***
Jiyong tertawa, sembari berjalan menuju panggung megahnya. Lisa ada di sebelahnya, gadis yang ia rangkul itu kini tengah menggerutu karena baru saja terpesona oleh seorang Choi Seunghyun yang selama ini selalu ia ejek. Semua orang tahu, bahkan Seunghyun tahu kalau gadis itu amat sangat menyayanginya. Namun hubungan saling ejek dan saling menjahili diantara Lisa dan kakaknya, tidak pernah bisa diatasi. Saat bertemu, keduanya berdebat, saling mengejek dan bertengkar, aksi saling pukul juga sering kali terjadi. Namun Seunghyun memuji Lisa ketiga gadis itu tidak ada disisinya, begitu juga sebaliknya. Kini, Lisa kesal karena ia hampir memuji Seunghyun di depan wajah pria itu.
"Jangan tertawa, oppa tidak pernah bertengkar dengan noonamu?" keluh Lisa, ia dorong Jiyong menjauhi dirinya, namun pria itu tetap saja merekat di sebelahnya.
"Pernah, tentu saja kami bertengkar. Tapi tidak setiap kali bertemu, sepertimu dengan Seunghyun hyung," jawab Jiyong, ia ajak Lisa melihat panggung yang tengah di siapkan untuknya, melihat beberapa dancer yang tengah berlatih di atas panggung itu, juga melihat penata cahaya dan penata musik mengerjakan pekerjaan mereka.
"Banyak sekali pekerjaan yang harus di lakukan," gumam Lisa sembari menonton para dancer berlatih– menyesuaikan langkah mereka dengan sorot lampu serta luas panggung.
"Tunggu disini, aku harus mengecek penata cahaya diatas sana," pamit Jiyong, ia ulurkan tangannya pada ruang kontrol di ujung kursi penonton bagian belakang. Seorang penata cahaya akan berdiri di sana, menyalakan, mematikan dan mengarahkan lampu-lampu di panggung besar itu.
Lisa mengangguk, ia duduk di salah satu kursi di depan panggung, menonton para dancer di atas panggung sembari memikirkan rencana liburannya. Proses promosi albumnya sudah selesai, ia sudah muncul di beberapa acara ragam, acara musik sampai siaran radio dan sekarang pihak agensi mengakhiri semua agenda itu. Woobin memberi BEG waktu untuk beristirahat selama dua bulan penuh. Sebelum melakukan rencana album mereka selanjutnya, Jea dan Miryo perlu menjernihkan isi kepala mereka– agar mereka tidak menulis lagu yang sama dua kali– anggota lainnya juga perlu mengistirahatkan tubuh mereka. Memulihkan kembali stamina serta menghapus rasa jenuh mereka.
Setelah liburan, mereka akan kembali sibuk menyiapkan album baru, sibuk menyiapkan koreografi untuk lagu tersebut, sibuk berlatih, membentuk kembali tubuh mereka, berdiet dan semua hal melelahkan lainnya.
"Jennie akan sibuk bekerja, Jisoo harus syuting drama barunya dan Rose pasti sibuk memasak di suatu tempat. Apa yang akan ku lakukan untuk liburan kali ini?" gumam Lisa, bertanya pada dirinya sendiri. Di kepalanya sudah ada banyak daftar kegiatan yang ingin ia lakukan, namun ia belum punya teman untuk melakukan kegiatan itu. Ia ingin berlibur melihat Aurora di Islandia. Lisa ingin mengajak Jiyong atau Seunghyun untuk pergi bersamanya, namun ia ragu untuk melakukannya– Jiyong pasti sibuk dan Seunghyun belum tentu sudi pergi ke Islandia hanya untuk melihat Aurora. Di tengah pikiran tentang rencana liburan itu, Jiyong kembali. Ia lihat Lisa yang tengah memejamkan matanya kemudian berjongkok di depan gadis itu– memperhatikan wajahnya.
"Kenapa melihatku begitu?" tanya Lisa, yang sengaja tidak membuka matanya karena enggan bertatapan dengan Jiyong.
"Mengagumimu?" balas Jiyong, ia masih berjongkok disana, memperhatikan lekuk wajah kekasihnya dengan senyum yang mengembang, tidak tertahankan.
Lisa berdecak, baru saja gadis itu hendak membalas kata-kata Jiyong, namun seorang pria sudah lebih dulu menginterupsinya. "Oh Lisa ada disini?" tegur Yang Hyunsuk, CEO agensi Jiyong yang tentu datang untuk mengecek kesiapan konser anak-anaknya. Mendengar suara Yang Hyunsuk, baik Lisa maupun Jiyong keduanya bergegas bangkit. "Kalau kau begitu menyukainya, kenapa tahun lalu kalian putus? Lisa-ya, jangan meninggalkan Jiyong lagi... Dia langsung putus asa begitu kau mencampakannya,"
"Tahun lalu dia yang mencampakanku," balas Lisa. "Ya. Kwon Jiyong, kau mengarang-ngarang cerita ya?" desaknya.
Jiyong mengangkat bahunya, ia sudah tidak ingat mengenai detail apa yang terjadi tahun lalu– saat mereka bertengkar, putus kemudian kembali berkencan lagi. Seingat Jiyong, tahun lalu mereka bertengkar karena Jiyong yang sudah tidak tahan mendengar keluhan Lisa terkait fans-fans yang menjodohkan Jiyong dengan Sandara Park. Beberapa fans menghubung-hubungkan apapun yang Jiyong dan Sandara lakukan, mereka membuat teori-teori kalau Jiyong sungguhan berkencan dengan Sandara dan Lisa membenci itu. Lisa tidak menyukai teori-teori itu, ia mengeluh pada Jiyong dan Jiyong menanggapinya. Satu kali, dua kali, tiga kali, sampai akhirnya Jiyong jengah dengan keluhan Lisa, sampai akhirnya mereka bertengkar dan sampai akhirnya mereka putus tahun lalu.
Setelah putus mereka berdua berhenti bertemu, berhenti berkirim pesan dan menghindari satu sama lain– seperti pasangan-pasangan lainnya. Bisa dibilang keduanya baik-baik saja. Namun setelah emosi dalam diri masing-masing mulai mereda, kekosongan menerpa. Mungkin karena Lisa terbiasa menghubungi Jiyong setiap pagi, setelah putus ia merasa ada bagian yang kurang di paginya. Mungkin karena Jiyong terbiasa menghubungi Lisa di perjalanannya pulang, setelah putus ia merasa perjalanan pulangnya lebih lama dari biasanya. Awal tahun ini, Lisa yang menyerah lebih dulu. Ia yang menghubungi Jiyong pertama kali, di pagi hari yang dingin setelah malam tahun baru. Mereka mengobrol dan mengakhiri obrolan mereka begitu saja, sampai kemudian di perjalanan Jiyong pulang dari agensinya hari itu, Jiyong menghubungi Lisa, mengajak gadis itu bertemu di restoran favorit mereka dan menyatakan perasaannya sekali lagi dnegan bunga dan alunan musik klasik di restoran Prancis.
"Hyung kau datang untuk melihat persiapannya kan?" tanya Jiyong, ia sentuh bahu Yang Hyunsuk, hendak membawanya berkeliling dan menghindari desakan Lisa. Mereka biasa saja kembali bertengkar atau Lisa akan mengejeknya seharian kalau melanjutkan pembicaraan itu.
"Oppa," panggil Lisa, membuat Jiyong menoleh dan mendapatkan sebuah kecupan di bibirnya. Lisa mencium Jiyong, di depan Yang Hyunsuk dan beberapa staff lainnya. "Aku akan pergi ke ruang tunggu," lanjut gadis itu, yang kemudian menatap Yang Hyunsuk dan membungkuk pada CEO itu. "Tolong jaga oppa-oppaku, sajjangnim. Mereka terlihat berisik dan nakal, tapi sebenarnya mereka sangat lemah. Terimakasih, sampai bertemu nanti," pesan Lisa, sembari membungkuk sebelum kemudian ia meninggalkan tempat itu dan kembali ke ruang tunggu.
"Dia benar-benar adik Seunghyun? Choi Lalisa kekasihmu itu? Kenapa dia sangat manis hari ini? Tidak seperti biasanya," tanya Yang Hyunsuk, setelah punggung Lisa tidak terlihat lagi.
"Moodnya sedang baik? Seunghyun hyung juga selalu bersikap manis kalau suasana hatinya sedang bagus," jawab Jiyong, ia masih menikmati tambahan tenaga yang datang setelah ciuman singkat dari Lisa tadi.
"Choi Lalisa yang sering ku temui di stasiun TV tidak pernah semanis itu," ucap sang CEO, yang memang tidak begitu sering bertemu dengan keluarga Seunghyun. Satu-satunya keluarga Seunghyun yang pernah CEO Yang temui hanyalah Lisa seorang. "Ku dengar kontrak BEG akan habis tahun ini,"
"Ya, lalu? Ingin merekrut Lisa ke YG? Jangan mimpi. Dia tidak akan keluar dari agensinya,"
"Kenapa? Aku bisa memberinya kontrak eksklusif, seperti milik Seunghyun? Atau seperti kontrak eksklusifmu,"
Jiyong terkekeh. Pria itu tidak tahu alasan Yang Hyunsuk ingin merekrut Lisa namun apapun alasannya, ia tahu kalau Lisa tidak akan menerimanya. Selain karena ia merasa amat berterimakasih pada agensinya juga orang-orang di dalamnya, kini Lisa juga mulai berbisnis di perusahaan itu. Ia bukan lagi sekedar idol biasa disana, perlahan-lahan ia mulai menjadi orang berpengaruh di agensi itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is a Dog
FanfictionCinta seperti anjing, ketika dia mengigitmu, ikat dia bersamamu (Mad Clown - Love is a Dog From Hell). Siapa yang paling terluka? Siapa yang paling mencintai? Ketika aku melihatmu gila karenaku, aku tertawa (Mad Clown - Fire).