22. Lunch

14.6K 1.2K 40
                                    

Detak jantungku berpacu.

Dan semua ini karena kamu.

***


"Aby, sampai kapan kamu akan melamun disini? Sudah masuk sana, saya juga mau berangkat ke kantor. Ada meeting sama Abi juga," ucap Icha membuyarkan lamunan Aby.

Tergagap, Aby memegangi bibirnya yang masih merasakan bibir Icha menempel disana. Apakah bibirnya sudah tidak perawan lagi sekarang?

"Oke, titip salam buat Aby."

"Titip salam sendiri dong," jawab Icha, terkekeh.

Bahkan, hanya tersenyum seperti itu saja Icha sangat cantik. Aby meneguk salivanya kasar.

"Hmm ya kalau ketemu."

"Oke, sana masuk," ucap Icha.

Aby hendak turun, tetapi kemudian dia menoleh ke arah Icha lagi. Memeluknya erat, membuat Icha hampir saja terjengkang.

"Gue seneng banget lo kayak gini, Cha. Nyium gue duluan. Sering-sering ya," ujar Aby, tersenyum senang. Bahagia sekali menjadi Aby.

"Kamu juga semangat kerjanya, empat tahun lagi biar aku yang kerja. Kamu dirumah aja, jagain anak-anak kita." Aby turun dari mobil, langsung menutup pintu dan melambai pada Icha.

Icha masih terpaku mendengar ucapan Aby. Anak-anak? Memandangi punggung yang memakai ransel itu, Icha tidak bisa menjabarkan bagaimana perasaannya sekarang.

***

Di dalam kelas, Aby tersenyum-senyum sendiri. Masih membayangkan ciuman Icha di bibirnya. Seperti candu, Aby menginginkan lebih. Apakah boleh?

"Aby!" panggil seseorang, Aby menoleh. Menatap Lexa tidak senang. Ia pun mengabaikannya, dengan membuka ponsel dan bermain game. Dosen mereka telat, membuat waktu Aby untuk bermain game lebih longgar.

"Aby, aku manggil kamu lho! Kok nggak didengerin sih?!" Suaranya yang cempreng membuat telinga Aby sakit. Dia menatap Lexa jengah. "Ngapain, sih? Nggak penting banget lo ada disini!"

"Aku kan mau ketemu kamu, Aby. Aku duduk sama kamu ya?" Lexa menatapnya memohon.

"Hah? Enggak-enggak!" tukas Aby kemudian. "Lo siapa gue main duduk di samping gue. Istri bukan, kakak juga bukan. Apalagi adik, najis banget!"

Lexa tidak peduli, seberapa banyak Aby memakinya. Lexa selalu menganggap hal itu biasa. Dia memaksa duduk di sebelah Aby. Membuat Aby berdiri. "Lo apaan sih?! Mengganggu kesenangan dan ketenangan Orang Ganteng aja!"

"Pergi sana lo!" usir Aby, suaranya yang sedikit naik membuat teman-teman perempuan Lexa memandangi interaksi mereka. Ada yang mengira Aby sok jual mahal dengan Lexa, ada juga yang menganggap Lexa sebagai cewek kecentilan karena mendekati lelaki duluan.

"Gak mau!" balas Lexa, sama-sama keukeh.

Sudah habis kesabaran Aby. Lexa si pengganggu kelas teri. Dia pun memasang wajah sangat gantengnya, tak lupa tersenyum lebar lima senti pada Lexa. "Jadi lo mau duduk disini?"

Lexa mengangguk cepat. "Boleh?"

"Boleh." Aby tersenyum. Menyuruh Lexa duduk di kursi sebelahnya yang kosong. Dia mengkode ke teman lelakinya yang bertubuh tambun dan berpipi cabi. Benar-benar nggak ada gantengnya sama sekali menurut Aby.

Cowok itu mendekati Aby. "Karung goni, lo mau nggak duduk di sebelah Lexa?"

"What?! Aby!" Lexa berteriak, tidak terima karena dia sangat ingin duduk dengan Aby sekarang.

[NUG's 5✔] Jodoh Untuk Alyssa (OPEN PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang