Empat : Rasa bersalah

4K 284 6
                                    

Penyesalan emang di akhir. Kalau diawal itu namanya intropeksi diri.

*
*
*

Setelah kepergian Alma dan meminta Aina pulang. Angga masuk ke dalam rumahnya. Lagi-lagi Angga berdiri di depan kamar Alma. Ingin bicara tapi enggan menganggu Alma. Dan lagi-lagi Angga berjalan masuk ke dalam kamarnya tanpa menemui dan bicara sama Alma.

Penyesalan telah datang tapi tak bisa untuk mengakhirinya. Itulah yang dirasakan oleh Angga. Jujur sebenarnya saat dia tidak dapat kabar dari Alma membuat dia khawatir.

Pada siang hari tadi Aina menghubunginya dan mengatakan kalau Alma tidak ada di rumah. Dengan segera Angga pulang ke rumahnya dan menghiraukan pekerkaannya. Bahkan sampai dia dan Aina bertengkar karena Aina cemburu melihat kekhawatiran Alma. Jika ditanya siapa sih yang gak khawatir saat suami tak mengetahui kabar istrinya meskipun itu ada atau tidak adanya perasaan.

Sibuk dengan pikiran Angga tak sadar saat ada yang mengetok pintu kamarnya. Saat dia sadar dengan cepat Angga berjalan ke arah pintu membuka pintu untuk Alma. Yang mengetok pintu sudah pasti Alma karena di rumah ini hanya ada mereka berdua. Angga sengaja tak memakai jasa ART karena itu akan dapat membongkar rahasia rumah tangga mereka.

" iya ada apa, Alma?"

" mas udah makan? Tadi aku membeli makanan untuk kita makan" jawab Alma.

Bagaimanapun Alma tetaplah seorang istri yang berkewajiban mengurus semua keperluan suaminya. Karena sadar dia tidak bisa masak jadi sebelum sampai di rumah dia meminta Alvin untuk singgah membeli makan malam. Dan baru saja Alvin datang mengantarkan makanan itu yang sempat terbawa pulang olehnya.

" gak papa kalau mas gak makan" lanjut Alma karena tak mendapatkan respon dari Angga.

" aku makan" jawab Angga singkat dan langsung keluar dari kamarnya lalu menutup pintu kamarnya itu.

" ayouk" ajak Angga saat Alma masih tetap berdiri do tempatnya. Mendengar ajakan suaminya Alma langsung berjalan mengiringi suaminya itu ke meja makan.

Setelah mengambilkan makanan untuk Angga, Alma duduk di meja dan memakan makanaannya dalam diam. Begitu juga dengan Angga yang sesekali melirik ke arah Alma yang makan dengan lahab bahkan tak tau apa yang tengah dilakukan oleh Angga.

" kamu kemana aja sama Alvin tadi?" tanya Angga saat dia dan Alma sudah selesai makan dengan nada lembut.

" Alvin ngajak aku ke tempat hiburan dan kita menaiki beberapa wahana" jawab Alma.

" kenapa gak minta aku aja yang ngantarin?" tambah Angga. Bukannya marah tapi dia merasa kalau dia tidak bisa jadi suami yang baik walaupun sedang berpura-pura untuk Alma. Apalagi mendengar ucapan Alvin yang mengatakan kalau Alma merengek kepadanya. Sungguh dia merasa telah gagal. Meskipun kegagalan itu telah ada sejak awal.

" tadinya aku cuman mau ke cafenya Alvin aja mas. Tau-taunya gara-gara aku nangis dia bujukin aku jalan-jalan. Ya mana aku bisa nolak" jawab Alma yang memang apa adanya. Dan sesekali melihat ke arah Angga yang tak memutuskan pandangannya dari Alma.

" jadi kamu benaran nangis?"

" hm. Si Alvin godain aku sampai aku sedih. Makanya dengan rasa bersalah dia ngajakin aku jalan" jawab Alma

Angga hanya mengangguk, Angga tau bagaimana kedekatan Alma sama Alvin dan masalah Alvin yang membuat Alma menangis itu sudah sering dia dengar dan dia juga mendengar tidak akan sulit bagi Alvin untuk membujuk Alma kembali. Contohnya seperti yang dia dengar sekarang.

" Alma" panggil Angga. Sebenarnya dia ingin menanyakan sesuatu sama Alma.

Sebagai seorang suami beberapa minggu ini Angga merasa kalau ada jarak antara dia dan Alma. Tapi selama ini dia enggan untuk bertanya karena itu akan lebih baik, jika ada begitu besar jarak antara mereka maka tidak akan sulit untuk Angga meminta perpisahan nantinya. Tapi rasanya ada yang berbeda dari jarak yang dibentangkan oleh Alma tapi Angga tak tau rasa apa itu.

" iya mas? Ada apa?"

" apa aku ada salah sama kamu?" tanya Angga.

Alma yang mendengar pertanyaan itu merasa geram. Kalau seandainya yang bertanya adalah Alvin maka Alma yakin kepala Alvin sudah gak ada. Ya Allah kenapa suami Alma bego gini?. Itulah pertanyaan yang ada dalam pikiran Alma saat mendengar pertanyaan dari Angga. Meskipun dia tidak tau apa maksud dari pertanyaan itu.

" emang mas merasa punya salah sama Alma?"

" bu-bukan gitu" jawab Angga gugup

" emang kenapa sih mas?"

" mas merasa kalau kamu itu menjauh dari mas"

" Mas ini ada-ada aja. Bukankah selama ini kita memang seperti ini. Mas kali yang punya salah sama aku makanya ngerasa kayak gitu?" jawab Alma.

Alma adalah Alma anak seorang pengacara banyak sedikit pembawaan mamanya selalu terbawa olehnya. Alma akan dengan mudah membalikan ucapan yang ditujukan kepadanya kepada lawan bicaranya. Contohnya saja sekarang terbukti. Angga terdiam karena dapat merasakan apa maksud dari ucapan Alma.

" mas lagi banyak masalah ya? Pekerjaan baik-baik aja kan?" tanya Alma mencoba mengalihkan pembicaraanya. Bagaimanapun Angga adalah suami tidak baik bagi seorang istri untuk menyudutkam suaminya.

" pekerjaan aku baik-baik aja. Dan itu semua karena doa yang kamu panjatkan" jawab Angga lalu menggoda Alma. Alma mencoba untuk tersenyum seperti biasa. Apa salahnya membuat suami bahagia walapun hati tersiksa.

" mas bisa aja" respon Alma.

" aku benaran loh. Kan benar kamu udah doian pekerjaan aku. Atau apa aku salah?" saat seperti ini Alma merasa kalau dia benaran jadi istri yang sesungguhnya tapi dia sadar kalau ini hanya sementara jadi tidak Alma tidak memasukan ke hatinya agar tidak baper

" gak mas benar, istri mana sih yang gak akan doain suaminya. Aku selalu doain mas kok" balas Alma.

" makasih. Ya udah sana istirahat, pasti capekan seharis jalan-jalan" suruh Angga sambil mengusap kepala Alma yang tertutup kerudung. Percayalah selama ini hanya beberapa kali Angga melihat rambut istri, itupun bukan karena Alma tak mau memperlihatkan tapi karena memang hubungan mereka suami istri itu hanyalah sebuah status yang kenyataannya entah seperti apa menjelaskannya.

Sejak Awal pernikahan Angga telah menjelaskan kalau dia tak mencintai Alma namun akan mencoba untuk mencintai dan hingga waktu itu tiba mereka harus menjaga jarak. Tidak sekamar dan juga Angga melarang Alma untuk membuka kerudung di hadapannya.

Alma yang mendapatkan ungkapan itu di hari pertamanya menikah, membuatnya begitu hancur. Setiap saat dia selalu bertanya kepada Allah, apa kesalahan sehingga Allah memberikan ujian yang seperti itu.

Hari semakin hari berlalu, Alma sudah terbiasa dengan kehidupannya itu, namun bagaimanapun setiap istri pasti mengharap cinta sang suami.

Sampai sebelum dia mengetahui perkhiantan suaminya, setitikpun Alma tak lagi mengharapkan hal itu lagi. Bahkan dia telah berdosa karena mengharapkan perpisahan yang dibenci oleh Allah.

" ya udah mas. Aku ke kamar dulu. Mas juga istirahat ya" respon Alma yang langsung berjalan meninggalkan suaminya tanpa mendapatkan respon dari Angga terlebih dahulu.

" emang seharusnya kamu seperti ini Alma. Agar semua ini segera berakhir, agar aku tak lagi menyakitimu lebih jauh lagi" Gumam Angga.

Meskipun Angga telah mendapatkan jawaban dari Alma tentang jarak antara mereka. Tapi Angga yakin apa yang di ucapkan oleh Alma itu adalah kebohongan karena sebelumnya Alma tak pernah mencuekan dirnya seperti yang baru-baru ini terjadi.

@Chie_Vaichy
TBC

Because Allah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang