Terima kasih sudah banyak memberikan perhatian.
Terima kasih sudah merawatku.
Apa yang aku berikan untukmu?
Katakan, aku akan mengabulkannnya.***
"Aby.. Bangun," kata Icha dengan suara lembut. Suara azan subuh membuat mata Icha terbuka. Setelah di kompres oleh Aby semalam, dan meminum obat yang ada di kotak P3K, rasanya dia sudah membaik. Yahh, setidaknya lebih baik daripada kemarin.
"Bangun, shalat subuh." Icha mengoyangkan lengan Aby, membuat Aby bergerak tidak nyaman.
"Aby, udah subuh. Shalat subuh sana."
Dengan mata yang masih mengantuk, Aby terbangun dengan malas. Ia membuka mata. "Sayang, udah baikan?"
"Lebih baik," jawab Icha.
"Udah azan, telat dong kalau shalat di masjid." Aby menatap Icha memohon. "Di rumah aja ya? Jadi imam kamu."
Setelah menikah, mereka belum pernah shalat berdua. Aby selalu 'dipaksa' oleh Icha untuk shalat di masjid dengan Ayah Romli.
"Mau pakai rok ya, jadi shalat di rumah?" ledek Icha setiap kali Aby meminta shalat di rumah saja. Entah alasannya dingin, jalanan becek, atau malas. Sebagai istri, Icha hanya bisa mengingatkan dan menasihatinya. Mengingat Icha lebih dewasa disini.
"Cha, plisss.. Kan kamu lagi sakit juga. Kalau ada aku kan enak kamu minta tolong apa-apa. Ya?"
"Ini cuma lagi genting aja ya? Dan kamu juga kesiangan." Icha mengacam.
Lihat, sedang sakit pun wanitanya bisa mengancam Aby seperti itu. Aby mengangguk. "Yaudah, ambil wudhu."
Aby terlebih dulu mengambil wudhu. Icha menyiapkan baju koko Aby dan juga peci. Kepalanya masih pusing, seperti berputar-putar. Tetapi Icha terus memaksakan diri. Sampai mereka shalat subuh, dan Aby memimpin doa yang tidak terlalu panjang itu. Icha langsung tertidur lemah di atas kasur. Aby menemani Icha rebahan sambil memeluknya.
Hobi baru Aby : melukin Icha sambil modus pegang-pegang tangan.
"Saya lagi flu, kamu mau ketularan?" tanya Icha memecah keheningan. Aby menggeleng, menatap Icha yang pucat. "Kan ada kamu, kalau aku gantian sakit ya tinggal diobatin sama kamu. Kenapa hal kayak gitu difikirin sih?"
"Aby, kamu nggak sarapan?" Sudah jam enam, pastinya Ayah dan Bunda sudah menunggu di bawah.
"Kamu gimana? Sendirian disini? Atau ikut? Aku gendong ya?" tawar Aby, membuat pipi Icha rasanya memerah karena malu.
"Malu, nggak usah." Icha menolak halus.
"Kita nikah udah berbulan-bulan, ngapain masih malu? Kamu liat, kemarin Bunda lehernya merah-merah. Siapa lagi kalau bukan Ayah yang buat? Padahal mereka udah tua, tapi nggaka ada malu-malunya. Terus juga ya, aku pernah mergokin Bibi ciuman sama suaminya waktu mereka ketemuan di taman belakang rumah. Kadang disitu gue merasa sedih, Cha. Karena gue doang yang jomblo."
"Tapi, gak apa-apa. Sekarang kan aku udah punya kamu." Aby mengedipkan mata genit kepada Icha. Icha terkekeh.
"Aku ambilin sarapan aja ya, kita sarapan disini."
"Nggak enak sama Bunda—"
"Bunda pasti ngerti. Dia juga sering kok, makan di kamar."
Keluarga Aby ini membuat Icha nyaman dan banyak tersenyum. Beban selama memgemban tugas kantor jadi terasa menguap. Icha bersyukur kepada Allah, dia diberikan suami seperti Aby. Terkadang, Icha masih belum bisa memahami sikap Aby. Membuat Icha sedikit ragu, dan masih belum bisa memberikan hak Aby sejak mereka menikah.
![](https://img.wattpad.com/cover/208067511-288-k429171.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[NUG's 5✔] Jodoh Untuk Alyssa (OPEN PRE ORDER)
Romance[Terbit di @hesthetic_official] Ini adalah kisah cinta yang bisa dibilang tak biasa. Alyssa Azalia Nugraha, biasa di panggil Icha. Di usianya yang ke-28 tahun, Icha sama sekali belum berniat menikah. Wanita karir nan dewasa ini selalu membuat kedua...