kasar, Liliana memutar bola matanya. Sebelum mendekat ke arah Gianna.
"Minggir!"
Gianna seakan ingin menanggis karena Liliana tak peduli padanya "kemana saja?"
"Bukan urusanmu!"
"Liliana!"
"Jangan cengeng, dan kembalilah ke kelasmu. Karena selanjutnya, kau akan muntah melihat wajahku setiap hari."
"Liliana mau sekolah?" tanya Gianna tampak senang. Liliana pun membalas sembari memperlihatkan senyuman sinisnya pada Grizella yang sudah menjadi teman Gianna, karena ulahnya beberapa hari minggu yang lalu.
"Ya, sepertinya begitu."
Ragu. Gianna memutuskan untuk bertanya, "dapat uang dari mana?"
"Jual diri!" ucap Liliana acuh tak acuh, sebelum masuk ke dalam kelas yang seakan membeku karena kehadirannya.
Suara yang begitu ramai kini berubah menjadi sunyi senyap bak kuburan.
Sampai… Zefa mendekat. "Temani Zefa makan yuk, lapar!"
Semua membelalak melihat tingkah Zefa, yang hanya akan mempermalukan dirinya. Karena Liliana pasti akan menolak.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadilah Milikku
Fantasy"Aku akan merelakan mu demi impiannya," batinku Tapi takdir adalah takdir bagaimana jadinya bila takdir itu di tentang keras?! langsung baca aja!!! ©2019