"Alhamdulillah, kalo mendengar tanggapan tante artinya tante sudah ngerestuin ya tante", Ucap Fadil sambil tersenyum kearah mama nya Inka?". "Hm..gimana ya??, mungkin kalo ada martabaknya tante pertimbangin deh canda mama Inka dengan senyum nya", hehe. Kemudian mama inka pun masuk meninggalkan kami berdua.
ALHAMDULILAH, "aku bener bener ngga nyangka bakal dipermudah begini", "tapi mudah mudahan aja ini jalan Allah ya ka". "Oh iya ka, kalo memang nanti kita jodoh aku minta mulai hari ini kamu nabung ya, nanti aku juga Nabung, Insya Allah 3 bulan lagi aku datang kesini lagi untuk ngobrol sama ayah Inka", ucap Fadil. 'Yang semangat ya dil' sambil menyentuh tangan Fadil. Kemudian hari pun mulai terlihat semakin gelap dengan semakin terdengarnya suara mengaji dari mesjid, nah Inka hujan nya udah mulai berenti nih, Aku pamit dulu ya, kemudian Inka pun memanggilkan mama nya agar Fadil bisa berpamitan, Setelah saya pamit sayapun langsung bergegas pulang sambil tersenyum bahagia.
Keesokan harinya
Di hari minggu itu, saya sengaja mampir ke rumahInka tanpa memberitahu nya terlebih dahulu, Agar berharap bisa berkenalandengan ayah nya untuk pendekatan, ketika itu saya datang kerumah Inka jam 4kurang setelah sholat Ashar, kemudian saya sengaja mampir ke toko martabakuntuk sekedar buah tangan, Setelah saya sampai didepan rumah kemudian saya menghubungiInka, "Ka..lagi ngapain ka?", Tanya saya basa-basi. lagi nyantai dirumah dil,Ada apa?" jawab Inka, kangen ka jawabFadil singkat. 'Ah gombal!', "seriusan ada apa?", "Iya serius aku kangen,sekarang aku sudah didepan!", ucap Fadil sambil tersenyum. "Ah masa!",(kemudian terlihat ada hordeng yang bergerak terlihat sedang mengintip), Wahbeneran ya dil, oke tunggu sebentar ya...Tak lama, suara kunci pintu punterdengar dan mama Inka pun membukakan pintu. Eh ada Fadil, "itu bawa apaandil", sindir mama Inka, hehe. (Kemudian Fadil pun memberikan 1 bungkus plastikyang berisikan martabak yang telah Fadil beli tadi), ini tante tadi kebetulanlewat, ucap Fadil. "Nah gitu dong, ucap mama Inka sambil tertawa". Maen-maenaja dil yang kemaren itu, hehe. Ayo masuk dil, disana saya disambut hangat olehmama Inka, kemudian disuruh duduk diruang tamu. Sejak awal keluarga Inka cukup'welcome' terhadap kedatangan saya,karena rumah Inka tidak asing lagi bagi saya. Disana saya banyak mengobrolmencoba mendekatkan diri saya dengan keluarga disana, kemudian tiba-tibaayahnya Inka keluar dari balik ruangan, "Eh ada tamu, siapa ini ma?", tanyakepada mama Inka. "ini temen nya si Inka itu lho, sudah dari SMP dulu kansering maen kesini!". "Cuma ayah ngga pernah ketemu aja!", ucap mama Inkakepada ayah. "Oh gitu", "kok didiemin aja!, udah dikasih minum belom?". Taklama kemudian Inka datang, "eh Inka itu temen nya dateng kok ga dikasihminum?", (Inka pun pergi kedapur untuk membuatkan minuman untuk Fadil), 'Fadilpun menjadi kaku membatu seolah tak dapat berbicara karena mendengar suaralantang dari sang ayah', 'Tiba-tiba sang ayah nya pun datang menghampiri danikut duduk dihadapan saya', (hanya meja dan toples kue yang jadi penghalang).Spontan bilang sama Fadil, "kamu mau serius sama Inka?", Ucap ayah inka kepadaFadil. Fadil pun terkejut, Hah gimana bisa tau ya, padahal Fadil juga belumngomong, Apa Inka suka ngomong juga ya sama ayah nya, ucap saya dalam hati."Udah ngga usah bingung!?", "keliatan kok dari gerak-gerik nya", hehe tersenyumayahnya pada Fadil. "I.iya Om!", jawab Fadil yang tak banyak ngomong, yanghanya meng-iyakan pembicaraan sang ayah. Sayaini juga pernah muda dil, tegas ayah Inka. jadi kalo kamu mau serius ngga usahbanyak datang-datang!", (Fadil pun terkejut dan ekspresi muka nya mulaimemucat), Hm, Fadil hanya bisa tersenyum dan diam tanpa kata, "Maksud nyagimana ya Om?", tanya Fadil. "kalo kamu serius, Bawa uang '30 juta' dan ajakrombongan keluarga kamu kesini!", "itupun kalo kamu serius sama anak saya!",tegas sang ayah. "Waduh om, kalo uang segitu aku belum punya sekarang!","Sekarang aja masih nabung", jawab Fadil. Yaa.. "kumpulin aja dulu nanti barukesini lagi!?", "Memang Oom mau nya segitu bener ya pintaan dari keluarga ombuat lamarannya?". (Mama Inka menjawab), "ya Fadil pikir-pikir aja dulu, kalomampu ya lanjutin!", menambahkan omongan ayah Inka. Fadil benar-benar tidakmenyangka bahwa silaturahim kerumah Inka ini bakal menjadi pembicaraan serius,karena niat awal nya aja cuma mau mendekatkan diri ke keluarga Inka, sedangkan saja saya masih menabung untukmahar, tetapi karena sudah terlanjur Fadil pun mencoba bernegosiasi denganberbicara apa adanya. (Kemudian ayah Inka melanjutkan pembicaraan nya), "kalobisa sih lebih besar!", karena kemaren lamaran sodara perempuannya Inka aja Oomtolak!. Jujur aja nih, Inka ini sekarang gelar nya ada 2 D3 dan S1 perawat,saya bayarnya juga ngga murah, masa mau seadanya aja, tegas sang ayah. Wah darimana aku bisa dapet uang sebanyak itu Om, apalagi sekarang kerjaan aku hanyaseorang ojek online. Apa ngga bisa sederhana aja om, jadi kita cukup undangkeluarga, saudara, tetangga dekat, ucap saya gemetar. (dengan nada tinggi ayahInka berbicara), "Apa! Jadi kerjaan kamu Cuma tukang ojek !", "mau dikasih makanapa nanti anak saya!?", lagian kerjaan yang begitu kan ga pasti, "kokberani-berani nya kamu mau deketin anak saya !". "Mama kok yang begini dibiarinmarah ayah Inka!". "Sekarang gini deh, karena ini sudah terlanjur sekarang sayaminta kamu siapin uang 50 juta!", ucap ayah Inka. "Dari mana uang sebanyak itu,jawab Fadil". "ya itu resiko kamu!, kan kamu yang akan menikahi anak kami","lagi pula
KAMU SEDANG MEMBACA
DI TOLAK CALON MERTUA HANYA KARENA AKU SEORANG OJEK ONLINE
Novela JuvenilSEORANG PRIA YANG MEMPERJUANGKAN untuk hidup mandiri yang sudah ia mulai sejak duduk dibangku SMA dan pada saat masa perkuliahan adalah awal masa menunjukkan jadi dirinya yang merintis karir sebagai pengusaha muda namun nasib berkata lain, sehingga...