***
Lisa akhirnya bisa pulang ke rumah setelah Kim Woobin- CEO agensinya- datang menjemput dan menjadi penjaminnya. Lisa tahu kalau ayahnya yang sedang berada di Sidney tidak akan bisa datang dan ia juga tidak ingin menelpon Seunghyun, karena itu ia memberikan nomor telepon CEO agensinya pada si petugas polisi. Malam itu, Lisa yang pertama keluar dari kantor polisi- karena Park Bom dan teman-temannya langsung meminta maaf begitu mengetahui kalau Lisa adalah adik Seunghyun, juga begitu Kim Woobin datang secepat kilat hanya dengan satu panggilan singkat.
"Masuk dan beristirahatlah, besok datang latihan sepulang sekolah seperti biasanya. Tidak ada dispensasi hanya karena- augh... Kenapa kau merusak wajah cantikmu? Ku harap lukanya tidak akan meninggalkan bekas," keluh Kim Woobin, seorang anak konglomerat yang tidak tertarik pada bisnis orangtuanya dan memilih untuk hidup mandiri dengan membangun agensi hiburan tersebut.
"Aku minta maaf, Sajjangnim," ucap Lisa yang kemudian membungkukan tubuhnya di depan Woobin dengan sopan.
Tahun ini Kim Woobin berusia 28 tahun. Pria muda itu baru saja menyelesaikan pendidikannya ketika ia memutuskan untuk membangun sebuah agensi hiburan- satu setengah tahun yang lalu.
Kim Woobin bertemu dengan Lisa tahun lalu, ketika gadis itu tengah menangis di minimarket dekat gedung YG karena gagal audisi. Sebagai seorang CEO baru, saat itu Woobin datang ke gedung YG, ia berencana untuk mempelajari audisi yang diadakan YG namun justru melihat seorang anak perempuan cantik menangis sendirian. Awalnya Woobin hanya ingin bertanya pada Lisa bagaimana audisi di YG berlangsung, ia ingin tahu ada berapa juri yang datang ke audisi itu, ia juga ingin tahu seketat apa persaingannya. Akan tetapi, begitu ia bicara pada Lisa- yang saat itu sedang sedih- Woobin merasa Lisa akan menjadi pelengkap terbaik untuk calon grup wanita yang ingin ia debutkan. Di mata Woobin saat itu, kepribadian Lisa akan sangat cocok untuk mengisi potongan puzzle terakhir dari calon grup wanitanya.
Dan beruntungnya, Lisa bersedia. Bahkan ketika Woobin memberitahunya kalau agensinya baru saja berdiri, Lisa tidak keberatan. "Oppaku sibuk di agensinya, dia salah satu anak pelatihan di YG dan aku kesepian karena tidak punya kesibukan," ucap Lisa, meyakinkan Woobin kalau ia ingin berada di bawah naungan Mystic Ent.
Kurang lebih seperti itu pertemuan mereka tahun lalu, dan tahun ini mereka tengah bersiap-siap untuk debut di awal tahun 2006 nanti- kalau rencana itu dapat terlaksana dengan lancar.
Begitu Woobin pergi bersama mobilnya, Lisa melangkah masuk ke rumahnya namun gadis itu kembali mengumpat ketika ia membuka pintu dan rumah dua lantainya dalam keadaan gelap gulita. Seunghyun belum pulang dan Lisa tidak suka berada di rumah sendirian. Gadis itu berlari masuk ke dalam rumahnya, menyalakan semua lampu disana juga menyalakan TV-nya, ia tambah volume TV itu hanya untuk merasa kalau ia tidak sendirian di sana.
"Oppa! Dimana kau sekarang?! Kenapa belum pulang?! Cepat pulang! Aku takut disini sendirian!" rengek gadis itu begitu Seunghyun menjawab panggilannya- Lisa menelpon dari telepon rumah yang ada di sebelah sofa ruang tengahnya.
Butuh 30 menit sampai akhirnya Seunghyun tiba di rumah. Pria itu tiba di rumah dan menemukan Lisa tengah duduk di sofa, memeluk lututnya sembari menatap ke arah pintu masuk- menunggu Seunghyun. "Kenapa oppa sangat lama?! Tega sekali oppa meninggalkan anak sekolah di rumah sendirian!"
"Aku juga masih sekolah-"
"Tapi aku lebih muda darimu! Oppa yang harus menjagaku," balas Lisa, ia melangkah cepat menghampiri Seunghyun kemudian menunjukan wajahnya yang terluka pada Seunghyun. Gadis itu benar-benar ingin mengadukan Park Bom dan teman-temannya pada Seunghyun. "Lihat, ada gadis-gadis yang memukuliku, mereka menjambak rambutku, mencakar wajahku, memukul perutku, menendangku, menginjak wajahku, meremas payudara-"
"Bohong, payudaramu kan belum bisa di remas," potong Seunghyun, ia arahkan tangannya untuk menyentuh dagu Lisa kemudian mengangkat wajah Lisa dan memperhatikan beberapa luka lecet disana. Lisa mengerucutkan bibirnya karena ucapan Seunghyun, gadis itu hendak memukul Seunghyun namun Seunghyun sudah lebih dulu menahan tangan adiknya. "Kau berkelahi dengan siapa? Kau memukul mereka juga 'kan?"
"Tidak," jawab Lisa, berbohong kalau ia tidak membalas pukulan serta jambakan yang Park Bom dan teman-temannya berikan.
"Kenapa tidak membalasnya? Augh! Payah... Kau harusnya balas memukul mereka, jambak rambutnya, patahkan tulangnya- kau melakukannya kan? Siapa yang menang? Adikku atau gadis-gadis itu?"
"Aku yang menang, empat lawan satu dan aku menang, tapi polisi datang dan membawaku ke pos polisi," cerita Lisa yang akhirnya mengekori Seunghyun pergi ke dapur. Gadis itu bercerita sepanjang waktu makan malam sedang Seunghyun hanya mendengarkannya sembari menghabiskan makan malamnya.
Selesai makan malam, Lisa masuk ke dalam kamarnya di lantai satu sedang Seunghyun pergi ke kamarnya di lantai dua. Mereka tidak benar-benar menghabiskan waktu bersama sepanjang malam, namun mengetahui kalau Seunghyun ada di lantai dua membuat Lisa merasa lebih tenang dan dapat tidur dengan nyenyak. Bahkan di dalam kamar masing-masing mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing, Seunghyun bermain game sedang Lisa melatih tariannya.
Hari itu berakhir dan begitu matahari kembali terbit, Lisa berlari keluar rumah setelah berpakaian, begitu juga dengan Seunghyun. Bukan hal baru kalau kedua anak itu terlambat bangun dan terlambat berangkat ke sekolah. Hampir setiap pagi mereka berlari ke sekolah dan baru akan sarapan di jam istirahat pertama nanti. Kedua anak itu mengenyam pendidikan mereka di sekolah yang sama, tahun ini Lisa baru saja masuk di kelas 10 sedang Seunghyun sudah menginjak kelas 12.
Keadaan di sekolah sedikit berbeda dengan keadaan di rumah. Kalau kemarin Park Bom dan teman-temannya tidak mengenali Lisa, di sekolah Lisa terkenal sebagai adik si tampan Choi Seunghyun. Gadis itu banyak mendapatkan perlakuan spesial dari teman-teman serta seniornya hanya karena ia mau mengantarkan hadiah-hadiah untuk Seunghyun. Seperti pagi ini, tepat begitu jam pelajaran pertama selesai seorang teman sekelas Lisa datang ke meja gadis itu dan meletakan dua buah cokelat di atas meja. Lisa menoleh, menatap si gadis yang menaruh cokelat itu kemudian gadis itu berucap- "satu cokelat untukmu dan bisakah kau memberikan cokelat satunya ke Seunghyun sunbaenim?" tanya gadis itu, memberikan satu cokelat yang lebih kecil pada Lisa dan ingin Lisa memberikan cokelat yang lebih besar pada Seunghyun.
"Harus sekarang? Bagaimana kalau aku memberikannya saat jam istirahat nanti?" tanya Lisa dan gadis itu tidak keberatan- selama Lisa berjanji akan memberikan cokelat itu pada Seunghyun.
"Katakan kalau cokelatnya dari Kim Jisoo, ya?"
"Tentu, tentu saja aku akan bilang kalau cokelatnya dari Kim Jisoo, kau tidak ingin meninggalkan nomor teleponmu sekalian?" balas Lisa dan gadis yang jadi teman sekelasnya itu menganggukan kepalanya dengan senyum lebar. Kedua ujung bibir Jisoo tertarik sampai ke telinga- saking senangnya.
"Lisa-ya! Aku juga ingin-"
"Tidak mau, hari ini aku hanya akan mengantar cokelat dari Jisoo, coba lagi besok ya," potong Lisa membuat Raina- teman sekelasnya yang lain berdecak kesal karenanya. Sedang Raina berdecak kesal, Jisoo justru menjulurkan lidahnya untuk mengejek Raina. Kedua gadis itu kemudian sibuk saling mengejek satu sama lain sedang Lisa hanya menikmati keributan itu dari kursinya.
Guru pelajaran kedua masih belum masuk ke kelas mereka pagi ini, Lisa masih duduk di kursinya sampai kemudian ia melihat seorang temannya lalu mengingat kejadian kemarin. "Ya! Ya! Ya! Park Sanghyun! Bukankah kau bilang kakakmu anak pelatihan di YG?" tanya Lisa, yang kemudian berjalan dan duduk di atas meja seorang pria bernama Park Sanghyun.
"Hm... Noonaku anak pelatihan di YG, kenapa? Dan ada apa dengan wajahmu? Kau jatuh di suatu tempat? Augh... Bodohnya," balas Sanghyun sembari memperhatikan wajah gadis yang duduk di atas meja- di depannya.
"Siapa noonamu? Kau mengenal teman-temannya? Park Bom, Sandara Park, Lee Chaerin dan Gong Minji? Kau mengenal mereka?"
"Hm... Sandara Park noonaku, kenapa? Ku dengar Park Bom berkencan dengan oppamu, kau ingin mengenal calon kakak iparmu?"
"Tidak, mereka sudah putus dan akan ku pastikan mereka tidak akan berkencan lagi. Aku tidak sudi punya kakak ipar bar bar seperti itu."
"Ah... Cukup kau saja gadis bar bar di hidup oppamu, begitu kan?"
"Kau mau mati ya?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is a Dog
FanfictionCinta seperti anjing, ketika dia mengigitmu, ikat dia bersamamu (Mad Clown - Love is a Dog From Hell). Siapa yang paling terluka? Siapa yang paling mencintai? Ketika aku melihatmu gila karenaku, aku tertawa (Mad Clown - Fire).