"Itu lebih baik daripada lo harus nyuri mangga punya tetangga."
"Awas!"
Bruk!
Penyangga besi kios baju terdengar berdebum, memporak-porandakan area sekitar--termasuk bangku usang yang diduduki Aura dan Delon telah terbagi menjadi dua.
"Ra, lo gapapa?" Pertanyaan serentak dilontarkan oleh Bara dan Delon hanya dibalas dengan kerjapan mata. Aura terlalu syok untuk memahami kejadian di depan mata.
"Aura," panggil Vany sembari menggoyangkan bahu Aura pelan. Aura tersentak, ia menatap ke sekeliling. Banyak sekali orang yang berlalu-lalang membantu menyingkirkan penyangga besi ataupun hanya berniat melihat kejadian.
Delon yang melihat Aura masih terdiam membisu memutuskan untuk menggendongnya dan menjauh dari kerumunan. Delon membawa Aura di sekitar area pintu masuk--diikuti dengan Bara dan Vany.
"Delon?" panggil Aura setelah sekian terdiam cukup lama. Delon menoleh, menyelipkan beberapa helai rambut Aura yang diterpa angin.
"Hm? Ada apa?"
"B-boneka Aura mana?" Delon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Aduh, ia lupa. Bonekanya terlempar tadi saat ia menarik Aura untuk menyelamatkan diri.
"Boneka apaan, Lon?" tanya Vany bingung, sedangkan Bara hanya menatap tanpa minat.
"Delon, boneka Aura mana?" Lagi, pertanyaan dari Aura sontak membuatnya kebingungan. Delon menarik napas dalam-dalam, berjongkok di hadapan Aura yang sedang duduk di bangku plastik.
"Nanti gue beliin yang baru, ya?" Aura menatap Delon beberapa saat lantas menggeleng.
"Nggak mau. Aura mau boneka yang tadi."
"Ya, udah. Gue cari dulu." Delon langsung bangkit berdiri, balik kanan menuju tempat semula. Selepas kepergian Delon, Aura mengalihkan pandangannya pada Bara dan Vany, ia langsung mengernyit heran.
"Vany pacaran sama Kak Bara?" tanyanya dengan raut bingung.
"Eh, mana mungkin pacaran sama abang sepupu gue sendiri. Mana mantan playboy lagi. Ogah gue." Vany sontak menggerutu sembari bersedekap dada. Aura tertawa, sedangkan Bara yang disindir justru bersikap acuh.
"Gue udah paling malas kal--""Lah, kok, boneka Aura kotor, sih?" Pernyataan Vany sontak terpotong oleh Aura yang sudah memanyun sebal menatap boneka beruang pink-nya sedikit kotor di bagian hidung. Ah, malang sekali.
Aura memangku bonekanya, mengusap hidung boneka yang kotor akibat debu. Bara yang sedari diam tak berkutik langsung tersenyum tipis menatap Aura yang lucu.
"Kalian udah gapapa, kan? Gue sama Bang Bara mau adu nyali dulu soalnya."
"Gapapa, kok. Makasih." Vany mengacungkan jempolnya, tertawa.
"Jangan minta pulang seperti Aura, Van. Nyeremin sumpah. Lebih nyeremin dari pocong yang ada di sana."
"Ish, Delon! Aura malu!" Delon sontak dihadiahi pukulan di lengannya membuat Vany terpingkal. Vany tahu betul yang dimaksud oleh Delon. Aura--gadis penakut yang seolah-olah bersikap berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] WITH YOU
Teen Fiction[NEW VERSION || COMPLETED] [SCHOOL | FRIENDZONE] Rate: (13+) Kepada kamu. Seseorang yang berhasil membuatku jatuh terlalu dalam. Menyisakan ruang sesak yang perlahan menggerogoti jiwa dan raga. Bagaimana aku sebodoh itu? Mencintaimu yang justru sika...