Chapter 20

2.1K 181 11
                                    

YERI POV

Dia, satu sekolah denganku tepatnya sekolah menengah pertama, termasuk siswa yang menjadi bahan bullyan siswa lain. Hanya itu yang aku tau.

Aku tidak mengenalnya, bahkan dulu aku tidak tau siapa namanya, hanya satu kali kami saling berbicara dan aku menyesali keputusanku yang dulu menghampirinya ditaman. Sangat menyesal.

Saat itu aku melihatnya di bully habis -habisan oleh siswa lain apalagi tidak ada perlawanan darinya, dia hanya menunduk dan pasrah atas perlakuan siswa lainnya. Saat itu aku memutuskan mengabaikannya tapi aku terus melihat kejadian itu terus menerus entah apakah kebetulan atau memang takdirku harus melihatnya. Kali ini berbeda, aku melihatnya di tampar oleh siswa yang lumayan populer di sekolah kami namanya Kim SoHyun. Awalnya aku masih menduga-duga kenapa Sohyun yang terkenal sangat baik dan perhatian menampar siswa itu tapi kudengar dari temanku Yoojung kalau siswa itu menyukai Sohyun, lantas dimana salahnya? Jika Sohyun tidak menyukainya kenapa dia harus menamparnya? Tidak adil. Begitulah pemikiranku saat itu.

Dihari lain aku melihatnya di taman hari dimana aku menyesali takdirku. Dia hanya diam, sendiri dan menunduk. Yang aku tau, pasti tidak ada siswa yang mau berteman dengannya dan berbagai pertanyaan muncul begitu saja di kepalaku hingga aku memberanikan diri menghampirinya.

Ku taruh banana milk kesukaanku yang baru saja ku beli di sampingnya, aku terus melihatnya tapi dia masih menunduk bahkan menoleh saja tidak.

"Wah ternyata seragam kita sama! Apa kau satu sekolahan denganku?" tanyaku yang memberanikan diri memecah kesunyian saat itu.

Dia tidak menjawab. Sama sekali

"Siapa namamu? Namaku Kim Yerim"  aku mengulurkan tanganku bermaskud mengajaknya berkenalan. Jujur saat itu aku memang belum tahu siapa namanya

Dia masih diam dan menunduk, entah karna takut denganku atau memang dia tidak tau bagaimana menanggapi situasi ini secara dia memang tidak punya teman.

"Kau tau didunia yang sulit ini pasti akan ada orang yang memahami dan percaya padamu, jangan terlalu menutup dirimu sekarang" kataku yang entah darimana pikiran itu muncul

"Mungkin juga tidak semudah yang kukatakan tapi pikirkanlah hanya tentang hal-hal yang indah dalam hidupmu." lanjutku

Aku sesekali melihatnya, masih sama dia tidak merespon akhirnya aku beranjak dari dudukku dan berniat meninggalkannya.

"Pikirkanlah apa yang baru saja kukatakan, aku duluan" aku melambaikan tanganku meskipun tidak ada respon darinya

Hanya sampai itu. Hanya itu saja, tapi aku tidak tau dia akan menjadi seperti itu.

Dia..
Dia..

YERI POV END

------

"Kau yakin masih ingin kembali kekampus?" tanya Jungkook yang mengenggam tangan Yeri

Yeri mengangguk

"Haruskan aku menyelinap masuk ke mata kuliahmu?"

Yeri menggeleng "Aku baik-baik saja Jung, kau tidak perlu berlebihan"

"Kau yakin? Tidak... Kalau begitu aku akan menunggu diluar kelasmu!"

"Jung..."

"Yerim" Jungkook menatap Yeri "Aku terlalu gila jika tidak melihatmu, biarkan aku bersamamu"

Deg..
Perkataan Jungkook mengingatkan Yeri pada masa lalunya.

(JUNGRI) POSESIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang