32

1.4K 202 10
                                    

***

Setelah Yeji pergi tidur di kamar tamu yang sempit dan setelah suaminya menelepon, mengabari kalau ia sudah sampai di tempat kerjanya, Kim Gyuri berdiri di depan pintu kamar putrinya. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Lisa, namun mata sembab gadis itu ketika datang menggambarkan seluruh perasaannya. Mungkin apa yang Yeji katakan beberapa jam lalu ada benarnya, mungkin Lisa menangis karena fans G Dragon tidak menyukainya– pikir wanita itu. Mengetahui alasan Lisa datang seperti itu, Gyuri pikir dapat membuat perasaannya jadi sedikit lebih tenang, namun nyatanya tidak. Seolah ia telah membesarkan Lisa selama bertahun-tahun, kini Gyuri khawatir karena Lisa tidak kunjung keluar dari kamar itu. Lisa tidak makan, tidak minum, tidak pergi ke kamar mandi dan Gyuri benar-benar khawatir karenanya. Kalau saja ia bisa menghubungi Seunghyun, ia pasti akan menghubungi pria itu dan menyelamatkan Lisa sekarang.

"Ada apa?" tanya Lisa, yang akhirnya keluar setelah Gyuri mengetuk pintu kamarnya.

"Kau baik-baik saja?"

"Tidak," jawab Lisa yang sekarang memperhatikan isi rumah itu dan mencari-cari pintu kamar mandi disana. "Eomma meninggalkanku dan Seunghyun oppa hanya untuk tinggal di tempat yang mirip gudang ini?" tanya Lisa namun Gyuri tidak memberikan jawaban apapun.

Lisa menyadari raut rasa bersalah juga raut kesedihan di wajah Gyuri, namun ia rasa menghibur Gyuri bukanlah tanggung jawabnya. Wanita itu sudah punya keluarga kecil yang dapat menghiburnya. Lisa bahkan tidak memiliki keluarga kecil yang dapat menghiburnya saat ini, untuk apa dia repot-repot menghibur ibunya.

Malam itu, untuk kali pertama setelah sekian lama Lisa duduk berhadapan dengan ibunya dengan semangkuk bubur di atas meja. Ini kali pertama Lisa menikmati masakan ibunya setelah sekian lama. Bagaimana pun rasa masakan itu, tentu akan lebih sopan kalau Lisa memuji rasanya, namun Lisa tidak berada di sana untuk memperbaiki hubungan mereka. Gadis itu ada disana untuk menyiksa dirinya sendiri.

"Rasanya benar-benar mengerikan," ucap Lisa setelah suap pertamanya. "Seunghyun oppa tidak akan memakannya. Dia sangat pemilih, seperti appa,"

"Aku akan membelikanmu makanan lain, tunggu disini,"

"Tidak perlu. Aku tidak akan mati karena makanan seperti ini," jawab Lisa, tetap melanjutkan suap demi suap. "Seunghyun oppa sangat mirip dengan appa, tapi kenapa aku justru mirip denganmu?"

"Sesuatu baru saja terjadi?" tanya Gyuri dan Lisa menganggukan kepalanya. "Yeji bilang kau berkencan dengan G Dragon, kalian mempublikasikan hubungan kalian di konsernya tapi- apa fans mengganggumu? Kau terluka? Haruskah kita pergi ke rumah sakit? Aku akan mengantarmu kalau kau tidak berani pergi sendirian,"

Alih-alih menjawab pertanyaan Gyuri itu, Lisa justru menanyakan keberadaan Hwang Youngmin. Ayah Yeji itu bekerja sebagai pengawas konstruksi dan hari ini sampai lima hari ke depan ia akan menginap di lahan konstruksinya. Pria itu hanya ada di rumah setiap akhir pekan dan Lisa sedikit bersyukur karenanya. Walau Hwang Youngmin memperlakukan ibunya dengan baik selama ini, Lisa tetap membenci pria itu. Pria itu yang telah membuat ayahnya hidup dalam kesedihan. Sama seperti dirinya yang telah membuat Jiyong merasakan kesedihan mengerikan itu.

"Eomma," panggil Lisa kemudian. Semangkuk bubur di mangkuknya sudah hampir habis, namun kini ia justru merasa sangat sakit. "Selingkuh bukan masalah besar, iya kan?"

"G Dragon berselingkuh?" tanya Gyuri, hatinya perlahan retak kali ini. Rasa bersalah yang semakin besar perlahan melahap hatinya. Bagaimana kalau karma atas perselingkuhannya dulu justru terjadi pada Lisa? Karena dulu ia berselingkuh dan meninggalkan suaminya, kini putrinya juga harus merasakan kekecewaan itu.

"Tidak," jawab Lisa, yang justru membuat Gyuri merasa lebih buruk lagi. Jadi ini maksud Lisa ketika mengatakan kalau mereka berdua benar-benar mirip. Gyuri hancur sekarang, ia benar-benar hancur karena putrinya harus hidup seperti dirinya. Karena putri yang ia tinggalkan harus merasakan rasa bersalah yang luar biasa itu. "Aku hanya berselingkuh, itu bukan masalah besar kan? Kau bisa hidup bahagia dengan suami dan putrimu setelah berselingkuh di belakang appa, aku juga bisa melakukannya kan?"

"Bagaimana bisa itu bukan masalah besar?" jawab Gyuri kemudian. "Saat ketahuan berselingkuh, rasanya seperti seluruh dunia menyuruhmu untuk mati. Terasa seperti baru saja tendang keluar dari alam semesta. Ketika semua orang tidak ingin menerimamu kembali, tapi kau merasa harus bertahan dan hidup, bagaimana mungkin itu bukan masalah besar?"

"Tapi itu hanya sebuah kesalahan kecil," jawab Lisa, kini suaranya sudah kembali bergetar, tanpa bisa di tahan, kini air matanya juga mengalir turun.

"Itu bukan kesalahan, kau tidak hanya melakukannya dalam sehari. Saat itu hatimu bergetar kan? Kau tidak bisa menolaknya, bukan? Kau tidak bisa menganggapnya sebagai angin lalu, berselingkuh tetap berselingkuh. Berselingkuh bukan sekedar soal benar atau salah, bukan tentang masalah kecil atau masalah besar, berselingkuh tetap menghancurkan hidup orang lain, sepertiku yang menghancurkan hidup appamu, hidupmu, hidup oppamu. "

Lisa menangis, begitu juga dengan Gyuri. Keduanya meneteskan air mata mereka, namun tidak satu pun dari mereka mampu berbalas tatap.

"Terimakasih," ucap Lisa dengan begitu pelan. "Kata-katamu menyakitkan, tapi aku merasa sedikit lebih baik," lanjut gadis itu.

"Kau yang memecahkan gelasnya, tapi dia yang terluka karena pecahan kacanya. Kau tidak berhak memutuskan untuk menyatukan kembali gelas itu atau membuangnya. Tugasmu hanya menyesali perbuatanmu dan menunggunya membuat keputusan. Tetaplah hidup, walau itu sulit," ucap Gyuri, yang perlahan mengulurkan tangannya untuk menyentuh punggung tangan Lisa, meremas jemari lembut putrinya, memberinya sedikit kekuatan untuk bertahan.

"Apa dulu kau juga melakukan hal yang sama? Menunggu appa membuat keputusan kemudian pergi setelah appa memberitahumu keputusannya?"

Gyuri menutup rapat mulutnya. Ia tidak memberikan jawaban apapun pada Lisa, namun diamnya wanita itu sudah cukup untuk menjelaskan seluruh jawabannya.

"Bukankah itu tidak adil?" Lisa bertanya setelah ia mengetahui kalau ayahnya lah yang mengusir ibunya. Kalau ternyata sang ayah yang telah membuat Lisa dan Seunghyun membenci ibu mereka.

"Walaupun tidak adil, aku harus menerimanya. Aku yang memecahkan gelasnya, appamu hanya membuang gelas yang sudah pecah itu dan dia tidak akan membuang gelas itu kalau aku tidak memecahkannya,"

Setelah berbincang dan malam semakin larut, Gyuri menyuruh Lisa untuk segera beristirahat dan kembali bekerja besok. "Setidaknya temui pria itu, tunjukan padanya kalau kau menyesal. Bahkan walaupun dia memakimu, anggap saja kalau memang pantas menerimanya, itu akan lebih mudah,"

"Lalu kenapa kau tidak pernah menemuiku sebelumnya? Kenapa kau baru muncul sekarang? Kau bisa menemuiku lebih cepat, membiarkanku membencimu lebih cepat dan semuanya akan lebih mudah,"

"Aku terlambat menyadarinya, maafkan aku," jawab Gyuri. "Dan terimakasih, karena telah memberiku kesempatan untuk bicara denganmu sekali lagi."

***

Love Is a DogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang