BAB 21 FADIL MENCOBA MEYAKINKAN INKA

10 1 0
                                    

Inka : "Iya dil, jawabnya singkat"

Setelah obrolan kami selesai, Saya pun langsung merapikan tempat tidur lalu segera tidur agar tidak kesiangan untuk sholat nya, di malam hari saya bangun tepat jam 2 pagi, dengan udara yang cukup dingin, air pun sedikit demi sedikit saya basuhkan untuk mengambil wudhu, namun tak menurunkan niat saya sedikit pun untuk sholat malam itu. Di saat itu saya berdoa meminta petunjuk agar diberikan jodoh yang terbaik dunia akherat agar kelak kami dapat menjadi keluarga samawa, amiin ucap saya dalam hati. Kemudian saya pun melanjutkan tidur kembali agar saya tidak kesiangan saat kerja ojek online di pagi hari nya.

Tak terasa sudah hari sabtu, yaitu hari yang saya janjikan untuk bertemu dengan Inka untuk berjalan sekaligus disana adalah hari yang cukup menegangkan, disana juga saya akan mengatakan yang sejujurnya tentang pekerjaan saya yang sekarang yaitu hanya seorang ojek online, dan disana juga saya akan melihat watak asli calon pasangan saya yang dikemudian hari yang akan menjadi ibu dari anak-anak saya nanti, semoga saja lancar dan harus nya dia mau menerima saya apa adanya sesuai harapan saya, Amin. Pada saat itu saya mulai merancang kata-kata yang tepat agar bisa mengatakan seluruh kelebihan dan kekurangan saya agar setelah resmi nanti saya bisa tidak ada beban lagi. Pada pagi itu saya mencoba menghubungi Inka untuk janjian akan berjalan

Fadil : "Halo Asalamualaikum ka", "hari ini kita

jadi kan pergi?"

Inka : "Iya dil, jam berapa?"

Fadil : "Jam setengah 2 ya ka!"

Inka : "Mau kemana emangnya dil?"

Fadil : "Kita ke jaka baring aja ya?", "kan

didalem stadion ada tempat ski air

tuh, kan enak pemandangan nya.."

Inka : "Oh iya dil mana bagusnya aja"

Disaat itu cuaca siang cukup terik disertaiangin kencang, Namun terlihat gumpalan awan gelap dari kejauhan seolah hariakan hujan. Ah, mudah-mudahan aja adem, jadi enak nanti ngobrolnya. Setelahsaya sampai didepan rumah Inka untuk menjemput, kemudian mama Inka keluar daridalam rumah nya dan mengajak Fadil masuk, namun karena takut nanti keburu hujanakhirnya Fadil pun memutuskan utnuk tidak masuk kedalam rumah, dan hanyamenunggu dari depan rumahnya, disaat itu saya hanya masuk untuk mencium tanganmama nya untuk menunjukkan rasa hormat saya kepada orang tuanya. Tak lama kemudian Inka pun keluar dari dalam rumah yang terlihat tampak cantik dengan jilbabnya dan polesan make up diwajahnya, kemudian mama nya Inka kembali keluar dan bertanya kepada Fadil, "Memangnya mau kemana sih buru-buru amat?", tanya sang mama. "Ah Cuma jalan jalan aja tante", karena awan terlihat sedikit gelap akhirnya saya pun memutuskan untuk pergi ke simpang dogan saja, yang tidak begitu jauh karena takut kehujanan. Kemudian kami berdua pun pergi ke simpang dogan yang kebetulan sedang sepi disana angin berhembus cukup kencang yang membuat kami terasa seperti di Sinetron FTV, Karena rambut saya terbang beruraian berantakan terkena hempasan angin, disana saya mencoba mengajak mengobrol dengan Inka, dengan suasana romantis itu pun saya menatap tajam muka si Inka hingga membuat nya malu dan memalingkan wajahnya hingga dia menjadi salah tingkah

Fadil : "Cuacanya enak ya ka!", 'Adem..'

Inka : "Iya dil, jadi adem", jawab Inka sambil

merapihkan rambut saya.

Fadil : "Ka, aku mau ngomong serius tentang

yang kita bicarain kemaren!"

Inka : "Iya dil, Cuma pesen aku, "semuanya

tergantung gimana cara Fadil bisa

ngeyakinin ayah aku", "kalo aku insya

Allah", "lagian aku juga sudah sholat

malem, masalah gimana gimana nya

wallahualam biar Allah yang atur".

Fadil : "Hm, Inka sekarang sudah dewasa ya!",

"Alhamdulillah deh kalo Sudah ngerti

maksud aku, tapi ya intinya itu ya aku

Cuma pengen negasin sama Inka tentang

aku

Inka : "Iya dil, Fadil percaya kan sama aku?"

Fadil : "Iya percaya, tapi tolong saling

ngimbangin ya", "karena kita sama-

sama punya kelebihan dan kekurangan",

"aku harap kita bisa saling menutupin dan

melengkapin ka, karena itulah makna

pernikahan".

Inka : "Siap bos","canda inka!". serius banget dil

dari tadi, Laperr nih, "Pesen makanan

dulu sana!", haha ucapnya sambil tertawa

Fadil : "Oh iya ya, hehe"

Kemudian Fadil memesankan Makanan dan Dogan, setelah makanan nya datang kami pun langsung memakan nya secara perlahan sambil mengobrol

Fadil : "Ka, aku mau ngomong serius"

Inka : "Iya ngomong aja dil"

Fadil : "Inka kira-kira malu ga kalo aku bilang

sebenernya kerjaan aku yang sekarang

Cuma 'ojek Online', usaha aku sudah

ngga ada lagi ka"

Seketika Inka terbatuk batuk mengeluarkan kembali makanan nya dengan ekspresi terkejut sambil melepaskan sendok makannya, kemudian suasana sempat hening, senyap tanpa suara dengan wajah yang sedikit tertunduk seolah sedang berfikir, namun tak lama kemudian akhirnya Inka pun mengeluarkan suara seolah akan menjawab.

Inka : "Dil, sebenernya bukan itu yang ada

dipikiran aku", "kalo pada dasarnya ga

ada masalah dan insya Allah siap

berjuang dari nol sama Fadil, yang aku

pikirin justru ayah aku dil

DI TOLAK CALON MERTUA HANYA KARENA AKU SEORANG OJEK ONLINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang