21. Kisseu

15.4K 1.3K 164
                                    

Karena mencintaimu nggak butuh waktu banyak.
Cukup satu detik, dan kamu sudah membuatku mencintaimu.
Hanya kamu, yang mampu membuatku terpaku.
Hanya kamu, seseorang yang tak pernah berhenti aku perjuangkan.

***


"Yang."

"Yanggg."

"Sayanggggg."

"Beb!" Aby berdecak tidak senang melihat Icha yang terus berkutat di depan laptop. Ini bahkan udah jam sebelas malam. Apakah mata wanita itu tidak pegal? Aby saja yang tadi sempat ketiduran setelah shalat magrib, sudah merasa mengantuk. Aby khawatir Icha sakit. Tetapi rupanya istrinya itu tidak mengerti sama sekali. Menghela napas, Aby akhirnya turun dari ranjang. Mendekati Icha, mendadak pusing melihat grafik-grafik di layar laptop Icha.

"Aby? Kamu bangun?" tanya Icha, yang baru sadar kehadiran Aby. Icha menurunkan kacamata minusnya, dia terlihat hot meski pakaiannya tertutup rapat. Aby jadi tidak bisa membayangkan jika suatu saat nanti Icha sudah mau terbuka padanya setiap mereka berdua di kamar ini.

Tetapi, kapan?

"Habisnya nggak ada yang bisa dipeluk di samping aku, nggak enak. Jadi kebangun deh." Aby sengaja menggoda Icha. Siapa tahu berhasil. Tetapi dasar Icha, hatinya sedingin itu. Tidak mampu Aby gapai meski hubungan mereka sudah menjadi suami istri.

"Mending tidur lagi. Besok ke kampus kan?"

Padahal Aby yang menjalani kuliahnya. Tetapi justru Icha yang sering mengingatkannya kalau Aby ada jam kuliah pagi atau siang. Icha juga yang akan mengecek semua tugas-tugas dari Dosen yang sekiranya belum Aby selesaikan. Dan berakhir Icha yang ikut membantu.

Ini terasa sempurna. Tetapi, terasa sangat hambar karena hanya Aby yang mencintai Icha.

"Udah nggak ngantuk," balas Aby cuek. Memberi kode kepada istri tidak pekanya itu kalau Aby mau tidur bersama. Setidaknya berdampingan. Membiarkan Aby memeluk Icha agar Aby bisa tidur dengan nyenyak.

"Tidur, Aby. Sudah malam," tegur Icha. Jari-jemarinya terus berselancar di atas keyboard. Matanya juga terfokus pada layar laptop. Sama sekali tidak menoleh ke arah Aby. Jadi, dibandingkan dengan laptop Aby itu sama sekali nggak ada harganya ya? Menyedihkan sekali.

"Kamu juga tidur, Cha. Ini udah jam berapa? Kamu selalu sibuk sama urusan kantormu." Aby hanya ingin Icha menurut padanya, meski hanya sekali ini saja. Lagian apa salahnya? Aby adalah lelaki di hubungan mereka. Seharusnya kendali sepenuhnya dipegang oleh Aby. Tapi mengapa ini sebaliknya?

"Saya masih belum selesai, Aby. Kamu duluan saja." Icha menyahut.

"Oke."

Pada akhirnya Aby kembali mengalah. Tetapi ia tidak langsung tidur. Aby memutuskan keluar dari kamar. Icha hanya menoleh sebentar. Lalu kembali fokus pada laptopnya. Entah apa yang dilakukan oleh istrinya itu.

Lampu rumah hampir semuanya mati. Aby menyalakan saklar lampu dapur. Membuka kulkas.

Ia.. lapar.

Aby memakan apel yang tersisa satu buah. Hendak memakannya, tetapi urung. Menyiapkan pisau, Aby memotong buah apel merah itu menjadi potongan dadu kecil-kecil. Aby juga membuat segelas susu. Kemudian membawanya ke atas. Ke kamarnya.

"Sayang," panggil Aby. Icha menoleh. Terkejut Aby menaruh nampan berisi segelas susu dan sepiring buah apel di dekat laptopnya

"Barangkali kamu lapar. Maaf, aku nggak bisa masak. Cuma buatin ini aja. Jangan terlalu capek ya, sayang?" mendapat perlakuan seperti itu, Icha terpaku. Aby begitu perhatian.

[NUG's 5✔] Jodoh Untuk Alyssa (OPEN PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang