Jam istirahat pertama dimanfaatkan oleh anak basket untuk melakukan rapat di aula sekolah yang terletak di lantai dua. Rapat tersebut dipimpin oleh Iqbal selaku kapten basket Pelita. Aula yang cukup luas membuat semuanya lebih leluasa dan nyaman.
"Kalau setiap hari aja gimana?" ujar Malik, salah satu anggota basket.
"Enak aja! Nggak!" Cowok ber-name tag Arga yang tengah mengupas jeruk melemparkan kulitnya pada Malik. Orang pertama yang protes, tetapi santai.
"Tiga hari aja gimana?" usul Malik kembali.
Iqbal mengangguk setuju, tiga hari dalam seminggu mungkin cukup untuk meningkatkan keahlian dan kekompakan antaranggota.
"Boleh, sih. Menurut lo gimana, Al?" Aldi yang merasa terpanggil sontak mendongak.
"Boleh juga. Gue setuju."
"Eh, tap--"
Arga yang hendak kembali protes seketika terhenti ketika pintu aula berderit dibuka. Semuanya serempak menoleh, menatap Delon yang mendekat dengan gaya cool-nya seperti biasa. Bukankah ...? Bukankah Delon sendiri yang menolak berulang kali untuk bergabung dalam turnamen?
Aldi sebagai perwakilan berdiri, beranjak dari duduknya, menghampiri Delon yang masih setia berdiri.
"Lo sepertinya udah set--"
"Nope. Gue setuju karena permintaan konyol dari Aladdin."
"Hah?" Semunya sontak bertatapan bingung, saling melirik satu sama lain.
"Gue tahu," celetuk Arga sembari memasukkan sepotong jeruk ke dalam mulutnya. "Hanya ada satu Aladdin di sekolah ini yang berani mengajukan permintaan konyol pada Delon. Bukankah itu Au--"
"Kita membahas rapat, bukan membahas permintaan konyol itu, Arga!" Arga dibuat bungkam. Iqbal menggelengkan kepalanya heran lantas menatap Aldi dan Delon yang masih berdiri.
"Duduk!"
Setelah semuanya duduk, Iqbal kembali memimpin rapat diskusi latihan. Perbedaan pendapat kerap kali membuat ruangan sedikit gaduh, tak ada yang mau mengalah. Keheningan yang kadang-kadang menyapa mereka lenyap tergantikan oleh lelucon receh yang dilontarkan Arga.
Setelah lama berunding, akhirnya Iqbal telah menetapkan keputusan latihan basket dilakukan selama tiga hari dalam seminggu. Akan tetapi, jika ada waktu luang maka jam latihan akan ditambah.
Keputusan telah final.
***
Aura berjalan seorang diri di sekitar taman. Keadaannya jauh lebih baik dari kemarin, tetapi Aura yang sesekali masih merasa pusing memutuskan untuk tetap di rumah, belum berangkat ke sekolah seperti biasanya.
Aura yang dilanda rasa bosan di rumah, diam-diam keluar untuk berjalan-jalan sejenak. Aura memejamkan matanya, menikmati hembusan angin yang berhembus menerpa wajahnya. Aura tersenyum, menyibak bunga-bunga yang bergoyang melambai diterpa angin. Cuaca siang ini cukup cerah, langit biru sejauh mata memandang.
Di sisi lain, seorang cowok berpostur tinggi tegap tengah berjalan santai sembari mendengarkan lagu melalui earphone-nya. Sesekali ia menjentikan jarinya, mengikuti irama lagu yang didengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] WITH YOU
Подростковая литература[NEW VERSION || COMPLETED] [SCHOOL | FRIENDZONE] Rate: (13+) Kepada kamu. Seseorang yang berhasil membuatku jatuh terlalu dalam. Menyisakan ruang sesak yang perlahan menggerogoti jiwa dan raga. Bagaimana aku sebodoh itu? Mencintaimu yang justru sika...