23

3K 216 62
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
°°°


"Assalamu'alaikum," sapa Ahkam.

"Wa'alaikumsalam Mas." jawabnya.

"Apa yang mau kamu omongin?" Ahkam to the point. Nampaknya ia sudah penasaran.

"Tentang permintaan Kamu,"

"Alhamdulillah Aisyah sudah punya jawabannya, dan jawabannya-"

"Jawabannya adalah, ngga Mas." tegas Aisyah.

"Ngga?" Ahkam mengulang ucapan Aisyah.

Aisyah mengangguk. "Aisyah rasa untuk saat ini Aisyah belum bisa nerima Mas lagi. Aisyah masih kurang yakin sama kamu Mas." jelasnya membuat Ahkam terdengar menghela nafasnya.

"Aku kasih waktu buat kamu lagi untuk istikharah Syah, aku siap tunggu kapanpun sampe kamu yakin." tukas Ahkam.

"Ngga bisa Mas." selang Aisyah. "Selama seminggu ini Aisyah istikharah, yang Aisyah dapet cuma keraguan. Maaf ya Mas," ujarnya membuat Ahkam terdiam.

"O-oh gitu ya," balas Ahkam.

"Maaf ya Mas, belum ada keyakinan lagi dihatiku. Aisyah sengaja kabarin ini lebih cepet karena Aisyah ngga mau Mas nunggu terlalu lama padahal hasilnya nihil." lanjut Aisyah.

"Aku udah bikin kamu kecewa banget ya Syah?" tanyanya tiba-tiba membuat Aisyah terdiam sesaat.

"Padahal aku fikir kamu bakal nerima aku kembali setelah kamu tau apa yang terjadi semuanya. Bahkan dari Maryam juga." Ahkam sedikit terkekeh.

"Bukan hanya karena kecewa Mas. Lebih tepatnya Aisyah jaga hati buat ngga mengulang rasa kecewa untuk kedua kalinya seandainya terjadi lagi." jawab Aisyah.

"Aku janji Syah, kali itu terakhir kalinya aku bikin kecewa. Kedepannya, aku janji aku bakal jaga hati untuk kamu. Aku bakal langsung khitbah kamu Syah, aku juga siap nikahi kamu secepatnya." tukas Ahkam.

"Janji bisa diucapkan lewat mulut tapi tak selalu bisa ditepati oleh hati, Mas. Maaf, carilah perempuan lain yang layak menerima kamu." ujar Aisyah.

"Aku cinta kamu Syah," lirih Ahkam.

Aisyah mulai berkaca-kaca. Ini memang berat baginya. Namun Aisyah sudah yakin dengan keputusannya. Banyak keraguan dihatinya tentang Ahkam. Meski semuanya sudah jelas jika kejadian itu hanyalah sebatas perjodohan dan pemaksaan, namun Aisyah masih merasa ada yang mengganjal. Disetiap Istikharahnya yang Aisyah dapat hanya keraguan dan ketidakyakinan.

"Kamu juga bilang seperti itu sebelumnya, tapi akhirnya kamu kecewakan aku juga Mas. Aku tau, kejadian itu cuma perjodohan. Mas ngga tau gimana rasanya liat foto orang yang pernah mengatakan seperti itu tengah mengkhitbah perempuan lain. Mas juga ngga bakal tau rasanya nerima undangan dari orang yang pernah mengatakan seperti itu sebelumnya." Aisyah menarik nafasnya.

"Hati perempuan itu rapuh Mas. Meski mulut mengatakan sudah memaafkan namun tidak dengan Hati." tambahnya.

"Iya. Aku paham Syah. Aku memang ngga layak untuk bersama kamu lagi setelah apa yang aku lakukan. Aku emang ngga pernah rasain itu semua. Aku minta maaf," kata Ahkam.

AisyahKu, Aku Cinta...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang