Inka : wa'alaikum salam, iya dil jawab Inka
Fadil : kenapa ka? Tanya Fadil penasaran
Inka : "Hmm".., gapapa dil" sedikit terdiam
Fadil : serius ka ga papa cerita aja, gapapa kok, Fadil coba meyakinkan!"
Fadil : kalo ada yang mau diomongin gapapa ka
Inka diem aja ga ngomong namun seperti terdengar suara menghela nafas gugup
Fadil : "ka..ka..Inka gapapa kan? Tanya Fadil panik, Inka masih marah ya
Inka : "ngga kok, omongan Fadil bener kok, beberapa hari ini aku Cuma
berfikir aja, ternyata Fadil sekarang udah dewasa ya"
Fadil : "kok Bisa ngomong begitu ka.."
Inka : "aku Cuma ga nyangka aja Fadil bisa ngomong begitu dan aku iseng ngobrol sama mama,
ternyata bener semua omongan Fadil dan ngebuat aku berfikir sekarang.
nah ini kode atau gimana ya, Fadil mulai berfikir positif, mudah mudahan aja ngga ada kata kata saya yang membuat Inka tersinggung ucap saya dalam hati, saya selalu berfikir positif karena sebaik baik teman adalah teman yang mau mengingatkan karena itu adalah tanda peduli dan sayang, dan sebaik baik muslim adalah yang mau menyampaikan dan mengingatkan walau hanya satu ayat.
Fadil : jadi gimana menurut Inka, nanti sore Inka ada kerjaan ngga? "Tanya Fadil"
Inka : "kenapa emangnya?" Tanya Inka singkat
Fadil : "gapapa ka, kita ngobrol aja"
Inka : "hm, gimana ya..jawab Inka dengan nada pelan, kemudian Inka menjawab ga ada rencana
kemana mana sih dil?
Fadil : gimana kalo nanti sore aku kerumah, ucap Fadil memotong omongan Inka
Inka : yaudah deh terserah Fadil aja,
Dengan mengenakan kaos dan celana panjang namun tetap rapih Fadil pun menuju rumah Inka yang tidak jauh dari rumah Fadil, setelah sampai didepan rumah Fadil pun menelpon Inka, ka aku sudah didepan rumah nih, kemudian Inka pun kaget dan menjawab hah kok ga kasih tau ucap Inka, kemudian dia bilang yaudah tunggu dulu bentar ya aku belom pake jilbab nih ucap Inka dengan nada gugup.. oke siap jawab singkat Fadil, menit demi menit berjalan tanpa terasa, saya menunggu didepan rumah Inka sambil menghidupkan sebatang rokok yang tanpa disadari sudah hamper 2 batang rokok yang saya habiskan membuat saya cukup berkeringat karena menunggu Inka, kemudian akhirnya Inka pun keluar dariPintu rumahnya dan membukakan pintu pagarnya yang kemudian mempersilahkan saya masuk, udah lama dil nunggu?" Tanya dia sambil tersenyum, ngga juga ka..baru juga datang tapi udah seisep 2 batang rokok sih nunggu diluar goda Fadil kepada Inka sambil tersenyum haha Inka pun tertawa, udah ka disini aja biarin, biar agak santai, lagian kan aku ngerokok juga nanti ga enak sama ortunya Inka, ucap Fadil, oh terserah Fadil ajalah, Aku pasrah aja jawab nya menggoda, makanya lemesin aja ka ya, wkwkwkw tertawa Fadil..untuk mencairkan suasana Fadil terus mencoba hal hal yang lucu agar dia pun bisa tersenyum.
Momen pada saat bersama Inka mengingatkan saya ketika saya masih SMP yang masih cinta monyet, diam diam suka bahkan menjadi teman tapi mesra nya, tetapi itu hanya kenangan manis, ketika itu Fadil terus berfikir dan meyakinkan diri bahwa apakah saya sudah yakin dan apakah ini adalah jawaban dari doa doa saya pada sholat malam itu, entah mengapa saya menjadi bersemangat ingin menikah tetapi yang ada dipikiran saya kok Inka ya, apa karena kenangan masa lalu, apa ini adalah bagian dari cinta monyet, apa memang ini skenario Allah dengan mempertemukan saya dengan wanita yang salah dan sekarang saya dipertemukan dengan Inka lagi, tiada angin tiada hujan, pertemuan yang tidak disengaja di mall itu menjadi awal saya bisa bertemu kembali dengan wanita yang dulu sempat saya sangat dekat, entah sudah seperti pacaran atau seperti kakak beradik saja karena yang jelas pada saat itu saya sangat dekat hingga semua cerita dalam kehidupan keluarganya pun Inka ceritakan kepada saya, sebegitu yakinnya Inka kepada saya ketika itu padahal saya hanya teman biasa, "TAPI MESRA", senyum senyum sendiri rasanya saya bila mengingat kejadian dan kekonyolan yang saya pernah lakukan bersama. singkat cerita di sela sela kami mengobrol tiba tiba saya memotong pembicaraan Inka sambil menatap tajam kepada Inka, dengan sedikit gugup akhirnya Fadil bilang ka..kita kan sama sama udah dewasa, aku mau serius sama Inka, tapi aku ga mau kita pacaran, aku Cuma mau suatu saat nanti Inka yang selalu ada disamping aku ketika tidur, selalu mendampingi saat keluar rumah dan mencium tangat aku sambil bilang, CEPET PULANG YA!", aku juga mau Inka selalu semangatin aku disaat aku sedang terpuruk dan kita raih semua cita cita bersama, dan satu lagi..Apa dil, nada polos Inka bertanya?", aku mau Inka menjadi ibu dari anak anak aku kelak...hhuuft rasanya saya begitu deg deg an dan serasa tidak ada jeda nafas lagi saat saya berbicara itu kepadanya, sayapun tertunduk menatap kewajah Inka yang saat itu terlihat cantik dengan Jilbabnya, sambil berdoa dalam hati, ya Allah jodoh kanlah..jodohkanlah..doa terus saya ucapkan seolah seolah sedang mensugestikan diri dan berprasangka baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI TOLAK CALON MERTUA HANYA KARENA AKU SEORANG OJEK ONLINE
Teen FictionSEORANG PRIA YANG MEMPERJUANGKAN untuk hidup mandiri yang sudah ia mulai sejak duduk dibangku SMA dan pada saat masa perkuliahan adalah awal masa menunjukkan jadi dirinya yang merintis karir sebagai pengusaha muda namun nasib berkata lain, sehingga...