Dua Puluh Empat : Salah Paham

2.6K 161 1
                                    

Yang terpenting bagi seorang saudara adalah saudaranya bahagia.

Alvin Nathanil Magenta

*
*
*


ucapan Alma waktu itu membuat Abian jadi uringan dan selalu marah-marah. Adrian yang selalu bersama Abian setiap hari dibuat pusing oleh tingkah Abian. Tak satu karyawan yang dibentak oleh Abian.

Contohnya saat itu. Seoarang karyawan baru saja keluar dari ruangan Abian dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Adrian tau kalau baru saja dia dibentak karena pekerjaannya tak sesuai yang diinginkan oleh Abian.

" kenapa lagi loe?, kasihan mereka yang kena imbasnya" tanya Adrian yang baru saja masuk ke dalam ruangan Abian

" gue lagi gak ingim bicara. Jadi gue harap loe keluar"

" Abian, loe gal bisa gini jangan bawa masalah pribadi ke kantor. Loe gak lihat bagaimana stresnya mereka setelah keluar dari ruangan loe?"

" salah mereka yang kerja gak becus. Untung aja gak pecat mereka"

" dari segi mana kerjaan mereka gak becus. Sorry kalau gue kelewatan. Disini loe yang gak becus. Kalau otak loe gak bisa dibawa kompromi lebih baik loe istirahat dulu. Biar gue yang selesain kerjaan loe" nasehat Adrian yang tak takut lalau ucapannya akan jadi musibah besar untuknya.

" keluarlah Adrian.  Gue lagi gak ingin dengar celotehan loe itu. Kalau loe gak mau hal yang sama terjadi? Jangan ganggu gue" ucap Abian yang menekan setiap kata yang dia ucapkan.

" ok baiklah. Gue gak akan ganggu loe lagi. Tapi jangan salahkan gue jika sesuatu yang diluar nalar loe terjadi" final Adrian yang berbicara geram karena tingkah Abian yang sudah kelewatan.

Sejak kejadian yang tak mengenakan itu, Adrian tidak lagi menasehati Abian. Dia hanya melakukan tugas sebagai sekretaris saja. Bahkan mereka tak lagi pernah bercanda. Hubungan mereka hanya sebatas atasan dan bawahan saja.

Dilain tempat Alma tengah dibuat bingung kenapa akhir-akhir ini, dan Abian tak pernah menemuinya. Tak bisa dipungkiri meskipun bukan cinta namun Alma telah merasa terbiasa dengan Abian di dalam hidupnya. Tapi sudah lebih satu minggu Abian tidak datang menemuinya.

" adek kecil kenapa?" tanya Alvin yang baru saja masuk ke dalam kamar milik Alma. Hubungan Alvin dan Alma memang sangat dekat, untuk masuk ke dalam kamar masing-masing bukan masalah besar karena mereka berdua adalah saudara sepersusuan jadi orangtua mereka tidak mempermasalahkannya. Dan merekapun memang saling menganggab suadara.

" Al, apa gue gak berhak atas kebahagian?" tanya Alma yang merasakan kalau bahagia itu bukanlah untuknya.

" kenapa loe bicara seakan-akan loe menyalahkan Allah. Bukankah mama tidak pernah mengajarkan hal itu kepada kita?" nasehat Alvin mencoba membuat Alma tidak terlalu memikirkan masalahnya lagi

" apaan sih. Lupakan saja. Ini loe ngapain disini?"

" kangen sama loe. Kangen loe yang marah-marah kayak gini. Beberapa hari ini gue lihat kalian banyak diam. Kenapa?, cerita sama gue"

" jangan terlalu sering kangen sama gue. Gue gak mau punya masalah sama pacar centil loe itu" ledek Alma karena itu sudah sering terjadi. Pacar Alvin selalu saja cemburu dengan kedekatan dirinya dan Alvin padahal mereka selalu menjelaskan hubungan dan perasaan mereka berdua.

" biarkan saja dia. Gue hanya perlu mengedipkan mata dan masalah akan hilang seketika" ujar Alvin sombong. Alma akui Alvin adalah laki-laki buaya darat yang memiliki 1001 rayuan gombal.

" jadi masih belum mau cerita lagi punya masalah Apa?"

" cerita apaan? Orang gue gak punya masalah" bohong Alma karena dia tidak ingin menceritakan kalau dia merindukan orang yang belum tentu menginginkan. Bisa-bisa Alvin akan menjadikan hal itu untuk membullynya kan enggak banget. Apalagi Alma tau Alvin adalah tipe orang yang paling usil yang di kenal Alma.

Because Allah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang