Lima Puluh Satu

2.1K 133 3
                                    


Abian senyum-senyum sendiri ketika mengingat kehidupannya setelah menikah dengan Alma. Tak ada rasa selain rasa bahagia yang dia rasakan. Setiap harinya perjalan hubungan mereka semakin membaik dan itu membuat Abian semakin bersyukur kepada Allah.

" kenapa lo? Kesambet setan" tegur Adrian yang baru saja masuk ke dalam ruangan temannya. Abian tak menjawab pertanyaan temannya itu melainkan memasang wajah datar menatap ke arah Adrian

Adrian yang melihat perubahan wajah Abian merasa aneh " lo baik. Mudah banget ngubah ekpresi wajah lo?" bukannya takut Adrian malah meledek Abian

" ngapain?"

" ngapain apaan? Bicara tu yang jelas!"

" keluar lo sekarang?"

" lo ngusir gue?"

" apa kurang jelas?"

" gue akan keluar, tapi sebelum itu gue mau kasih tau kalau beberapa waktu yang lalu ada orang yang nyari lo. Katanya dia adalah teman lo waktu kuliah? Mungkin kedokteran kali ya. Karena gue gak kenal" jelas Adrian yang memang tujuannya datang ke ruang Abian adalah ingin menyampaikan pesan dari seseorang

" siapa?"

" King Nabil Farhanita" ujar Adrian
"Lo kenal?" lanjut Adrian

Abian mengangguk, dia tidak akan lupa sama nama itu, salah satu nama teman gilanya di awal dunia perkuliahan, meski hanya sebentar Abian mendapat banyak kenangan dengan mereka dan tak akan melupakan mereka. Dan sudah lama mereka tak bertemu mungkin sejak dia memutuskan untuk pindah jurusan.

" dia bilang apa?"

" dia mengirim ini" ujar Adrian sambil memberikan selembar undangan "dia bilang lo harus datang, karena gak saja akan ada lo akan tetapi juga ada yang lain. Bisa dibilang dia tak mengundang banyak  hanya teman lama saja" lanjut Adrian yang mengatakan sesuai apa yang dia dengar.

" undangan pernikahan?"

" sepertinya tidak? Ah jangan lupa bawa Alma karena mereka ingin tau siapa wanita yang mau sama lo" tambah Adrian sebelum dia menghilang dari ruangan Abian.

Sekilas Abian melirik undangan yang diberikan oleh Adrian dan setelah itu dia fokus mengerjakan pekerjaannya agar cepat selasai dan juga dia bisa cepat pulang lalu menemui kekasih halalnya yang sangat dia rindukan.

Saat jam telah menunjukan pukul 5 sore, Abian bersiap untuk pulang. Dia sudah tak bisa menahan rindu yang dia rasakan kepada istrinya itu.

Setelah cukup lama mengendarai mobilnya akhirnya Abian sampai juga di parkiran rumah milik orang tuanya. Jika ada yang bertanya kenapa masih di rumah orang tua Abian? Maka jawaban tanyakan sama mamanya

" udah pulang kak?" tanya sang mama saat melihat anaknya baru saja masuk.

" Alma mana mah?" bukannya menjawab pertanyaan mamanya Abian malah menanyakan keberadaan istrinya

Sang mama mendengus kesal mendengar pertanyaan sang anak. Dia memilih berjalan ke arah dapur dari pada menjawab pertanyaan anaknya itu. Abian yang melihat hal itu tak peduli, dia berjalan masuk ke dalam kamarnya berharap orang yang membuatnya merasakan rindu ada di dalam sana namun harapannya tak sesuai dengan kenyataan karena dia tidak menemukan istrinya di dalam kamar tanpa ba bi bu Abian melangkah keluar kamar, satu-satunya tujuan Abian adalah dapur, bukan untuk mencari mamanya melainkan karena hanya mamanya yang bisa menjawab pertanyaannya tentang dimana istrinya karena hanya mamanya yang seharian di rumah.

Because Allah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang