[28] KILAS BALIK

822 41 13
                                    

Chapter kali ini panjang. Jadi, usahakan baca saat waktu senggang, ya. Biar feel-nya dapat.

Gimana? Kaget gak dapet notif With You?

[28] KILAS BALIK

"Surprise!"

Delon mematung di ambang pintu rumah, sebelah tangannya yang masih memegang knop pintu mengepal kuat. Tatapan tajamnya sama sekali tidak bersahabat. Vanesa, gadis itu menarik lengan Delon dan menuntunnya masuk dengan wajah sangat ceria.

"Hari ini, kamu akan resmi bertunangan dengan Vanesa. Tidak apa 'kan walau hanya pesta kecil-kecilan antarkeluarga?" Wajah Delon sontak berubah datar. Kepalan tangannya semakin menguat di kedua sisi tubuhnya.

Delon maju melangkah.

"Maksud Papa apa?" Pak Raditya selaku papa Delon tertawa hambar. Menepuk bahu putranya seakan meremehkan.

"Kamu tidak tuli, 'kan? Papa bilang, kamu dan Vanesa akan bertunangan malam ini." Sepasang mata elangnya yang tajam seakan mengunci tatapan papanya dengan sorot memangsa hingga kemudian Delon lebih dulu memutuskan pandangan seraya tersenyum miring. Cowok itu memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju tangga, sedangkan Pak Raditya kembali duduk tenang pada sofa empuknya bersama dengan istri dan calon besannya.

"Orang suruhan yang papa kirimkan sudah mengambil aba-aba untuk melempar bom peledak ke rumah gadis manjamu itu. Jika kamu menolak, mungkin sepertinya kamu terlambat untuk mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya."

Delon sontak membeku.

"Pilihan ada di tangan kamu sendiri. Menerima atau membiarkan gadis manjamu mati dengan tragis." Seusai melontarkan kalimat yang sama sekali tidak mengenakkan untuk didengar, Pak Raditya meneguk kopi hitamnya dengan nikmat. Menganggap semuanya seakan angin lalu yang berembus tanpa mengusik.

Delon memejamkan matanya kuat-kuat, berusaha menahan amarah yang terus bergejolak dalam dirinya. Ketakutannya menjadi nyata. Papanya yang sedari awal tidak setuju dengan hubungan pertemanannya dengan Aura, kali ini sudah mulai bertindak untuk memisahkan keduanya.

Delon bimbang. Delon terlanjur menyayangi Aura, tetapi jika dirinya menolak, Aura juga yang menjadi korbannya. Delon menarik napas dalam-dalam. Pilihan ini sangatlah sulit. Namun, Delon tetaplah harus menentukan pilihan. Sekali lagi, Delon menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Sepasang mata elangnya kembali terbuka dengan sendu yang tersirat.

"Oke," jawab Delon sembari mengulas senyum getir. Menatap papanya dan Vanesa dengan tatapan yang sulit diterjemahkan.

***

Pukul 10.28 WIB.

Delon terduduk di lantai kamarnya sembari menyandarkan kepalanya pada ranjang. Tatapannya menerawang jauh ke atas. Bayangan dari titik awal permasalahannya kembali terngiang dengan jelas. Cowok itu menghela napas, mengangkat jemari tangan kanannya yang sudah tersemat sebuah cincin yang tak pernah ia harapkan sebelumnya. Delon hanya bisa tersenyum getir melihatnya.

Malam itu, tepat dirinya mengantarkan Aura pulang dari pasar malam. Delon resmi bertunangan dengan Vanesa. Mengikat sebuah komitmen yang sama sekali tidak melibatkan perasaan apa pun dalam diri Delon. Dan dirinya begitu bodoh, menerima permintaan licik dari papanya.

[✅] WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang