58.

2.6K 149 4
                                    


Hubungan Alma dan Abian berjalan lancar. Kemanjaan Abian juga gak pernah hilang bahkan menjadi-jadi. Bahkan Abian tidak malu-malu minta disuapin makan di depan keluarganya. Dan kalau Alma tak mau dia juga akan terang-terangan ngambek. Hal itu membuat Alma jadi malu tapi rasa malu yang tak dipeduliin sama Abian. Suaminya benar-benar bikin Alma bingung.

" suaminya mana Alma?" tanya mama mertuanya Alma saat sekarang mereka lagi menyiapkan makan. Sejak menikah walaupun belum mahir, Alma sudah mulai membiasakan dirinya berada di dapur sekedar mambantu dan belajar.

" tidur lagi habis subuhan ma" jawab Alma yang apa adanya dan hal itu sudah sering terjadi beberapa waktu belakangan ini dan akan sulit terbangun

" ya udah sana kamu bangunin dia! Mama juga akan panggil papa kamu" suruh sang mama yang dianggukan oleh Alma karena pekerjaan menata makanan di meja makan telah selesai

" kak bangun" ujar Alma.
Seperti biasa, kalau hanya dipanggil dengan nada lembut, tidur Abian tidak akan terusik. " kak, bangun kak! Mama sama papa nungguin kakak buat sarapan" ulang Alma sambil memukul pelan kedua pipi Abian

" bentar lagi, sayang"

" gak ada. Bangun ih, kakak. Udah siang ini"

" jangan bohong sayang. Kakak gak akan ketipu lagi" ujar Abian yang tak mau tertipu lagi. Memang beberapa hari yang lalu, saat Abian bertanya jam, Alma mengatakan kalau sudah pukul 10 padahal masih pukul 07 lewat. Dan Alma belum lupa bagaimana ekspresi kaget Abian saat itu.

" kakak gak kerja? Bukannya semalam ada rapat?"

" nanti jam 9. Kakak berangkatnya nanti aja" jawab Abian yang masih saja betah rebahan dan bicara dengan mata tertutup dan mengeratkan selimutnya

" sayang"

" iya"

" sini, dekatan!" suruh Abian, meminta Alma untuk mendekat. Alma yang bingungpun tetap mendekatkan wajahnya ke wajah Abian.

" Aaa. A-apa yang kakak lakukan?" teriak Alma saat tiba-tiba Abian menarik tubuhnya ikut berbaring

" 15 menit aja. Habis itu aku akan bangun"

" lepasih kak" tolak Alma yang bersikeras menjauh dari Abian dan hal itu berhasil.

" buruan bangun! Jangan ke anak kecil" suruh Alma yang sekarang telah manarik tubuh Abian

" ikut aku ke kantor ya" ajak Abian saat posisinya sudah terduduk diatas ranjang dengan wajah masih wajah bantalnya

" jangan mengada. Sana pergi ke kamar mandi!" tolak Alma

" sayang, ikut ya. Kalau gak, aku gak pergi ke kantor"

" gak bisa kak. Aku banyak tugas"

" kerjain di kantor aja, ya"

" mandi dulu sana!"

" gak mau mandi"

" akan aku pikirkan. Sana mandi!"

" baiklah. Aku mandi dulu" seru Abian semangat saat mendengar jawaban dari Alma " sayang kamu gantu baju ya. Kita langsung berangkat habis ini" teriak Abian saat dia sudah dalam kamar mandi. Alma hanya geleng-geleng melihat tingkah suaminya itu tapi dia tetap mau melakukan apa yang dia minta

" sayang" panggil Abian saat dia telah keluar dari kamar mandi

" iya" balas Alma singkat dan tak melihat ke arah suaminya karena dia sibuk mengatur kerudungnya

" pasangan dasi aku ya" pinta Abian

" kakak kenapa sih? Akhir-akhir ini beda?" tanya Alma saat sekarang dia sudah memasangkan dasi suaminya

Because Allah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang