***
"Eomma!" jerit Yeji pada pukul enam pagi di depan kamar mandi. Gyuri berlari dari dapur, melihat apa yang membuat putrinya menjerit seperti itu.
"Kenapa kau berteriak? Berisik," protes Lisa, yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Pagi ini Yeji berteriak karena melihat Lisa keluar dari kamar mandi rumahnya dengan sebuah kaos seharga tiga buah handphone dan sebuah celana jeans biru yang entah semahal apa harganya. Lisa menggelung rambutnya dengan handuk ketika ia keluar dari kamar mandi, wajahnya bersih tanpa make up namun sama sekali tidak berbeda dari sebelumnya. Dengan atau tanpa make up, wanita itu tetap terlihat sempurna bahkan di mata Yeji sekali pun. Yeji masih tidak terbiasa dengan kehadiran Lisa di rumahnya. Seperti melihat sebuah berlian di tengah pasar yang kumuh, kurang lebih begitu perasaan Yeji kali ini.
"Eomma, berapa banyak uang yang dia pakai untuk merawat kulitnya? Kulitnya sangat cantik," tanya Yeji, tentu saja berbisik agar Lisa tidak mendengar pertanyaan itu. Lisa menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menit di dalam kamarnya, sebelum kemudian ia keluar dan menolak tawaran sarapan dari ibunya.
Gadis itu berjalan sembari memakai anting-anting di telinganya, sebuah tas ransel kecil bersandar di bahunya dan rambutnya yang tidak seberapa panjang tergerai begitu saja. Yeji memperhatikan Lisa sembari duduk di lantai rumahnya. Dua mangkuk nasi dan lauk pendamping lainnya sudah tersaji di depan gadis itu. Yeji mengagumi Lisa sekali lagi. Tubuh ramping yang terlihat begitu menawan walau hanya dibalut sepasang kaos dan celana jeans, membuat Yeji benar-benar iri. Yeji tidak berkedip karena terlalu serius memperhatikan Lisa.
"Makanlah sedikit sebelum pergi," ucap Gyuri, namun Lisa hanya menggeleng dan meraih handphonenya, ia terlihat sibuk hanya dengan satu panggilan.
Pagi itu, di pukul setengah tujuh pagi Lisa mulai kembali bekerja seperti bagaimana seharusnya. Gadis itu datang ke agensinya kemudian mulai kembali bekerja dengan teman-teman segrupnya disana. Mereka berkumpul untuk membicarakan rencana mengenai album baru mereka. Semua orang tersenyum pada Lisa hari ini, mereka semua memberi Lisa ucapan selamat atas berita yang baru saja keluar. Untuk kali pertama YG mengkonfirmasi hubungan asmara artisnya lebih dulu dari agensi lain. YG Ent. mengkonfirmasi hubungan Jiyong dan Lisa, tepat setelah konser Jiyong selesai. Sedang Mistyc Ent. baru mengkonfirmasi hubungan itu keesokan harinya– setelah Yang Hyunsuk sendiri yang meminta Kim Woobin untuk menulis pernyataan tersebut.
Berkat terlambatnya konfirmasi dari Mistyc Ent. itu, berbagai spekulasi muncul. Mulai dari Jiyong yang mengejar cinta Lisa, sampai dugaan kalau Seunghyun tidak merestui hubungan mereka. Orang-orang tentu mulai penasaran dengan hubungan Lisa dan Jiyong, namun tidak ada satupun orang yang muncul dan menjawab semua rasa penasaran itu. Pasangan itu membuat banyak orang berimajinasi mengenai hubungan mereka. Pasangan itu juga membuat banyak reporter bekerja keras di depan gedung YG Ent. dan Mistyc Ent.
"Kalian lihat semua reporter di depan agensi itu?" tanya Gain– anggota yang datang terlambat pagi ini. "Lisa benar-benar luar biasa! Bagaimana bisa kau membuat Jiyong mengungkapkan hubungan kalian-"
"Aku membuatnya marah, dia melakukan itu karena marah, jadi jangan membicarakannya, kepalaku sakit sekarang," Lisa memotong ucapan Gain, kemudian melihat arloji di pergelangan tangannya. "Bukankah sudah saatnya aku ke lokasi acara-"
"Lisa, kekasihmu datang, menjemputmu untuk pergi ke Infinity Challenge bersama," manager Lisa memotong ucapan Lisa, pria itu baru saja masuk ke studio rekaman BEG dengan satu tas penuh berisi pakaian dan alat make up. "Kau bisa pergi dengannya, aku akan menyusul setelah selesai dengan semua keperluanmu,"
"Jiyong oppa disini?"
"Ya, di lobby utama, dia benar-benar tampan dengan rambut oranyenya, semua orang di depan agensi berteriak karenanya," cerita si manager, sedang Lisa buru-buru memasukan buku catatannya ke dalam ransel kecilnya.
"Aku baru saja datang dan Lisa sudah akan pergi? Ya! Tidak bisakah kau mengajak kekasihmu makan siang disini lebih dulu?" tanya Gain namun Lisa hanya menggeleng tanpa mengatakan apapun. Ia tidak ingin memberitahu anggota grupnya mengenai perselingkuhannya– walau ia tetap harus memberitahu mereka sebelum perselingkuhan itu terendus media.
Lisa berpamitan untuk pergi lebih dulu, namun sebelum pergi gadis itu meminta para anggota grupnya untuk mengosongkan jadwal mereka nanti malam. Setidaknya, ia harus memberitahu anggota grupnya, manager serta CEO agensinya mengenai perselingkuhan itu. Disaat kisah asmaranya tidak hanya mempengaruhi hidupnya sendiri, ia harus mengantisipasi banyak hal. Ia seharusnya tidak berselingkuh.
Di lobby, Jiyong tengah berdiri di depan meja resepsionis. Pria itu berdiri dengan sebuah kaca mata hitam yang menutupi matanya. Rambutnya yang sebelumnya hitam kini di cat oranye, sangat mencolok seolah Jiyong memang ingin mendapatkan perhatian semua orang. Sepasang kaos hitam dengan celana jeans membalut tubuhnya siang hari ini. Pria ini bukan Jiyong yang biasanya– pikir Lisa. Jiyong yang biasanya ia kenal, tidak akan berdiri di tengah lobby sembari menunggunya seperti ini. Jiyong yang kali ini berdiri di tengah lobby itu adalah pria yang ingin membalas dendam padanya.
"Oppa," sapa Lisa, suaranya terdengar begitu serak karena gugup.
Jiyong menoleh, memperhatikan Lisa yang saat itu tengah memakai kaca mata hitamnya. Keduanya tengah sama-sama menutupi mata bengkak mereka. Lagi-lagi hati Lisa hancur karena melihat Jiyong seperti ini. Pria itu terluka, namun ia mengesampingkan lukanya dan memasang wajah beraninya.
"Tersenyumlah," suruh Jiyong, masih terdengar begitu dingin. Dengan tenang, Jiyong merangkul pinggang Lisa, menuntun gadis itu untuk keluar dari gedung agensi tersebut dan memanjakan semua mata kamera para reporter disana.
Lisa sempat mengigit bibirnya sendiri, menahan rasa sakit dalam dirinya sampai saat dimana ia harus melewati pintu utama gedung itu. Begitu melewati pintu utama agensinya, Lisa tersenyum, ia mengangkat wajahnya untuk menatap Jiyong kemudian tersenyum kepada pria itu. Entah Jiyong melirik senyuman itu atau justru mengalihkan pandangannya, Lisa tidak benar-benar tahu karena kaca mata hitam yang Jiyong kenakan, namun hatinya terasa nyeri ketika ia hanya dapat melakukan itu di depan kamera.
"Apa kita benar-benar harus melakukan ini?" bisik Lisa, yang tidak mampu lagi menahan dirinya. Semua kamera itu sudah dapat apa yang mereka inginkan– hubungan romantis antara G Dragon Big Bang dengan Lalisa BEG– setidaknya Lisa juga berhak mendapatkan apa yang di harapkannya– waktu untuk bicara dengan Jiyong. "Aku benar-benar minta maaf," bisik Lisa sekali lagi, ketika Jiyong hanya berjalan dan mengabaikannya. Gadis itu meremas ujung belakang kaos Jiyong, berpegang padanya seolah khawatir akan kehilangannya, dan Jiyong sama sekali tidak merespon.
Seperti pria-pria keren pada umumnya, Jiyong membukakan pintu mobilnya untuk Lisa, kemudian berjalan ke arah kursi pengemudi untuk menyetir sendiri mobilnya. Setelah menutup pintu mobil di sebelahnya dan mulai menyalakan kembali mobilnya, Jiyong lantas berucap– "aku memang bukan pria keren yang semua orang bayangkan," tuturnya sembari mengemudikan mobil itu menjauhi gedung agensi tersebut. "Kenapa kau melakukannya?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is a Dog
FanfictionCinta seperti anjing, ketika dia mengigitmu, ikat dia bersamamu (Mad Clown - Love is a Dog From Hell). Siapa yang paling terluka? Siapa yang paling mencintai? Ketika aku melihatmu gila karenaku, aku tertawa (Mad Clown - Fire).