34

1.4K 181 12
                                    

***

"Awalnya tidak seperti itu," cerita Lisa. "Aku tidak tahu kapan semuanya mulai jadi kacau seperti itu. Aku bertemu dengannya karena pekerjaan. Aku melihatnya di SM dan saat melihatnya aku tahu kalau hidup tidak pernah mudah untuknya,"

"Kau sedang mencoba mengatakan kalau kau mengasihaninya?" tanya Jiyong dan Lisa sama sekali tidak membuka mulutnya. "Bukan begitu?" ulang Jiyong dan Lisa masih menutup rapat mulutnya. Gadis itu khawatir jawabannya akan membuat Jiyong semakin marah.

Keduanya diam, sama sekali tidak mengatakan apapun selama perjalanan sampai di depan gelanggang olahraga Jiyong menghentikan mobilnya. Di dalam gelanggang olahraga tersebut, mereka akan melakukan syuting Infinite Challenge yang kali ini punya konsep acara survival musik. Jiyong, Yongbae dan Kwanghee menjadi satu tim, sedang Lisa akan bernyanyi bersama Yoo Jaesuk. Persiapan untuk penampilan itu sudah berlangsung sekitar dua minggu, semua orang telah bersiap untuk penampilan masing-masing dan hari ini adalah hari besar mereka– namun baik Lisa maupun Jiyong sudah kehilangan semangat kerja mereka.

"Sudah lama aku menyukaimu, oppa. Sejak kita mulai berkencan, aku sering membayangkan akan hidup bersamamu sampai tua dan aku menyukainya. Jadi setelah aku melakukan kesalahan itu, aku ingin menutupinya. Aku ingin hidup seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Aku tidak melakukannya untuk oppa, aku menutupinya untuk diriku sendiri. Aku takut oppa akan meninggalkanku, maafkan aku,"

"Itu alasanmu menutupinya," balas Jiyong. "Lalu kenapa kau berseling- bertemu dengannya di belakangku? Apa aku melakukan kesalahan? Apa aku melukaimu? Aku sudah memikirkannya, aku mengingat-ingat semua kesalahanku, tapi aku tetap tidak bisa menemukan jawabannya. Sebenarnya apa kesalahanku sampai kau tega melakukan itu?"

Lisa tidak mengatakan apapun selain mengakui kesalahannya. Lisa tidak bisa menjawab pertanyaan Jiyong karena pria itu memang tidak melakukan kesalahan apapun.

"Aku bukan pria keren seperti yang orang-orang katakan. Aku tidak setampan pria lain. Tubuhku tidak seperti idol lain. Aku hanya seorang pria kurus. Aku tidak tahu apapun tentang game yang orang-orang sukai. Aku tidak tertarik pada olahraga seperti pria keren lainnya. Mungkin aku juga tidak menyenangkan. Aku bukan pria keren yang tidak pernah marah, aku tidak selalu menyukai apa yang kau sukai, yang bisa setiap saat menemanimu pergi ke salon atau sekedar berbelanja dan berlibur. Selama ini aku tahu kalau aku bukan pria keren yang mampu memperlakukanmu seperti seorang ratu, seperti kau adalah satu-satunya pusat duniaku. Tapi aku sudah berusaha melakukan semua yang ku bisa untukmu, apa usahaku belum cukup untukmu?" marah Jiyong, yang lantas membuat Lisa kehilangan kendali dalam dirinya. Gadis itu menangis,
di depan Jiyong, sekali lagi.

"Aku yang salah," isak Lisa. "Aku dan diriku masalahnya. Aku tidak tahu apa yang aku inginkan. Aku tidak tahu bagaimana hidup yang aku inginkan. Aku tidak tahu apa yang bisa ku lakukan. Aku tidak tahu apa yang ingin ku lakukan. Saat itu aku bertemu dengan eommaku, dia punya seorang anak sekarang, anak itu menyebutku pelacur karena dia tidak tahu siapa aku sebenarnya. Lalu saat itu, aku ingin menunjukan padanya kalau pelacur sepertiku bisa jauh lebih hebat darinya jadi aku merilis lagu baru itu. Setelah bertemu dengan eommaku dan putrinya, aku bertemu dengan pria itu dan dia memiliki apa yang tidak ku miliki, dia tahu apa yang tidak ku ketahui. Dia membuatku merasa- ah ada seseorang yang menginginkan apa yang ku miliki sekarang. Aku merasa sedikit lebih baik kemudian melakukan kesalahan itu. Aku terlalu terbawa suasana. Tapi setelah lagu itu dirilis, setelah semua orang membicarakan lagu itu aku tidak merasa senang. Benarkah ini yang ku inginkan? Aku tidak tahu, jadi aku mengakhirinya. Akan lebih baik kalau saat itu aku punya tujuan dalam hidupku, tapi saat itu tujuanku hilang dan aku melakukan kesalahan, aku benar-benar minta maaf,"

"Beri aku waktu untuk menerimanya," jawab Jiyong yang kali ini menelan sedikit egonya untuk mengusap rambut Lisa. "Berhentilah menangis, aku tidak tahu kapan dan bagaimana ini akan berakhir, tapi untuk sekarang aku akan menjadi kekasihmu seperti yang orang-orang harapkan."

Setelah Jiyong memarkir mobilnya, pria itu berjalan masuk ke lokasi syuting mereka dengan Lisa dalam rangkulannya. Di depan beberapa kamera reporter yang menunggu di pintu masuk gelandang olahraga, Jiyong tersenyum dan mencium pipi Lisa. Pria itu juga melambaikan tangannya ketika ia dan Lisa harus berpisah menuju ruang tunggu masing-masing. Jiyong harus menemui Yongbae serta Kwangmin di ruang tunggu mereka, sedang Lisa harus menemui Yoo Jaesuk di ruang tunggunya sendiri.

Malam hari ini, Jiyong, Yongbae dan Kwanghee akan membawakan lagu yang mereka buat sendiri, lagu ringan dengan sentuhan seorang G Dragon bertajuk Mapsosa. Ketiga pria itu melabeli diri mereka dengan nama Hwangtaeji dan mereka punya banyak sekali persiapan yang harus di lakukan sebelum penampilan mereka nanti malam– mulai dari para penari sampai atraksi-atraksi keren khas konser Big Bang. Sedang Lisa dan Yoo Jaesuk hanya akan menyanyikan lagu duet milik Soyou dan JunggiGo. Lagu itu berjudul Some, bercerita tentang sepasang teman dekat yang saling menyukai. Tidak ada persiapan khusus yang perlu Lisa siapkan karena ia hanya akan bernyanyi disana, namun begitu ia masuk ke dalam ruang tunggu langkahnya terhenti– Ten ada di sana.

"Oh Lisa! Kenalkan, ini NCT, salah satu junior di agensiku," ucap Jaesuk, memperkenalkan Ten, Taeyong, Taeil dan Jaehyun yang saat itu ada disana. "Mereka ada di dekat sini dan datang untuk menyapa," lanjut Jaesuk, membuat Lisa tidak dapat mengatakan apapun selain tersenyum.

"Oppa, kau gugup? Suaramu terdengar sedikit serak," tanya Lisa yang kemudian mendudukan tubuhnya di salah satu kursi kosong– tentunya jauh dari Ten.

Yoo Jaesuk tersenyum canggung ketika Lisa mengomentari suaranya. Pria itu lantas meminta maaf karena semalam ia minum-minum dan membuat suaranya serak. "Semalam aku bertengkar dengan istriku kemudian minum-minum, maaf, tapi aku sudah membawa mereka semua," ucap Jaesuk, sembari menunjuk pria-pria yang ada disana.

"Ya?" bingung Lisa, berharap Jaesuk tidak akan memintanya bernyanyi dengan pria-pria itu.

"Aku akan bermain drum seperti latihan terakhir kali, tapi aku tidak bisa bernyanyi dengan suaraku sekarang. Jadi aku membawakan pria-pria ini untuk jadi temanmu bernyanyi, pilih lah salah satu di antara mereka. Kwanghee saja diizinkan bernyanyi dengan Jiyong dan Yongbae, jadi aku pun bisa menambah satu orang lagi untuk penampilan kita. Tadi pagi aku sudah meminta mereka menghafalkan lagunya,"  jelas Jaesuk, membuat Lisa bingung harus bersyukur atau justru sebaliknya.

Sudah jelas Lisa tidak akan memilih Ten saat itu, namun Ten tetap berharap ia yang akan di pilih. Pria itu menatap Lisa dengan mata penuh harapnya dan di saat Lisa justru menghindari tatapan Ten, pria itu lantas berucap– "tidak bisakah sunbaenim memilihku? Aku ingin bernyanyi dengan iringan drum dari Jaesuk hyung,"

"Heish... Pembohong, kau hanya ingin bernyanyi dengan Lisa sunbaenim kan?" susul Taeil. "Sunbaenim, Ten adalah fansmu, dia sangat mengidolakanmu. Dia bahkan marah saat tahu kau sudah berkencan, sangat kekanakan bukan?" ledek Taeil, yang saat itu justru dianggap lucu– walau Lisa dan Ten sama sekali tidak tertawa.

"Oh, kurasa suaramu lebih cocok. Bagaimana kalau kau bernyanyi denganku? Siapa tadi namamu? Taeil?" tanya Lisa, sembari menunjuk pria yang berdiri dua langkah dari tempat Ten berdiri. "Jaesuk oppa, bagaimana kalau Taeil saja? Kau tidak keberatan kan? Oppa yang menyuruhku memilih tadi,"

"Wah... Ku pikir kau akan memilih Taeyong, atau Ten, mereka bisa menari bersamamu kalau kau memilih mereka," gumam Jaesuk yang kemudian setuju untuk memilih Taeil.

"Maaf, tapi aku tidak bisa menari malam ini," jawab Lisa yang kemudian berpura-pura sibuk dengan isi tasnya. "Panggungnya sudah penuh dengan drum-mu oppa."

***

Hwangtaeji - Mapsosa

Love Is a DogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang