Pagi ini Renatta diantar ke sekolah oleh Papa nya, ya karena jarang jarang ia diantar oleh papa nya.
"Belajar yang rajin, jangan berbuat ulah" Perintah Arif.
"Siap pah!" Jawab Renatta bersemangat dan setelah itu menyalami tangan papa nya.
Hari ini Renatta tidak telat, sepertinya ada kemajuan dari hari hari sebelumnya.
"Oit" Sapa Martian.
"Eh anj—" Reflek Renatta karena terkejut, namun mulut nya langsung dibekap oleh Martian.
"Muka cantik, tapi omongan nya gak cantik!"
Lalu buru buru Renatta melepas tangan Martian.
"Haduh tangan lo bau azab nih!" Kesal Renatta kepada Martian.
"Enak aja! Lo kali bau azab" Balas Martian sewot. Namun tidak ditanggapin oleh Renatta, karena menurutnya itu tidak penting dan yang lebih penting adalah ia harus cepat menaruh tas nya di kelas dan langsung baris di lapangan.
"Buru buru amat neng!" Goda Martian.
"Ck! Bacot. Gue mau upacara nih, jangan memperlambat deh!" Sewot Renatta dan memukul lengan Martian.
"Aduh! Iya iya maaf"
Lalu setelah itu Martian sudah tidak mengikuti Renatta lagi.
"Syukut deh tuh curut gak ngikutin gue"
Setelah sampai di kelas ia mendapat sapaan dari Amanda,"Oi! Pagi pagi udah bete aja tuh muka"
"Serah gue lah"
"Ih judes! Udah lah ayo kita ke lapangan"
"Ya" Balas Renatta setelah ia mengambil topi sekolah berwarna abu abu dari dalam tas nya.
***
"Tanpa penghormatan balik kanan bubar, jalan!" Seru Pak Joko selaku kesiswaan.
Lalu semua murid SMA Pelita Harapan langsung bubar dan berjalan menuju kelas nya masing masing. Namun lain hal nya dengan Renatta, Amanda, dan Kelvin yang memilih untuk duduk dulu di pinggir lapangan, karena pasti nya tangga sedang ramai sekali.
"Eh lo sejak kapan ngikutin kita berdua?" Tanya Amanda yang baru saja sadar karena sedari tadi ternyata mereka bukan berdua, tetapi bertiga.
"Sejak gue pacaran sama mbak Irene" Balas Kelvin berlebihan.
"Hah Irene? Irene red velvet maksud lo?"
"Iya lah!"
"Yeuu mauan banget maemunah!"
"Yeee sirik aja lo bambang!"
"Ssttt!! Udah ah, napa jadi pada bacot. Mending kita ke kelas aja, udah sepi tuh" Potong Renatta, karena malas mendengarkan perdebatan unfaedah dari Amanda dan Kelvin.
Lalu mereka pun langsung bangun dari tempat mereka duduk dan menaiki tangga, Renatta yang berjalan di depan sedangkan Kelvin dan Amanda di belakang nya.
Dengan otak jahil nya, Kelvin pun sengaja berjalan mendahului Amanda dan berhenti mendadak.
"Aduh! Kelvin bangsat!!" Teriak Amanda dan tak didengar oleh Kelvin, karena si pelaku sudah berlari secepat mungkin dari tempat kejadian.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄𝐍𝐀𝐓𝐓𝐀
Teen FictionBukan kisah tentang cowok dingin, bad boy, atau geng motor. Tetapi menceritakan proses kembali nya hubungan yang belum selesai. HAPPY READING!🖤 ⓒunviserve, 2O19