27

1.1K 174 5
                                    

***

Ini adalah bulan keempat di tahun 2016 dan Ten akhirnya debut– seperti yang Heechul ucapkan pada Lisa. Tidak sangat luar biasa, Heechul yang memang punya sedikit kuasa di agensinya tidak benar-benar membantu Lisa secara aktif. Ia hanya meminta debut NCT di majukan, karena ia juga berencana merilis lagu single lainnya di tahun 2016 ini. "Majukan saja NCT-nya, aku ingin merilis laguku dengan Kyunghoon di bulan November. Hanya maju tujuh bulan tidak akan jadi masalah," pinta Heechul kepada CEO agensinya. Heechul yang termasuk karyawan paling produktif di agensi itu pun kemudian berhasil membujuk CEO agensinya.

Tanpa sempat ketahuan oleh Jiyong, perselingkuhan Lisa akhirnya berlalu begitu saja tanpa ada masalah besar. Lisa tidak merasa telah melakukan semuanya dengan benar, Lisa tidak merasa masalah ini dapat selesai begitu saja, namun ia pun tidak berani mengakui kesalahannya pada Jiyong. Bagaimana kalau Jiyong meninggalkan begitu pria itu mengetahui kesalahannya? Rasa khawatirnya itu, akhirnya membawa dirinya untuk tetap diam. Tetap bersikap seolah tidak pernah terjadi apapun.

Lisa memang merasa bersalah, karena ia tidak bisa memberitahu Jiyong juga Ten mengenai kebenarannya. Namun sedikit rasa bersalah itu nyatanya dapat menyelamatkan hubungan Lisa dan Jiyong. Malam ini, di pertengahan tahun 2016 kedua keluarga bertemu. Jiyong dan seluruh keluarganya tahu seperti apa hidup Lisa, juga seperti apa keadaan keluarga mereka. Tentu sempat ada masalah karena kakek dan nenek Jiyong tidak menyukai Lisa yang hidup tanpa perhatian dan didikan kedua orangtuanya, namun nyonya Kwon berhasil meyakinkan para leluhur itu untuk menerima Lisa di keluarga mereka. Toh selama ini nyonya Kwon tahu bagaimana Seunghyun dan Lisa bertahan hidup berdua.

Makan malam kali ini di hadiri oleh orangtua Jiyong, Nenek Jiyong, Dami dan tunangannya, Jiyong, Lisa, juga Seunghyun. Ayah Lisa tidak bisa datang, karena ia menetap di Sidney sekarang dan keluarga Jiyong memahaminya. Obrolan malam itu berjalan dengan sangat menyenangkan. Semua orang bersenang-senang dengan makanan mahal yang Jiyong pesan, mereka membicarakan berbagai hal termasuk rencana pernikahan.

"Aku mengatakan ini bukan untuk mencemooh kalian," ucap nenek Jiyong, membuat Lisa dan Jiyong lantas bertukar tatapan panik. Nyonya Kwon juga sama, ia bergegas menatap ibu mertuanya dan meminta wanita itu untuk menghentikan ucapannya. "Aku benar-benar tidak berencana mencemooh kalian, aku hanya ingin bertanya, apa Seunghyun benar-benar tidak keberatan kalau adikmu menikah lebih dulu? Mungkin tidak ada yang memberitahumu, jadi kau tidak tahu kalau pernikahan yang seperti ini bisa membawa nasib buruk. Bagaimana kalau setelah adikmu menikah, kau justru tidak bertemu jodohmu? Toh Lisa tidak hamil, bagaimana kalau kita menunda pernikahannya? Agar Dami dan Seunghyun menikah lebih dulu,"

"Nenek, noona akan menikah akhir tahun ini," komentar Jiyong yang kemudian menatap Seunghyun. "Kalau harus menunggu Seunghyun hyung, kurasa akan butuh waktu sekitar lima tahun lagi,"

"Nenek, aku tidak berencana menikah dalam lima tahun kedepan. Aku tidak berencana untuk menikah dalam waktu dekat ini, kalau Lisa dan Jiyong memang ingin menikah, aku tidak keberatan. Aku justru bersyukur karena akhirnya bisa melepaskan diri dari adikku yang manis tapi manja dan sedikit menyebalkan ini,"

"Tidak akan ada yang membuatkanmu sup pengar dan teh lagi kalau Lisa menikah, tidak apa-apa?" tanya Dami, sedikit meledek Seunghyun untuk meluruhkan suasana canggung yang di buat neneknya.

"Aku bisa membuatnya sendiri, dan sup pengar buatan Lisa tidak lebih enak dari sup pengar yang di jual restoran, tidak apa-apa,"

"Kalian pasti berfikir kalau pernikahan itu mudah dan-"

"Sudahlah eomma," potong tuan Kwon sebelum ibunya mulai mengomel lagi karena obrolan penuh canda itu. "Lisa dan Jiyong hanya akan bertunangan di awal tahun depan, setelah Dami menikah. Pernikahan mereka masih sangat jauh. Jangan khawatir,"

"Mereka berdua masih sangat kekanakan, bagaimana kalian bisa menikahkan anak-anak seperti mereka?" kesal nenek Jiyong, sembari menunjuk Jiyong dan Lisa dengan jemarinya. "Lihat itu! Senyum kekanakan itu!"

"Nenek, apa nenek tidak menyukaiku?" tanya Lisa dengan senyum di wajah cantiknya.

"Tidak, bukan begitu, hanya saja kalian masih terlalu kecil untuk menikah, bagaimana kalau nanti setelah menikah kalian bertengkar hanya karena pekerjaan rumah?" tanya sang nenek membuat Jiyong terkekeh dan memberitahu wanita itu kalau mereka tidak akan bertengkar hanya karena masalah sepele itu.

"Aku akan membayar asisten rumah tangga, aku akan membayar tukang kebun juga koki pribadi, jangan khawatir nenek, aku akan memperlakukannya seperti ratu," pamer Jiyong yang justru membuat ibunya sendiri mendesah kesal.

"Kurasa nenek benar, jangan menikah sekarang, kalian berdua belum dewasa. Kau pikir pekerjaan rumah hanya membersihkan rumah, merawat kebun dan memasak?" protes nyonya Kwon yang sudah puluhan tahun menikah itu.

"Kau juga harus membayar baby sitter," bisik Kim Minjoon– tunangan Dami.

"Oppa, hentikan," bisik Dami, sebelum ibunya mulai kesal lagi karena obrolan terkait pernikahan itu. Para orangtua tidak suka mendengar candaan mengenai pernikahan seperti itu. "Tapi Jiyongie, kalau kau menikah, kau akan memproduseri pernikahanmu atau memakai jasa wedding organizer?" tanya Dami, yang sebenarnya tengah sibuk menyiapkan pernikahannya sendiri.

Jiyong memutar bola matanya, kemudian melirik Lisa dan Seunghyun yang hanya menaikan bahu mereka. Tidak satupun dari mereka bertiga yang pernah mengurus sebuah pernikahan ditambah usia mereka bertiga yang tidak terpaut begitu jauh membuat pemahaman ketiganya benar-benar minim. Lisa, Jiyong dan Seunghyun sama sekali tidak pernah membicarakan masalah pernikahan setiap kali mereka bertemu. Pernikahan di mata ketiganya hanya sebatas menikah, sebuah resepsi dengan bunga-bunga putih dan tinggal bersama.

"Bagaimana caranya?" tanya Jiyong dengan wajah polosnya yang entah kenapa selalu berhasil membuat Lisa terkekeh karenanya. Bagi Lisa, Jiyong mengetahui segalanya, pria itu selalu tahu semua yang tidak ia ketahui dan setiap kali Jiyong memasang wajah polos yang terkesan bodoh itu, Lisa tertawa.

"Buat undangan, persiapkan pestanya, pakaiannya, musiknya-"

"Ah... Sesuatu yang seperti itu? Aku akan memanfaatkan teman-temanku untuk itu. Taehyun noona bisa menata rambutnya, Eunji noona menyiapkan gaunnya, lalu make up dan sisanya- whoa! Rencana pernikahanku bisa selesai di ruang meeting agensi,"

"Dan kau bisa meminta mereka bekerja tanpa di bayar, kau sudah punya wedding organizer-mu sendiri," tambah Seunghyun seolah rencana itu benar-benar mudah untuk mereka.

Malam itu Jiyong, Lisa dan Seunghyun dimarahi. Bukan karena para orangtua itu tidak menyetujui pernikahan mereka, melainkan karena ketiga anak itu terlalu sering bermain-main dengan pernikahan mereka. Ketiganya terlalu sering menjadikan sebuah pernikahan yang sakral sebagai salah satu candaan mereka. Setelah di marahi, Jiyong dan Seunghyun kembali ke agensi mereka untuk bekerja, keduanya punya jadwal rekaman yang tidak bisa mereka tunda. Sedang Dami dan tunangannya pulang bersama, Lisa justru harus mengantar orangtua serta nenek Jiyong pulang.

"Kami bisa pulang dengan Dami dan Minjoon, sebenarnya kau tidak perlu mengantar kami," ucap tuan Kwon, yang duduk di kursi depan, di sebelah Lisa yang mengemudi.

"Tidak apa-apa, samchon," balas Lisa, sembari mengemudikan mobil hitamnya yang baru. "Aku tidak melakukan ini secara cuma-cuma, aku melakukannya untuk mengambil hati kalian,"

"Kenapa dia pintar sekali bicara seperti Jiyong?" keluh sang nenek yang kemudian membuat Lisa dan orangtua Jiyong terkekeh.

"Mungkin karena dia terlalu lama berteman dengan Jiyong, eomma," jawab tuan Kwon di sela kekehannya. "Oh ya, kau jadi berlibur ke Islandia dengan Jiyong dan oppamu?"

"Tidak," jawab Lisa. "Kami akan berlibur ke Thailand. Big Bang punya jadwal konser di Thailand bulan depan, jadi kami akan liburan di sana setelah konser itu selesai, jadwal Jiyong oppa sangat padat tahun ini, dia tidak punya banyak waktu luang sebelum wamilnya selesai,"

"Kalau begitu, menikah saja setelah Jiyong selesai wamil," celetuk sang nenek yang tentu tidak Lisa bantah. Tanpa Jiyong disana, ia lebih memilih menjadi seorang gadis manis dan penurut.

***

Love Is a DogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang