"Semua pertanyaan itu penting buat lo?"
Sudah dua hari ini, Aura jarang sekali bertemu dengan Delon. Seperti ada yang berubah dan juga hilang. Delon tidak menjahili Aura lagi, tidak membuatnya kesal bahkan saling sapa pun seperti enggan. Dan dua hari ini juga, Aura mendengar kabar bahwa Delon sedang dekat dengan Vanesa. Banyak sekali murid yang bergosip ria tentang itu.
"Van, lihat Delon?" Jika biasanya istirahat pertama dimanfaatkan oleh Aura untuk pergi ke kantin, maka kali ini Aura memanfaatkannya untuk mencari Delon. Ya, sesederhana itu.
"Nggak, Ra." Aura menghembuskan napasnya yang terasa berat. Sudah sejak dua hari yang lalu Aura mencari celah untuk bertemu dengan Delon, tetapi Delon seperti menghindar, tak menampakan diri.
Aura memutuskan keluar kelas, menuju kelas XI IPA 5. Aura berjinjit, mengintip dari balik jendela. Netra hitamnya menatap awas sekeliling, tetapi punggung tegap milik Delon tak kunjung dilihatnya. Aura memanyun.
"Cari siapa, Ra?" Seseorang menepuk pundaknya pelan. Aura terlonjak kaget, mendapati Aldi yang tersenyum manis padanya.
"Eh? C-cari Delon, Kak." Aldi mengacak surai Aura pelan.
"Cari aja di koridor kelas 10. Tadi gue sempat lihat dia." Aura mendongak, seulas senyum terbit di bibir mungilnya.
"Beneran, Kak?" tanya Aura tak percaya. Aldi mengangguk mantap.
"Makasih, Kak." Aura dengan segera menuruni tangga dengan langkah cepat, menuju koridor kelas sepuluh yang terletak di lantai satu. Aura sedikit tersengal, menatap kanan-kiri.
Di tengah ramainya lalu-lalang siswa, Aura melihat punggung tegap yang dikenalnya sedang berdiri di area kelas IPS. Tanpa pikir panjang, dirinya segera mendekat.
"Delon?" Senyum yang sedari tadi melekat di bibir Aura seketika memudar tatkala menyadari Delon tengah bersama Vanesa.
"Delon?" ulang Aura kembali sembari berlari-lari kecil menghampiri. Delon menoleh sekilas, memasukkan sebelah tangannya ke dalam saku celana.
"Hm?"
"Aura mau ngomong sesuatu. Bisa, 'kan?" Delon mengembuskan napas, menatap Vanesa yang meremat roknya.
"Bisa pergi?" Pertanyaan singkat, tetapi cukup membuat Vanesa memahami situasi. Ia segera beranjak sembari membawa ponselnya yang bergetar--menandakan ada pesan masuk.
"Mau ngomong apa?" Aura tersenyum, menatap wajah Delon yang datar.
"Aura cuma mau tanya. Kenapa Delon berubah menjadi kasar seperti ini?" Delon menatap tajam, ia memajukan tubuhnya secara perlahan membuat Aura berjalan mundur secara spontan. Aura mengerjap polos, Delon semakin memojokannya.
"Uhm ... A-atau Delon cemburu lihat Aura sama kak Bara?" Delon tak menjawab, ia terus melangkah mengikuti Aura yang berjalan mundur dengan gemetar. Aura seketika gugup, Delon terus menatapnya tajam tanpa berkedip.
"D-Delon pacaran sama Vanesa, ya?" Delon masih bungkam membuat Aura menggigit bibir bawahnya. Aura terus berjalan mundur hingga matanya tak sengaja melihat seringaian tipis pada bibir Delon.
"Argh!" Aura memejamkan mata, merasakan sakit pada kakinya yang menabrak pot besar di belakangnya. Dan hal itu sontak membuat tubuh mungilnya limbung ke tepi lapangan. Para siswa yang berlalu-lalang sontak tertawa tanpa berniat membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✅] WITH YOU
Teen Fiction[NEW VERSION || COMPLETED] [SCHOOL | FRIENDZONE] Rate: (13+) Kepada kamu. Seseorang yang berhasil membuatku jatuh terlalu dalam. Menyisakan ruang sesak yang perlahan menggerogoti jiwa dan raga. Bagaimana aku sebodoh itu? Mencintaimu yang justru sika...