Chapter 10

2.2K 209 9
                                    

Jungkook terus melihat kearah ponselnya.

"Haruskah aku mengiriminya pesan"
"Kenapa aku seperti ini"
"Aku merindukannya"
"Apa yang harus kulakukan"
"Jungkook sejak kapan kau menjadi pengecut seperti ini"
"Yerim sudah kembali"
"Dia tidak marah"
"Dia tidak akan menangis"

Setelah merenungkan apa yang menganggu pikiran Jungkook akhrinya Jungkook benar-benar mengirim pesan pada Yeri

Jungkook:
Yerim?

Yerim:
Kenapa Jung?

Jungkook:
Tidak jadi. Aku tidak ingin menganggumu

Yerim:
Aku sudah selesai. Bisakah kau menjemputku?

Yerim:
Ayo kita berkencan.

"Berkencan?"
Sudut bibir Jungkook sudah melebar bahkan gigi kelincinya terlihat sangat jelas. Jungkook terlalu senang mendapat tawaran kencan oleh Yeri sampai-sampai Jungkook lari kegirangan dan bernyanyi sambil mencari kunci mobilnya.

-----

Sambil menunggu Jungkook datang Yeri terus melihat kearah cermin, mencoba menutupi matanya yang sembab. Yeri bukan tipe orang yang menutupi masalahnya, jujur sekarang Yeri ingin sekali bercerita dengan Mark tapi Yeri terlalu takut jika itu menyebabkan kesalahpahaman lagi.

Beberapa menit kemudian, Yeri sudah melihat mobil Jungkook. Tentu saja Yeri tersenyum lebar meskipun itu bukan benar-benar senyumnya. Jungkook menghampiri Yeri

"Apa aku terlalu lama?" tanya Jungkook

Yeri lalu memeluk Jungkook tiba-tiba "Sangat lama Jung, sampai aku hampir gila. Jangan bersikap seperti itu lagi Jung!"

Jungkook semakin tidak bisa menahan senyum kebahagiaannya "Aku takut. Takut membuatmu menangis lagi" Jungkook membalas pelukan Yeri

Yeri tersenyum dan menengelamkan wajahnya didada Jungkook. Nyaman itulah yang Yeri rasakan

"Jadi sampai kapan kau akan memelukku? Kapan kita berkencan?" tanya Jungkook mengusap rambut Yeri

"Sebaiknya kita..." kata Yeri terpotong karna Jungkook

Jungkook menarik kembali Yeri kepelukkannya saat Yeri mencoba melepasnya. Bukan tanpa alasan Jungkook melakukan itu ternyata ada Eunha yang terlihat mengawasi mereka. Jungkook sesekali mencium puncak kepala Yeri sambil menatap tajam Eunha, menujukkan bahwa Jungkook bahagia bersama Yeri. Eunha tidak menyerah begitu saja, dia sekarang malah menunjukkan senyumnya pada Jungkook

"Jung?"

"Hem?"

"Sebaiknya kita pulang."

"Kenapa? Apa kau sakit?"

"Aku ingin istirahat"

Jungkook menatap Yeri, merasakan kalau Yeri menyembunyikan sesuatu padanya. Tentu saja Jungkook sadar mata Yeri begitu sembab.

"Kau menangis" Jungkook mengusap pipi Yeri

Yeri menggeleng

"Jangan bohong Yeri"

Yeri menunduk

"Kita bicarakan di rumah" kata Jungkook mengandeng Yeri masuk ke mobil mereka

Jungkook melirik kearah Eunha sekali lagi dan Eunha masih pada posisinya dengan senyuman di wajahnya
"Sial!" batin Jungkook

------

Jungkook membawa Yeri ke sofa ruang tamu
"Sekarang katakan. Kau ada masalah?" tanya Jungkook

"Ah kemarin aku bertemu dengan kak irene Jung" Yeri mengalihkan pembicaraan

"Kenapa kau menangis?"

"Dia bilang minggu depan cafenya akan dibuka dan kau tau Jung, kopi buatan kak Irene sangan nikmat"

"Yerim.."

"Kak Irene menyuruhku mengajakmu juga. Dan kau tau suasana disana masih sama seperti dulu"

Jungkook tau Yeri sedang mengalihkan pembicaraan dan memilih membiarkan Yeri terus bercerita hal lain. Sejak dulu memang Yeri sangat sulit bercerita masalahnya pada orang lain.

"Ada lagi" tanya Jungkook

"Ahh dan satu hal lagi, berkasmu masih ada padaku"

"Berkas? Apa?"

"Berkas materi yang Dahyun berikan dulu"

"Kau membawanya?"

"Hemm"

"Kenapa kau bawa. Aku tidak ada niatan kembali Yer"

"Jung.." panggil Yeri sedikit ragu
"Bisakah kau menemuinya" lanjut Yeri

"Apa maksudnya?"

"Bisakah kau bertemu Eunha" jawab Yeri tegang

"Apa?"

"Eunha ingin bertemu denganmu.."

"Yerim, kau itu kenapa. Memang apa alasanmu menyuruhku menemuinya?"

Yeri diam

"Jawab aku Yerim"

"Eunha bilang kau tidak mau kuliah karna dirinya makaya dia mau menjelaskan sesuatu padamu"

"Dan kau percaya itu, Yerim?"

"Tentu saja Jung, lagipula apa salahnya. Siapa tau saat Eunha membujukmu keputusanmu berubah Jung"

Jungkook mengusap wajahnya "Yerim, kan ada kau. Kau bisa membujukku"

"Aku? Jung, jangan bohong. Aku sudah beberapa kali mengatakkannya padamu tapi apa kau tetap menolak kan!"

"Aku menyuruhmu membujukku bukan menyuruhku"

Yeri terdiam mencerna sesaat apa maksud dari perkataan Jungkook tadi. Jujur Yeri masih tidak paham apa yang ada dikepala Jungkook

"Bujuklah aku Yerim. Katakan sesuatu padaku"

Yeri masih diam karna bingung bahkan Yeri terus menggaruk lehernya yang tidak gatal sama sekali

"Aku masih bingung dengan apa yang kau maksud. Aku harus mengatakkan apa?

"Katakan sesuatu yang membuatku senang Yerim"

Yeri mengerjapkkan matanya "Jung..." kata Yeri pelan

"Hem?" Jungkook terus menatap Yeri

"A-aku.." Yeri tidak berani menatap Jungkook dan matanya melihat kemana-man

"Katakan.." Jungkook masih menatap Yeri



Bersambung...

(JUNGRI) POSESIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang