***
"Aku benar-benar ingin berhenti bertemu denganmu," ucap Lisa, di dalam mobilnya di depan gedung SM Ent. "Jangan datang lagi, jangan mencariku lagi, jangan menungguku lagi. Aku benar-benar tidak ingin bertemu denganmu lagi, kalau kau tanya kenapa, jawabannya karena aku lelah dengan sikap kekanakanmu,"
"Aku minta maaf mengenai ucapanku kemarin, aku terlalu marah kemarin. Aku benar-benar kesal melihat noona. Aku tidak tahu hubungan seperti apa yang noona inginkan, tapi kita berkencan. Bukankah wajar saja kalau aku marah melihat kekasihku-"
Lisa menyela ucapan Ten, ia hentikan ucapan memohon pria itu dengan sebuah pertanyaan yang sukar Ten jawab– "seperti apa hubungan yang kau maksud? Hubungan yang mengganggu kehidupan pribadi seperti ini? Kau membuatku terlihat begitu menyedihkan,"
"Kau malu karena aku hanya-"
"Kenapa kau tiba-tiba muncul di depan wanita itu dan memperkenalkan dirimu padanya? Siapa yang bilang kau boleh melakukan itu?"
"Aku hanya memperkenalkan diri, bukan kah itu normal?" balas Ten, kini ia semakin bingung karena ia tidak tahu alasan Lisa marah– untuk yang kedua kalinya. Ten pikir Lisa marah karena ucapannya kemarin, Ten pikir Lisa marah dan memutuskan hubungan mereka karena ia telah melukai perasaan Lisa kemarin. Namun kali ini, rasanya apa yang semula ia pikirkan terasa salah.
"Normal? Kau tahu seberapa buruknya keadaan itu untukku? Apa pekerjaan orangtuamu? Bagaimana keadaan orangtuamu? Pertanyaan normal seperti itu terdengar sangat menjijikan untukku!"
"Kenapa? Karena ibumu seorang relawan pengasuh pasien di rumah sakit? Kenapa noona malu dengan hobi ibumu yang baik itu?" tanya Ten, masih tidak memahami alasan Lisa terlihat sangat marah kali ini.
Ten mungkin tidak tahu kalau ibu Lisa berada di rumah sakit itu sebagai pekerja, bukan relawan. Ten mungkin tidak tahu kalau ibu Lisa punya hidup yang begitu menyedihkan sementara Lisa hidup mewah dengan semua uang yang telah ia kumpulkan. Di mata Ten mungkin wanita yang punya peran sebagai ibu Lisa itu terlihat begitu mempesona bagai malaikat paling baik di dunia– cantik dan begitu sederhana– walau sebenarnya ia hanya miskin.
Menyadari kalau Ten tidak mengetahui apa yang ia ucapkan, lantas membuat Lisa menghela nafasnya dengan keras.
"Maaf, aku yang salah karena berharap kau akan mengerti. Ten, kita sangat berbeda, hentikan sekarang. Aku ingin menikah, dengan seseorang yang bisa melindungiku. Aku ingin menikah, dengan seseorang yang mampu membiarkanku bergantung padanya. Aku bukan lagi anak dua puluh tahun sepertimu, aku senang berkencan denganmu, bermain denganmu membuatku serasa di atas awan. Kau punya dunia menyenangkan yang tidak ku miliki. Tapi aku tidak bisa bergantung pada awan. Kau menyenangkan, tapi bukan itu yang ku butuhkan,"
"Apa yang noona butuhkan?"
"Rasa aman,"
"Aku bisa melindungimu, akan ku lakukan-"
"Kau tidak bisa melindungiku, kau bahkan tidak mengerti apa yang ku katakan, bagaimana bisa kau melindungiku?" potong Lisa, berharap ucapannya berhasil memutuskan hubungan mereka. Berharap ucapannya berhasil membuat Ten berhenti menghubunginya.
Hari ini, Lisa membatalkan janji makan siangnya dengan Jennie dan Jisoo, kemudian mengganti malam itu dengan sebuah acara minum-minum di salah satu bar dekat rumah Heechul. Lisa datang ke bar itu dengan Jisoo dan Jennie, sedang Heechul datang kesana bersama temannya– Min Kyunghoon.
"Ada yang ingin ku katakan pada kalian," ucap Lisa kepada keempat orang di depannya. Ia sudah lama bersahabat dengan keempat orang di depannya itu. Ia lebih dekat dengan keempat orang itu di banding dengan anggota grupnya sendiri. Walau sebenarnya, keempat orang itu tidak benar-benar saling kenal. Jisoo berteman dengan Jennie dan Lisa, namun ia tidak mengenal Heechul dan Kyunghoon, begitu juga sebaliknya. "Aku berselingkuh, di belakang Jiyong oppa," lanjut Lisa, membuat empat orang di depannya tersedak minuman mereka masing-masing.
"Dengan siapa?" tanya Kyunghoon yang lebih dulu selesai dengan batuknya. "Pengusaha? Dia lebih baik dari G Dragon? Sekaya Seo Janghoon?"
"Jiyong lebih kaya daripada Janghoon hyung," ralat Heechul yang kemudian menatap Lisa dengan tatapan menyelidiknya. "Tadi aku melihat mobilmu di depan agensiku,"
"SM? Choi Siwon?" tebak Kyunghoon sekali lagi.
"Bukan CEO Lee Sooman kan? Dia lebih kaya daripada G Dragon," tebak Jisoo, yang justru mendapatkan lirikan sinis dari Jennie, Heechul dan Kyunghoon. "Kenapa? Kenapa kau diam saja Lisa? Benar-benar Lee Sooman sajjangnim?"
"Apa dia anak pelatihan yang pernah kau ajak menemuiku? Tadi siang dia datang ke rumah sakit dan menanyakanmu padaku. Dia bilang, dia tidak bisa menghubungimu," susul Jennie dan Lisa menganggukan kepalanya.
"Siapa anak pelatihan di agensiku yang dekat denganmu selain Ten?" tanya Heechul yang kemudian menutup mulutnya dengan sebelah tangannya. "Kau membohongi Jiyong dan berkencan dengan Ten di belakangnya? Ya! Dari semua pria kenapa harus anak itu?!"
Lisa tetap diam, sementara Heechul mulai mengomelinya, dengan kesal pria itu berujar "aku sudah membantunya agar dia bisa segera debut seperti yang kau inginkan, tapi apa ini? Kau mengencaninya? Ya! Dia tidak akan bisa debut kalau terlibat skandal denganmu! Aku sudah susah payah membujuk Lee Sooman untukmu, dan- whoa... Harusnya aku bisa menebak alasanmu memintaku membantunya. Akhiri hubungan kalian sekarang juga, berhenti menemuinya dan jangan sampai orang-orang tahu kalian sempat berkencan!" kesal Heechul, seolah dirinya lah yang baru saja di selingkuhi.
"Jiyong oppa tahu? Kau berselingkuh?" tanya Jennie dan Lisa mengangkat bahunya. Lisa sendiri tidak yakin Jiyong benar-benar tidak tahu atau pria itu hanya berpura-pura tidak tahu.
Di tengah-tengah rasa tidak percaya itu, Kyunghoon akhirnya membuka mulutnya. Ia menyela semua orang dengan satu pertanyaannya.
"Apa yang kau lihat dari anak pelatihan itu? Dia lebih baik dari G Dragon? Lebih kaya? Lebih tampan?" tanya Kyunghoon.
"Lebih muda, pria muda lebih menggairahkan. Seperti Heechul oppa yang hanya suka gadis-gadis dari grup idol baru," celetuk Jisoo– mengundang kekehan Kyunghoon. Ucapan Jisoo kali ini, cukup masuk akal bagi Kyunghoon.
Awalnya tidak begini, pikir Lisa. Awalnya mereka bertemu karena tidak sengaja, namun lama kelamaan Lisa mengetahui bagaimana hidup pria itu dan mulai merasa kalau hidup sangat berat bagi pria itu. Namun Lisa tidak tahu kalau akhirnya akan jadi seperti ini.
"Jadi kau hanya mengasihaninya?" tanya Jennie dan Lisa hanya menenggak lagi minuman di gelasnya. Ia sudah mengosongkan gelasnya dan Heechul memesankan segelas minuman lagi untuknya.
"Awalnya begitu," bisik Lisa, di susul helaan nafas oleh keempat temannya.
"Kau tidur dengannya?" tanya Jisoo, namun Lisa tidak bisa menjawab pertanyaan itu. "Tidak apa-apa kalau kau tidak tidur dengannya,"
"Walaupun tidak tidur bersama, selingkuh tetap selingkuh, Kim Jisoo," protes Jennie membuat Jisoo justru mendengus kesal– seolah Jennie tengah menyindir Jisoo atas apa yang pernah ia lakukan.
"Heish... Aku akan membantumu membuat Ten sibuk dengan pekerjaannya hingga ia tidak punya waktu luang untuk memikirkanmu. Jangan menemuinya lagi, mulailah melupakannya kecuali kau siap kehilangan Jiyong. Sulit menemukan pria yang bisa tahan dengan pekerjaanmu. Kecuali kau tidak mencintai Jiyong lagi, lebih baik mempertahankannya,"
"Berapa lama kau sudah mengencani Jiyong?" tanya Kyunghoon dan pria itu terkejut ketika Lisa menyebut angka lima untuk menjawabnya. "Kau hampir saja menjatuhkan gelas yang sudah kau jaga selama lima tahun. Bersyukurlah gelas itu belum pecah sekarang."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is a Dog
FanfictionCinta seperti anjing, ketika dia mengigitmu, ikat dia bersamamu (Mad Clown - Love is a Dog From Hell). Siapa yang paling terluka? Siapa yang paling mencintai? Ketika aku melihatmu gila karenaku, aku tertawa (Mad Clown - Fire).