4. Mendekatimu

19.4K 1.5K 508
                                    

Bagaimana bisa kamu menyatakan perasaan seenteng itu? Kita bahkan baru bertemu untuk kedua kalinya. Tolong pikirkan baik-baik. Menikah katamu itu, tidak semudah yang orang-orang lihat dan bayangkan. Sesulit itu menjalaninya, Aby.

***

Karena terlalu bosan di rumah, Aby memutuskan untuk pergi. Tujuan biasanya ia selalu ke rumah Salim, atau Rijal. Tetapi, kali ini berbeda. Dengan secarik kertas, Aby menyambar kunci motornya di atas nakas. Lalu keluar kamar. Aby hanya memakai kaos polos yang dipadupadankan dengan kemeja hijau army. Memakai celana jins dan juga kalung sebagai aksesorisnya. Bibirnya tersenyum cerah. Entah mengapa semenjak bertemu dengan Bidadarinya itu, Aby menjadi lebih bersemangat menjalani hidup.

"Aby, mau kemana kamu?" Suara Bundanya terdengar. Refleks, Aby berhenti. Dia nyengir. "Hai Bunda, Bunda nggak ke kantor?"

Marwah menatap putra sablengnya itu dengan dahi berkerut. "Kenapa nanya-nanya gitu? Mau ke kantor kek, enggak kek. Kantor-kantor Bunda, mau masuk atau enggak ya urusan Bunda."

Dih, sewot amat nih Ibuk-ibuk.

"Hmm, Bun. Aby mau keluar ya?" izinnya, membuat Marwah melotot. "Tumben keluar minta izin? Minta uang berapa kamu?"

Oke, ternyata kebiasaan Aby sudah Marwah hapal di luar kepala. Aby terkekeh malu. "Sepuluh juta Bun!"

Marwah dibuat syok. Untungnya dia tidak punya penyakit jantung. Bisa mati ditempat dirinya. "Kamu bukan artis ganteng itu Aby. Bunda juga bukan penyanyi dangdut."

"Bunda waras?"

Ck! Apa-apaan anaknya itu?! Marwah rasanya jengah sekali mengurusnya. Tetapi, dia harus lebih banyak bersabar. Walau bodoh dan menyebalkan, Aby itu putra satu-satunya. Aby anak kesayangannya. Aby adalah anak 22 tahun lalu yang dia lahirkan dengan bertaruh nyawanya sendiri.

"Tapi Bunda itu pemilik Merpati Air, Bunda lebih kaya daripada artis-artis papan atas sekalipun. Bunda lupa ya?" Aby menaik turunkan kedua alisnya. Memohon. "Ayolah Bun, Aby mau beli pesawat."

"Pesawat?" tanya Marwah terhebat-heran.

"Hm, pesawat mainan! Hahaha!" gelak tawa Aby terdengar keras. Dia ini, semangat sekali meledek Bundanya.

"Aby!!" geram Marwah melihat tingkah putranya. Dia akan menjewer anaknya itu jika saja Aby tidak gesit berlari terlebih dahulu. "Aby mau keluar Bun, bye! Jangan nunggu Aby, mungkin pulang malam!"

"NGGAK USAH PULANG SEKALIAN!" balas Marwah berteriak. Aby terpingkal, tetapi memilih melanjutkan perjalanan dengan motor sportnya. Sebelumnya, Aby hanya memakai vespa modifan karena menurutnya selain antik, masa SMAnya jadi lebih klasik.

Tetapi gagal, karena ia tidak naik kelas.

Di depan pintu, Marwah memijit-mijit kepalanya yang terasa sakit.

***

Pria itu terlihat gagah meski hanya memakai kemeja putih yang lengannya digelung sampai siku. Namanya Andra Antonio. Putra bungsu Ressa dan Anton. Usianya genap 25 tahun, tahun ini. Tetapi dia masih lajang. Sama sekali belum pernah memiliki kekasih atau pun melaksanakan taaruf. Baginya, belum ada perempuan yang cocok untuk menjadi pendamping hidupnya. Atau.. Dia yang tidak cocok untuk mereka? Ah, entahlah. Tetapi, desakan dari Ressa selalu membuatnya geram. Dan satu nama yang Ibunya katakan mampu membuat Andra berdiri disini. Di depan keluarga Icha, beserta Icha yang rela pulang saat jam istirahat demi tidak mengecewakan hati kedua orang tuanya di hadapan para sahabat.

Andra berdeham. Menatap Icha yang terus saja menunduk. Kalau diingat-ingat, mereka pernah bermain bersama dua puluh tahun lalu. Hanya sekilas, karena Andra harus ikut Ayahnya ke luar negeri. Mereka tinggal disana beberapa tahun hingga akhirnya kembali ke Indonesia dan menetap di negara tropis ini.

[NUG's 5✔] Jodoh Untuk Alyssa (OPEN PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang