2. Bocah SMA

26K 1.7K 108
                                    

Manusia selalu punya pilihan dalam hidupnya. Tetapi terkadang mereka lupa, manusia yang lainnya terlalu suka mengusik dan tidak tahu diri.


***

Hari ini hari pelulusan sekolah. Akhirnya, setelah bertahun-tahun tinggal kelas dia lulus dari SMA SATURNUS. Cowok dengan seragam yang penuh dengan coretan warna-warni layaknya habis tawuran itu tertawa bersama teman-temannya di salah satu kafe dekat sekolah mereka. Membicarakan cewek-cewek incaran mereka yang akhirnya menjadi milik mereka. Terkecuali, Abyan.

"Jal, lo mau pesan apa? Ambil aja semua, sesuka lo." Aby berucap keras. Membuat beberapa pengunjung ikut menoleh penasaran. Lalu, mereka melengos saat mlihat ada gerombolan bocah alay baru lulus SMA dengan mencoret-coret seragam mereka.

"Baik bener, lo yang bayarin kan By?" celetuk Kaisar di sebelah kiri Aby.

"Bayar sendiri lah, enak aja." Lalu sebuah tempeleng Aby dapatkan dari Rijal. "Nggak usah ngomong deh lo, bau!"

"Hahaha." Aby tertawa ngakak. Dia membenarkan headband agar tidak copot dari dahinya.

Abyan Mahesa Abachry Ramadhan. Orang-orang memanggilnya Abyan atau Aby saja biar simpel. Mau dipanggil Orang Ganteng atau Sayang juga terserah. Aby fine-fine saja kok.

Aby adalah anak konglomerat. Ayahnya punya perusahaan tambang emas dan pemilik saham terbesar. Ibunya adalah pemilik maskapai penerbangan terbaik di negeri ini. Aby anak tunggal, segalanya selalu dimanjakan dan dipenuhi. Aby selalu mendapat kasih sayang penuh.

Hanya saja, Aby tidak pintar.

Kini Aby berusia 22 tahun. Wajah gantengnya menipu banyak orang. Dia masih bisa dikatakan 17 tahun kalau saja Aby tidak menunjukkan KTP-nya. Aby tidak tahu apa yang salah dengan hidupnya. Tapi Aby cukup bangga dia yang paling tua diantara teman-temannya. Bayangkan, 22 tahun!

Aby mengulang SD 8 tahun, SMP 4 tahun, dan SMA 4 tahun. Rasa-rasanya, Aby memang sudah terlalu kolot untuk dipertahankan para guru sehingga mereka melepaskan Aby, meski nilainya sangat jelek.

"Abis ini lo kemana, By?" tanya Salim. Aby menoleh, memakan kacang dan menghisap kulitnya yang terasa asin. Gurih-gurih enak gitu. Sayang kan kalau langsung dibuang.

"Abis ini gue mau pulang, capek. Kaum rebahan kayak gue mana bisa lama-lama di luar rumah lebih dari dua jam. Capek hayati, Dedek!" keluhnya dramatis. Teman-temannya tertawa, ada juga yang mengumpat karena kebiasaan Aby tidak pernah berubah. Suka becanda, tapi Aby punya komitmen yang kuat. Dia berjiwa solidaritas. Aby itu tipikal setia kawan. Suka menolong, apalagi menabung. Tapi, besoknya tabungannya ludes karena dia ambil sendiri.

"Nyesel gue nanya sama lo!" ujar Salim, lalu meneguk es jeruknya yang tinggal setengah.

Aby tidak perduli. Pasalnya Salim bertanya tidak detail begitu. Mana dia paham. Nilai Bahasa Indonesia Aby saja 20 saat UN kemarin.

"Tunggu, tapi serius deh By. Lo mau kemana abis lulus? Kuliah apa kerja? Karena nggak mungkin kan lo langsung kawin?" Kini, Ferdi yang bertanya. Mengingat Aby tidak punya kekasih untuk dijadikan calon istri. Ah, meski tampan dan kaya kan Aby itu bodoh. Siapa yang mau dengan cowok bodoh dan selalu tinggal kelas macam Aby?

"Gue? Jadi duta shampoo? Hahaha nggak jelas lu!" Aby menoyor kepala Ferdi. Ferdi tidak terima, dia balas menoyor kepala Aby. "Lu yang nggak jelas, Pea! Ditanya serius juga."

"Fer.. Lo nggak belok kan? Gue walaupun bego, masih seneng sama cewek lho."

"By, sumpah! Gue mending pulang aja sekarang!" Kini, Ferdi mulai geram. Aby tertawa singkat. Dia membanting ponsel dengan tiga mata di atas kameranya itu. Ponsel yang sedang booming era modern saat ini. Tak memperdulikan puluhan juta harganya. Aby tersenyum penuh arti. "Yang jelas, gue nggak mungkin nikah sama lo Fer."

[NUG's 5✔] Jodoh Untuk Alyssa (OPEN PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang