Empat Puluh Dua : Hari pertama

3.2K 155 6
                                    

Assalamualaikum
Masih ada yang bangun gak jam segini?

Ada?
Nggak ada?

Sehubung besok adalah hari lebaran jadi aku mau ngucapin Marhaban ua ramadhan.

***

Sejak kejadian Abian yang kaget melihat penampilan Alma membuat Alma tak hentinya ketawa, apalagi setelah mendengar alasan Abian berteriak kaget. Benar-benar tak masuk akal bahkan alasan itu sering digunakan oleh bocah.

Abian yang kesal karena ditertawakan oleh istrinya memilih untuk diam dan pastinya selain kesal Abian juga malu karena baru hari pertama dan belum 1 jam dia bersama dengan istrinya. Istrinya itu sudah tau kelemahannya yang selama ini dia sembunyikan dari semua orang.

Abian takut dengan hantu. Konyol? Emang tapi itulah Abian, dia takut sama hantu, baik itu pocong dan teman-temannya. Dan alasan dia berteriak barusan adalah karena melihat Alma penampilan Alma saat mengeringkan rambutnya. Memang itu adalah hal yang biasa tapi ini berbeda, Alma menggenakan pakaian putih dengan rambut hitam yang panjang lebih tepatnya sangat panjang karena rambut Alma itu hampir sampai lututnya. Abian rasa siapapun pasti akan kaget. Apalagi posisinya tengah membalakangi Abian.

" suami Alma benaran takut sana hantu?" ulang Alma menanyakan hal yang sama setelah beberapa waktu yang lalu. Dan sekalipun Alma tak mendapatkan jawaban setelah Abian tak sengaja menceritakan kelamahannya itu

" suami Alma takut hantu" ledek Alma yang sekarang sudah ada di samping Abian. Mereka duduk di atas ranjang dengan Alma yang tak henti-henti menggoda Abian.

" Diamlah Alma. Aku malu" perintah Abian

" suami aku ini umurnya berapa sih? Kalah sama bocah" ujar Alma sambil tertawa

" sekali lagi kamu ledekin aku, aku akan.. " ancam Abian yang terpotong karena sekarang Alma telah mengedepankan rambut panjangnya dan kepala Alma tepat di depan wajah Abian dan itu pasti membuat Abian lagi-lagi kaget. Bahkan seketika Abian melomoat dari ranjang

" Alma" geram Abian dengan jantung yang sudah deg-degkan bukan karena jatuh cinta tapi karena kaget oleh ulah Alma. Tapi Abian tak mau kalah, Abian mendekat lalu menarik kepala Alma dan meletekannya di ketiaknya dan menjempit leher Alma.

" lepasin.. " teriak Alma berusaha menjauhkan tubuhnya dari tubuh Abian tapi tak bisa karena Abian menggunakan kekuatan penuh untuk menekan Alma di ketiaknya.

" masih mau ledekin suami?" tanya Abian

" gak" jawab Alma dan
" maksudnya gak akan berhenti..
Aaa. Alma janji gak akan ledekin suami lagi. Lepas kak. Leher Alma sakitt. Lepasin" mohon Alma. Abian yang kasihan sama Alma melepaskan leher Alma dan sekarang Alma telah duduk di depannya dengan rambut yang sudah berantakan.

" suami Alma jahat banget sih. Gimana kalau leher Alma patah" gerutu Alma sambil membenarkan posisi rambutnya yang entah sudah bentuk apa. Alma yakin kalau rambutnya sudah seperti rambut orang gila

" sini aku perbaiki" seru Abian dengan tangannya telah terjulur ke kepala Alma untuk membantu merapikan rambut Alma. Abian memang membantu Alma dan sekarang sudah lumayan lebih baik tapi iblis di kepala Abian muncul sehingga dia kembali meberantakan kembali rambut Alma sehingga lebih parah dari sebelumnya.

Rasanya becandaan yang mereka lakukan membuat mereka lupa kalau mereka adalah sepasang pengantin. Tidak kecanggungan yang terjadi antara mereka. Malah ya g terjadi seolah-olah mereka sudah lama saling kenal. Baik itu Alma dan Abian sepertinya sudab biasa dengan keadaan mereka saat ini.

" mama, suami Alma jahat. Dia berantakin rambut Alma" teriak Alma yang sekarang telah turun dari ranjang dan berjalan ke arah pintu.

Alma ingin mengadu kepada mama karena rambutnya yang sulit untuk disisiri diberantakin oleh Abian. Dan dulu itu sering terjadi antara dia dan Alvin dan selalu saja Alma akan mengadu dan Alvin akan dinarahi. Alma berlari seolah-olah lupa sama keadaan dia yang sudah menikah dan juga dia lupa kalau, jika dia keluar sekarang mama akan banyak orang yang melihatnya karena diluar kamarnya masih ada suasana pesta.

" mau kemana?" tanya Abian yang sekarang telah berada di dahapan Alma. Lebih tepatnya dia menghalangi tangan Alma membuka pintu kamarnya. Bukan takut Alma akan mengadu tapi dia tidak ingin melihat semua orang melihat istrinya dalam keadaan menggemaskan cukup dirinya saja.

" minggir mas" gertak Alma kesal. Bukannya minggir, Abian malah mendaratkan ciuman di pipi kanan Alma.

" mas apaan sih?" keluh Alma yang padahal wajahmya telah memanas karena kelakukan Abian. Namun Abian melakukannya lagi namun kali ini di pipi kiri lalu menarik Alma ke pelukannya.

" kamu lupa, aku tak mau di panggil mas. Panggil aku kakak"

" lupa"

" lain kali jangan lupa lagi. Karena kalau sampai lupa aku akan cium kamu lagi, bukan di pipi tapi disini" goda Abian sambil meletakan telunjuknua di bibir Alma. Alma yang diperlakukan seperti itu semakin malu. Sangat terasa wajahnya panas dan pasti sekarang sudah memerah.

" kenapa ditutupi!" larang Abian yang menarik tangan Alma agar menjauh dari wajahnya.

" jangan pernah seperti ini di hadapan laki-laki lain! Cukup aku saja karena hanya aku yang berhak. Jangan buat aku marah karena melanggar apa yang aku katak" lirih Abian sambil mengusap wajah Alma dengan kedua ibu jarinya. Alma hanya mengangguk mengiyakan ucapan Abian.

" terimakasih karena udah mau menerima aku sebagai suami kamu" lanjut Abian lalu mencium pucuk kepala Alma dengan sayang.

Tanyakanlah apa yang dirasakan Abian saat telah menyandang status sebagai suami Alma. Bahagia rasanya dada ingin meledek karena akhirnya dia mendapatkan Alma dan menjadi miliknya. jika dulu dia hanya berandai-andai maka sekarang adalah kenyataan. Kenyataan kalau Alma ada di hadapanya dan ada dalam pelukannya.

" ayok tidur. Aku capek" ajak Abiam yang menggiring Alma berjakan ke arah ranjang. Kalu meteka merebahkan badannya mereka yang memamg rasamya sudah mau hacur karena kebanyakan berdiri.

" Kak" panggil Alma yang sekarang tengah menghadap suaminya yang sudah memejamkan matanya dengan posisi menengadah.

" hm"

" sebelumnya kakak nyuruh aku manggil kakak dengan sebutan kakak. Lalu kenapa kakak masih menyebut diri kakak dengan sebutan aku. Apa gak bisa.. "

" jadi  bidadarinya kakak mau kakak nyebut dirinya kakak dengan sebutan kakak kayak kamu juga?" tanya Abian yang sekarang juga sudah menghadap kearah Alma dengan jarak yang sangat dekat. Seketika Alma kaget. Jantungnya tak bisa lagi diajak untuk berkompromi. Pasti Abian bisa mendengar dekat jantungnya. Dirinya saja sesak dengan detak jantung yang begitu cepat.

" aku akan melakukan semua itu asalkan kamu mau melakukan sesatu. Gimana mau?" saran Abian. Sejenak Alma terdiam dan setelah itu langsung menyetujui saran dari Abian

" jika aku jadi kakak. Maka kamu adalah adek" ungkap Abian.

" maksudnya aku adek itu?"

" iya, kakak adalah kakak dan istri kakak ini adalah adek. Jadi jangan gunakan kata aku lagi tapi gunakan adek, gimana setuju?" jelas Abian yang dia yakin dapat di mengerti oleh Alma.

" kakak gunakan kata aku aja" sentak Alma yang sekarang telah memutar arah tubuhnya. Jika tadi saling berhadapan dengan Abian maka sekarang dia memunggungi Abian.

" tidak baik membelakangi suami, sayang" bisik Abian. Seketika Alma kembali memutar arah tubuhnya menghadap ke arah Abian yang tersenyum gemas melihat kelakuan istrinya apalagi di tambah wajah Alma masam dan mulut mengerutu.

" yang tadi itu adalah perintah bukan permintaan" bisik Abian sambil membawa Alma kepelukannya tanpa rasa ragu kalau-kalau Alma tidak suka. Jika memang Alma tidak suka maka dia akan memaksa karena seorang Abian adalah orang yang selalu ingin mendapatkan apa yang dia inginkan.

" terima kasih ya Allah" batin Abian yang rasanya tidak cukup hanya berterima kasih saja kepada Allah karena telah menjodohkan dia dengan Alma. Gadis manis.

Huhuuu... Gimana? Pada baper gak?

Salam hangat buat kalian dari Pengantin Baru

@Chie_Vaichy
TBC

Because Allah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang